Setelah 9 hari lama nya ia berada di luar kota akhirnya Yasmine bisa bertemu dengan buah hati nya.
"Bunda!!" Teriak Jendra dari kejauhan sambil berlari menghampiri bunda nya. Meninggalkan sang ayah yang kaget melihat sang putra berlari sangat kencang di tengah stasiun Bandung yang ramai ini.
"Jangan lari-lari sayang nya bunda" Yasmine berjongkok memeluk putra nya. Sambil sesekali mencium kepala putra nya dengan sayang.
"Bunda nih. Ajen kan kangen bunda" Ajen terlihat enggan melepaskan pelukan bunda nya saat Yasmine ingin berdiri.
"Sebentar sayang, kita cari kursi dulu biar Ajen gak pegel" Yasmine menatap putranya yang terlihat merajuk.
"Hei kenapa? Udah ketemu bunda kok cemberut gitu?" Naren datang dengan pakaian casual. Berdiri tepat di hadapan Yasmine dan Jendra yang sedang merajuk.
Naren terlihat tampan. Dan akan selalu terlihat tampan. Lagi-lagi Yasmine merasa kesulitan untuk move on dari mantan suami nya itu, apalagi pakaian yang digunakan Naren saat ini adalah kado yang ia berikan di perayaan Naren berulang tahun yang ke 24 tahun.
"Hei.. Yas kok bengong?" Naren sedikit menyentuh pundak mantan istrinya itu yang terdiam.
"Ha-hah? E-engga kok."
"Ajen kenapa?"
Seakan teringat dengan pertanyaan mantan suami nya, Yasmine kembali memeluk Jendra "Maafin bunda ya sayang. Bunda juga kangen sama Ajen. Tapi kan lebih enak lagi kalau pelukan nya sambil duduk"
Perlahan Jendra membalas pelukan bunda nya. Dan bersandar nyaman di dada sang bunda. Naren hanya menatap interaksi ibu dan anak itu namun matanya tidak sengaja menatap pergelangan kaki Yasmine yang terlihat membengkak. Pantas saja mantan istri nya ini hanya menggunakan sandal jepit saja.
"Kaki kamu lecet ya?"
"Sedikit"
Naren berdecak "Mana ada sedikit. Orang itu memar banget." Naren berjongkok lalu menyentuh sekitar pergelangan kaki Yasmine. "Ajen, kita langsung pulang ya. Kasian itu bunda kaki nya sakit. Harus cepet di obatin"
"Apa yang sakit bunda?" Jendra berjongkok menatap kaki bunda nya. Kemudian mendekati kaki bunda nya seraya meniup kan nya di kaki Yasmine.
"Udah Ajen tiup. Nanti sembuh bunda" Ucapnya pada sang bunda. Yang mana hal kecil itu membuat Yasmine sangat terharu.
"Ayo ayah kita pulang."
Naren menahan Yasmine lantas membawakan koper dan tas Yasmine agar mantan istrinya lebih mudah untuk berjalan. Sedangkan Yasmine dan Jendra berjalan di depan nya.
🌸🌸🌸🌸🌸
"Ajen udah tidur?"
Yasmine mengangguk kemudian berjalan menuju dapur untuk memasak. Namun langkahnya langsung di sabotase oleh Naren.
"Istirahat aja Yas. Malam ini aku yang teraktir makan"
"Habis dapet rezeki nomplok kamu?"
Naren mengangguk pelan, "Anggap aja gitu"
"Ish Kamu aneh banget A"
Naren menatap Yasmine "Aneh kenapa?"
"Gak deh." Yasmine duduk di sofa menghadari tatapan dengan Naren.
Naren terkekeh ditempatnya "Idih kamu tuh yang aneh"
Entah mengapa Yasmine merasa belakangan ini Naren terlihat berbeda dari biasanya.
Biasanya Naren selalu menatap dengan sinis. Atau sindiran-sindiran halus tentang pot bunga ia lontarkan.
Tapi sudah satu bulan ini sikap Naren sangat berbeda. Ia seperti melihat Naren saat masih menjadi suami nya. Saat dimana ia masih tidak menyadari bahwa Naren tidak pernah mencintai nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance(?)
FanfictionMenceritakan Yasmine seorang janda satu anak yang bercerai dengan mantan suaminya yang notaben nya adalah sahabat kecilnya sendiri. Sudah tiga tahun berlalu, hingga kini alasan mengapa wanita itu menggugat cerai suami nya masih misterius. Meski beg...