31.

1.6K 157 26
                                    

Dua minggu berlalu sejak Naren kembali mempersunting wanita kesayangan nya. Yasmine. kegiatan mereka pun tidak banyak yang berubah. Naren disibukan dengan operasi-operasi setiap hari nya. Lalu sang istri juga tengah disibukan dengan persiapan uas untuk mahasiswa nya.

Setiap pagi Naren masih rutin untuk mengantar jemput istrinya di kampus. Namun ada kala nya Naren terlambat menjemput istrinya dan betapa kesalnya Naren saat melihat sang istri yang lagi-lagi sedang berdiskusi dengan Sunan.

"Aiishhhh Si bangsat masih aja ya. Gatel banget!!!" Naren mendengus menatap Sunan dari jauh.

Dengan kesal Naren berjalan memasuki lobi fakultas dan langsung menghampiri Yasmine yang masih tidak menyadari kehadirannya.

"Sayang"

Yasmine menoleh saat mendengar suara suami nya.

"Loh Aa udah sampe?"

Naren hanya mengangguk dengan ekspresinya yang datar, hal itu membuat Yasmine merasa heran. Perasaan saat di telpon tadi suara suaminya sangat ceria. Kenapa sekarang suami nya menjadi sedikit jutek?

"Yasudah Pak Sunan rasanya sudah tidak ada yang perlu di diskusikan lagi. Saya pamit duluan pak" Yasmine berdiri lalu  menggandeng lengan suami nya sambil menatap Sunan dengan santai.

"Besok kita diskusikan lagi ya Bu."

Yasmine kembali menoleh "Sebelumnya mohon maaf pak, besok weekend saya paling anti kerja saat weekend. Weekend itu saat saya menghabiskan waktu samaa suami dan anak saya" Yasmine berusaha tersenyum meski dalan hati gondok nya setengah mati. Sejak pria itu pulang bertugas dari Malang sebagai perwakilan kampus Sunan masih saja gencar mendekatinya. Padahal pria itu sangat tahu bahwa Yasmine sudah menikah dengan Naren.

Disisi lain Naren masih berakspresi datar namun dalam hatinya menertawakan perubahan ekspresi Sunan yang menjadi pias saat Yasmine menyebut dirinya sebagai suami.

Yasmine menatap suaminya "Ayo sayang"

Naren pun tersenyum mengejek kearah Sunan sambil merangkulkan lengan nya pada bahu istrinya. "Kami duluan pak" Pamit Naren sedikit jutek.

"Aa.."

"Hmm"

"Capek ya?" Tanya Yasmine pelan

"Engga"

"Lain kali jangan maksain kalau capek" Yasmine menatap suaminya yang sedari tadi terdiam. Wanita itu menyangka jika sang suami tiba-tiba berekspresi sedatar itu karena Naren yang kelelahan bekerja dan harus menjemput dirinya di kampus yang mana letaknya berlawanan arah dengan rumah sakit tempat suaminya praktek.

Naren menatap sang istri lalu mengecup dahi nya sekilas "Aa yang pengen sayang" balas Naren datar.

"Tapi Aa kok diem aja? Marah ya?"

"Gak papa. Kita langsung jemput Ajen kan?"

Yasmine mengangguk kaku. Ternyata suami nya lupa, padahal kemarin suami nya telah berjanji untuk mengantarkan nya berbelanja bulanan karena persediaan makanan mereka di kulkas sudah habis.

Sepanjang perjalanan hanya keheningan yang menyelimuti keduanya. Sejak rujuk inilah kali pertama Naren kembali jutek kepada istrinya.

Yasmine tiba-tiba merasa dejavu dengan sikap Naren yang tiba-tiba berubah kembali dingin.

Saat sampai di rumah orang tua Yasmine pun Naren langsung memasuki rumah besar itu dan meninggalkan istrinya yang sedang terheran-heran menatap pria itu dari dalam.

Yasmine jadi merasa bersalah pasti suaminya itu kelelahan karena harus mengantar jemput setiap hari hal itu lah yang membuat mood sang suami berantakan.

Second Chance(?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang