3.

2.1K 212 20
                                    

Dua minggu berlalu setelah insiden ngamuknya Jendra yang ingin memelihara harimau. Naren yang pagi-pagi sekali sudah berada di apartemen Yasmine bersama dengan Zidan dan Fabian yang kebetulan menginap diunit apartemen Naren untuk menumpang sarapan nasi goreng andalan Yasmine.

"Dek, lo cepet cari suami lagi deh. Kasian gue sama lo apa-apa ngurusin sendiri" Ucap Zidan yang asik dengan sarapan nya, berbeda dengan Fabian yang justru terdiam sengaja untuk melihat bagaiman respon Naren dengan ucapan Zidsn barusan.

Terdengar batuk-batuk dari saudara Naren yang tersedak tak percaya sang sahabat menyuruh Yasmine untuk menikah lagi. Naren pun melotot tak terima.

"Nanti kak, aku masih fokus sama kerjaan ku dan Jendra" Jawab Yasmine abai dengan Naren yang kesusahan karena tersedak, untung saja Fabian dengan sigap memberikan segelas air putih untuk sahabatnya. 

"Tapi kan--"

"Udah udah lagi sarapan juga" Sela Fabian yang tidak tega melihat Naren yang terlihat nelangsa. Dilihat dari wajah Naren masih menyimpan harapan pada hubungan mereka berdua. Walaupun lebih besar gengsinya.

"Galak amat pak" dengus Zidan kesal. Kemudian Zidan kembali berhenti makan nya sejenak "tapi dek lo jangan nikah dulu deh"

Yasmine menatap kakak nya dengan ekspresi bertanya. Heran dengan bujang lapuk dihadapan nya ini tadi menyuruh untuk menikah kembali sekarang dilarang.

"Hehehe dulu lo ngelangkahin gue dek, masa sekarang gue di langkahin lagi. Harga diri gue bisa tercoreng"

Naren yang memang sudah bete kepada Zidan hanya diam. Kemudian ia berdiri menghampiri sang putra  ia memutuskan dengan membawa sepiring nasi gorengnya itu. Dan duduk bersebelahan bersama sang putra tercinta. Entah mengapa pembahasan ini membuat suasana hatinya terasa sangat sesak.

Padahal ia sudah berusaha keras untuk melupakan mantan istri nya tersebut. Sulit sekali rasanya mengontrol ketika hati dan otak tidak sejalan.

"Ayah, aku mau antel sekolah lagi sama Ayah sama Bunda ya" Ucap Jendra sambil menarik ujung kemeja ayah nya yang sedang asik termenung.

"Ayah dengelin aku gak??" Tetap  tidak ada tanggapan dari Naren. Jendra pun menarik nafas bersiap "AYAH !!!"

Yasmine menghampiri putranya  "Jendra jangan bentak-bentak ayah dong. Gak sopan" tegur sang bunda.

Naren mengerjapkan matanya dan tersadar dari lamunan nya. "Ayah dengelin aku gak sih?"

"Aaa- i--iya sayang kenapa?" Naren menyimpan nasi goreng di nakas kamar puttranya

"IH AYAH ! "

"Jendra bunda bilang apa?" Tegur Yasmine kali ini dengan sedikit penekanan.

Jendra menunduk "Iya maaf bunda" Jendra pun mengangguk.

Naren pun merasa tidak enak, putra nya menjadi terkena amarah Yasmine hanya karena masalah sepele "Maafin ayah ya sayang.. Ajen mau apa?"

Jendra masih menunduk dan pundak nya bergetar kecil kemudian terdengar isakan kecil dari tubuh putra nya. "Ajen kenapa nangis sayang. Ayah minta maaf ya..." Naren memeluk putranya sayang. Tidak lupa mencium pelipis putra nya.

"A--ayahh"

"Hmmm"

Jendra menatap ayahnya"Mau ikut ayah aja"

Naren pun menjauhkan tubuhnya memastikan permintaan putranya. "Mau ikut ayah kerja?"

Jendra pun mengangguk, dan menoleh ke arah Yasmine dengan wajah merasa bersalah.

"Gak papa?" Tanya Naren kearah Yasmine.

Yasmine pun menghela nafas kemudian mengangguk.

"Yaudah yuk. Kita berangkat sekarang ke rumah sakit"

Second Chance(?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang