Fayolla berlari mengikuti langkah seseorang itu, tak memedulikan Gea yang terus memanggilnya dari kejauhan. Langkah Fayolla semakin cepat—membuat Gea tertinggal jauh dari belakang sana, gadis itu benar-benar menulikan telinga dan hanya fokus kepada laki-laki yang dikejarnya tersebut.
"Fayolla!" Tak hentinya Gea memanggil nama gadis itu, tetapi Fayolla hanya menolehnya sebentar, lalu pergi.
Di depan sana Fayolla berpapasan dengan Regan dan ketiga temannya. Namun, gadis itu hanya melewatinya begitu saja, laki-laki bertopi itu berhasil menarik perhatian Fayolla hingga gadis itu mengabaikan orang-orang sekitarnya.
"Ada apa lagi?" tanya Radit ketika ia berpapasan dengan Gea yang saat ini sedang mengejar Fayolla—sahabatnya.
"Gak tahu, dia langsung pergi lagi begitu tiba di kelas," jawab Gea.
"Lo gak sempat nanya, dia mau ke mana?" tanya Regan.
"Katanya ada laki-laki yang pake topi manggil nama dia. Tapi gue gak liat siapa-siapa," terang Gea kepada empat laki-laki itu.
"Coba lo inget-inget lagi." Revano ikut bersuara.
Gea menghela napasnya, lalu berkata. "Mata gue gak siwer, Revano. Tadi cuma ada Dani doang, kok, gue yakin. Anak-anak pun gak ada yang liat orang itu," jelas Gea.
"Gila kali, ya, temen lo itu! Kalo ketemu sama ... siapa, sih, yang berantem sama dia tadi?" tanya Reksa.
"Reno."
"Anjir, iya bener!" pekik Gea, sambil menepuk jidatnya.
Gea tak mengingat sampai sejauh itu. Kalau Fayolla bertemu dengan Reno lagi, itu akan menimbulkan permasalahan baru di antara keduanya, ditambah lagi Reno sangat marah ketika Fayolla memukul wajahnya. Kini, Gea berlari menyusul Fayolla, meninggalkan R4 yang masih diam di tempat.
"Lo berdua ikutin mereka. Nanti kalau ada guru yang masuk, gue izinin lo semua," ujar Radit.
"Harus banget emang?" tanya Regan, lagi pula ini di sekolah, kalaupun Reno sampai berbuat hal diluar nalar, pasti banyak saksi yang akan melihatnya.
"Kita 'kan gak tahu, apa yang bakalan terjadi. Antisipasi aja, Re." Reksa bersuara.
"Kalo dipikir-pikir, tuh anak nyusahin juga, ya," desis Revano. Padahal mereka tidak terlalu akrab, tetapi kenapa dirinya harus ikut terlibat ke dalam permasalahan Fayolla si gadis aneh itu.
Regan pun mengerti, lalu laki-laki itu pun mengambil langkah—menyusul kedua gadis tersebut, diikuti Revano dari belakang. Kini, langkahnya berhenti tepat di belakang Fayolla, bersama Gea dan juga Revano.
Mereka mendengar ketika Fayolla berteriak, tetapi entah kepada siapa. Di sana tidak terlihat satu orang pun kecuali dirinya, Gea, Revano, dan Fayolla. Mereka terdiam, ketika Fayolla mulai bertanya 'lo siapa?' padahal penglihatan mereka amat sangat jelas, bahwa di sana tidak ada siapa-siapa.
Regan pun mengambil langkah, menghampiri Fayolla. "Lo ngomong sama siapa?" tanya Regan, yang berhasil menarik perhatian gadis itu.
"Lo gak liat dia?" tunjuk Fayolla. Namun, laki-laki itu sudah tak lagi ada di hadapannya.
"Siapa?" Gea ikut maju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monochrome! [END]
Ficțiune adolescenți"Memangnya kenapa kalo lo hidup di antara hitam dan putih? Lo cuma perlu mewarnainya, jangan malah menjadikannya abu-abu." - Regan Adelio Abian Di saat semua anak perempuan menganggap ayah adalah cinta pertamanya, tetapi tidak untuk Fayolla. Banyak...