Chapter 14 - Kita yang Patah

121 9 0
                                    

Semua murid kelas sebelas IPS 3 sudah bersiap untuk pulang, karena jam pelajaran telah usai dari beberapa menit yang lalu. Sorak-sorai memenuhi seisi kelas, bahagia menyambut bel yang sebentar lagi akan berbunyi.

"Apa lo!" ujar Gea yang tak sengaja melihat ke meja Elle, yang saat itu tengah memperhatikannya.

"Apaan, sih, lo!" cibir Elle.

Sebenarnya banyak yang menyukai Elle, karena kepribadiannya yang dikenal dengan best attitude. Namun, itu hanya berlaku di luar kelas saja, berbeda dengan teman-teman sekelasnya yang kurang menyukai perempuan itu.

"Mau mata lo gue colok?" jawab Gea sambil mengangkat tangan yang tengah menggenggam satu buah pena.

"Eh, Fay. Abis ini jangan dulu pulang ke rumah, ya," ujar Gea, yang terlihat sudah mengabaikan Elle saat ini.

"Kenapa?" tanya si empu, seraya memasukkan beberapa alat belajarnya.

"Seperti biasa," jawab Gea yang mendapati anggukan dari Fayolla.

Seperti biasa adalah, di mana mereka berdua akan pergi ke sesuatu tempat untuk sekadar menenangkan segala pikiran yang sudah lelah, karena seharian telah bekerja keras. Tak hanya itu, pasti ada alasan lain kenapa Gea mengajaknya pergi.

"Pas jam istirahat pergi ke mana?" tanya Fayolla tanpa menatap, gadis itu masih sibuk dengan kegiatannya. Sedangkan Gea sibuk bermain dengan ponselnya.

"Atap."

Beberapa detik kemudian, bel pulang pun berbunyi membuat para murid berhamburan keluar dari ruangan yang mereka anggap seperti tempat yang sangat membosankan. Namun, tidak berlaku untuk murid yang senang belajar.

Langkah kedua gadis itu mengayun keluar dari kelas, diikuti beberapa murid lainnya. Setelah keluar dari kelas, ia melihat seorang laki-laki yang saat ini tengah berdiri di dekat tiang dengan posisi yang menghadap ke arah lapangan.

"Ngapain, Kak?" tanya Fayolla menghampirinya.

"Nunggu kamu," jawab laki-laki yang bernama Arsen, si Ketua Osis.

Seantero SMA Taruna Bangsa sudah tahu, kalau laki-laki tampan dengan kulit putih itu menyukai Fayolla sejak lama. Mereka terlihat dekat sejak Fayolla mengikuti ekskul musik pada kelas sepuluh lalu, tetapi sekarang dia sudah jarang terlihat lagi, karena Fayolla memutuskan untuk keluar.

Namun, meski gadis itu sudah keluar dari kegiatan ekstrakulikuler tersebut, keduanya masih kerap kali bertemu satu sama lain, meski hanya Arsen yang sering menemuinya. Laki-laki itu tahu, tidak ada kejelasan untuk hubungan mereka berdua, karena Fayolla yang tak kunjung memberinya kepastian.

"Fayolla mau pergi bareng gue, Kak." Gea tidak tinggal diam, ketika Arsen mencoba mengambil waktu Fayolla darinya.

"Sebentar, kok, Ge," jawab Arsen, lalu dia menarik tangan Fayolla, menjauh dari Gea beberapa langkah.

"Kemarin pergi ke toko buku, terus gak sengaja liat ini," ucap Arsen tanpa berbasa-basi.

"Jadi?"

"Buat kamu. Ada beberapa kalimat yang aku tandai di buku itu. Baca sampai selesai, ya."

Fayolla mengangguk, lalu tersenyum. Tentu saja, dia akan membacanya hingga selesai, karena buku tersebut merupakan novel yang beberapa hari lalu ia cari. Namun, gadis itu tak menemukannya kerena buku tersebut sedang tidak ready stock.

Monochrome! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang