Chapter 31 - Promise for you!

87 5 0
                                    

Setelah selesai mendiagnosa, Maira perlahan mulai menjelaskan apa itu DID (Dissociative Identity Disorder) dan bagaimana cara mengatasi penyakit tersebut. Hari ini, kemungkinan Fayolla akan menghabiskan waktunya bersama Maira, Irene, dan juga Regan, karena gadis itu tak mau pergi sebelum dia benar-benar mengetahuinya secara detail.

Sebenarnya, cukup rumit untuk menjelaskan penyakit tersebut, karena itu semua mencakup pada pembahasan pragment yang ada dalam pemikiran si pengidap. Jadi, tidak ada satu patokan khusus bagaimana kondisi DID tersebut.

"Beberapa hari terakhir ini, aku sering melihat laki-laki. Namanya Darren, tapi orang-orang gak bisa lihat dia, apa mungkin dia alterku?"

Regan mengangguk—menyetujui ucapan Fayolla. Lalu berkata, "Beberapa hari yang lalu, Fayolla juga ngenalin dirinya sebagai Darren."

Kedua sikut Maira bertumpu pada meja, wanita yang usianya selisih satu tahun lebih tua dari Irene itu pun menaruh sepenuh minatnya pada pembahasan dua remaja itu—Fayolla dan Regan.

"Kebanyakan dari mereka (penderita DID) ini tidak bisa melihat alternya, mereka tidak tahu. Bahkan, mereka gak tahu kalau mereka ini memiliki kepribadian ganda, itulah kenapa salah satu gejala orang berkepribadian ganda mengalami semacam amnesia, makanya disebut dengan disosiasi."

"Kalau begitu, apa mungkin aku berhalusinasi?"

"Bisa jadi, atau mungkin saja kamu memang benar-benar bisa melihatnya, karena biasanya alter tersebut memiliki gambaran tersendiri, punya visual tersendiri atas tubuh fisik dia. Jadi, apa yang dia lihat itu bukan tubuh fisik kamu—selaku si pemilik tubuh utama."

Jadi, siapa yang dia lihat itu?

"Maksudnya?" tanya gadis itu, yang masih belum sepenuhnya mengerti.

"Misal, si alter ini perempuan, dia merasa rambutnya panjang. Nah, dia melihatnya panjang juga, itu sesuai visual yang dia lihat padahal tidak nyata. Mungkin lebih mirip seperti DTD atau Dissociative Trance Disorder, DTD itu bahasa Indonesia adalah kesurupan." Maira menjeda ucapannya.

"Gini, loh, Fay. Misalnya ada orang kesurupan kuntilanak katanya, terus dia sisir rambutnya atau belai-belai rambutnya yang panjang padahal orang itu laki-laki. Nah, DTD sama DID itu hampir sama, bedanya DTD itu sementara alternya, sedangkan DID itu lama bertahannya dan pragmennya juga lebih kuat," sambung Irene. Lalu, diangguki oleh Maira.

Setelah mendengar penjelasan yang cukup detail mengenai apa itu kepribadian ganda, Fayolla pun akhirnya mengerti. Mungkin ini memang sudah kehendak Tuhan, meskipun jauh dari dalam hatinya ia tidak bisa menerima kenyataan yang sudah Tuhan gariskan untuknya.

"Apa aku bisa sembuh?" tanyanya lagi.

"Sampai saat ini, belum ada obat yang dapat menyembuhkan kepribadian ganda secara total. Namun, saya akan memberikan kamu obat dan menyarakan metode psikoterapi untuk mengurangi intensitas gejala yang timbul," jawabnya.

Setelah itu, Maira memberikan obat anti-depresan dan juga obat penenang untuk meredakan gejalanya. Karena kepribadian ganda sering kali disertai masalah kejiwaan lain, seperti depresi dan gangguan kecemasan.

"Untuk ke depannya saya akan membuat jadwal pertemuan lagi. Jadi, sebaiknya kamu bicarakan hal ini kepada orang tua kamu, karena peran keluarga juga sangat penting untuk membantu kamu dalam menjalani psikoterapi." 

Monochrome! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang