Kalau menurut kalian pagi pertama setelah Yasmine dan Naren resmi menjadi suami istri lagi akan diberikan ketenangan? Oh tentu tidak! Sebab manusia bernama Zidan pagi-pagi sudah datang membawa serta pasukan nya.Naren yang berniat akan kembali tidur bersama istrinya setelah subuh pun batal. "Apartemen ini bukan panti sosial btw" Naren menatap kakak iparnya dan sudah mengeluarkan cengiran yang menyebalkan andalan nya.
"Aduh maaf deh penganten baru. Sekarang kan hari minggu. Olahraga dong ah adik ipar"
"Si Zidan ini emang ga ngotak! Masa jam 4 udh gedor-gedor apartemen gue?" Bian mendengus sambil menyandarkan tubuhnya di sofa.
Tidak jauh berbeda dengan Bian yang sedari tadi mengumpat, Ravi pun bahkan ingin sekali menghajar Zidan saat itu juga "Ada apa sih, Jing? Kalau gak penting lo beneran gue hajar ya!" Tanya Ravi yang wajah nya tampak masih sangat mengantuk.
"Olahraga bersama dong bestie-bestie supaya sehat." Balas Zidan yang masih dengan senyum cerah nya. Lalu netranya menatap penampilan Naren yang masih menggunakan sarung dan kaus rumahan tidak lupa rambutnya yang masih terlihat sangat basah "Widih adik ipar habis keramas pagi-pagi ya. Rambut nya masih basah"
"Gapapa dong perkara keramas doang. Masa gak boleh" Balas Bian dengan senyuman menggoda menatap Naren.
Naren mendengus "Apaan sih! Gak jelas lo pada"
Tiba-tiba apartemen mereka berbunyi. Persis saat Yasmine keluar dari kamar. Lalu wanita itu berjalan menuju pintu untuk melihat siapa yang datang.
"Loh Kak Vani!" Yasmine terpekik melihat tamu yang datang. Rupanya Vania datang dengan membawa beberapa plastik belanjaan.
Yasmine segera membantu Vania yang tengah kesusahan membawa banyaknya kantung belanjaan. Lalu mempersilahkan wanita itu masuk ke dalam unit apartemen nya.
"Loh, Yang kamu ngapain?" Tanya Bian terheran melihat sang istri yang datang sambil membawa beberapa belanjaan. Seingatnya wanita itu sedang menyetrika baju.
Vania menatap suaminya "Tanya aja sama sahabat kamu" tunjuk Vania kearah Zidan.
Dari meja makan Yasmine menatap kakak nya yang menyebalkan itu. "Abang jangan aneh-aneh deh."
Zidan menoleh menatap adiknya "Aneh-aneh apa sih dek? Orang gue kaga ngapa-ngapain. Gue cuma pengen ngumpul aja. Secara kita semua udah nikah semua. Biar pasang-pasangan"
"Sianjir gak jelas banget. Bini gue di rumah tuh" Dengus Ravi.
Bel apartemen kembali berbunyi kali ini yang membuka kannya adalah Naren. "Loh kalian kesini juga?" Sapa Naren menatap para istri dari sahabatnya. Gia dan Karenina.
Kedua nya mengangguk "Iya nih kak aku di chat sama Bang Zidan disuruh nyusul kesini." Balas Karenina.
Naren kemudian mempersilahkan kedua nya masuk. Lalu melihat oknum bernama Zidan yang sedang asik bermain game di ponsel nya.
"Kamu nyasar kesini juga Yang?" Tanya Ravi pada istrinya.
"Iya tadi katanya aku disuruh nyusul"
Naren kembali duduk di karpet. Lalu Netra nya melihat jam di dinding masih menunjukkan pukul lima lewat lima belas pagi. Sejujur nya pria itu masih sangat mengantuk mengingat semalam ia dan istrinya tidur lebih malam dari pada biasanya.
"Nih Yas.. kita udah beli bahan masakan buat sarapan sesuai request abang kamu" Vania menyerahkan beberapa kantung lagi yang di bawa Karenina dan Gia.
"Bang Zidan mah suka kebiasaan. Semaunya sendiri. Maafin abang aku ya" Yasmine menatap tidak enak pada Karenina dan Vania.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance(?)
FanfictionMenceritakan Yasmine seorang janda satu anak yang bercerai dengan mantan suaminya yang notaben nya adalah sahabat kecilnya sendiri. Sudah tiga tahun berlalu, hingga kini alasan mengapa wanita itu menggugat cerai suami nya masih misterius. Meski beg...