Setelah sampai di apartemen Yasmine langsung membawa putra nya yang tertidur di kamar bernuansa biru milik bocah tengil itu. Awalnya Naren pikir istrinya akan kembali tidur dengan putranya disana seperti delapan hari kebelakang.Namun setelah memastikan Jendra tidur dengan nyaman Yasmine justru masuk ke dalam kamar mereka dan segera bersiap-siap untuk tidur.
masih dengan rambutnya yang basah seraya mengeringkan rambutnya dengan handuk netra nya menatap sang istri yang tengah sibuk mengaplikasi kan skincare di wajah nya.
Setelah selesai Yasmine mulai merebahkan tubuhnya di kasur lalu secara spontan Yasmine membelakangi suaminya yang tengah berusaha membuka pembicaraan diantara mereka.
Mati-matian Naren menahan tangan nya agar tidak memeluk istrinya. Tapi seperti nya bapak Narendra ini benar-benar sudah tidak bisa lagi menahan rasa rindunya yang kian menggunung.
Perlahan Naren memajukan daksanya lalu menyingkirkan guling bergambar elsa di tengah-tengah mereka, secara perlahan tangan nya ia jatuhkan ke pinggang sang istri. Membuat Yasmine yang sudah mulai tertidur kembali bangun.
Perlahan Naren menarik daksa istrinya dengan lembut agar sang istri lebih masuk kedalam dekapan nya. Melihat tidak ada tanda-tanda perlawanan dari istrinya membuat Naren semakin mendekap istrinya erat-erat.
"Aa seminggu gak bisa bobo loh, Yang. Sejak nikah sama kamu, Aa suka banget peluk-peluk gini. Gak papa deh kalau masih mau marah juga. Tapi bobo nya tetep sama Aa ya sayang" Naren mengecup kepala istrinya dengan lembut. Naren tahu bahwa istrinya belum sepenuhnya tertidur.
Ia pikir malam ini ia akan tidur lewat tengah malam lagi seperti yang sudah ia lewati selam seminggu ini sejak Yasmine mogok bicara kepadanya. Tapi entah apa yang terjadi tiba-tiba Yasmine kembali tidur di kamar mereka meskipun Yasmine tetap memunggungi suaminya.
Meskipun Yasmine belum mau berbicara padanya, Naren benar-benar tidak mempermasalahkan nya. Yang penting ia bisa tidur bersama Yasmine lagi.
"Sayang.. Aa minta maaf ya suka cemburuan gak jelas sama kamu. Bahkan Aa pernah cemburu banget sama mahasiswa bimbingan kamu. Serius deh, segitu takutnya Aa kehilangan kamu"
Naren melirik sang istri yang matanya masih berkedut tanda kalau istrinya benar-benar belum tertidur. Hal itu membuat Naren terkekeh gemas pada istrinya.
Tidak berselang lama Naren menguap perlahan matanya mulai terpejam namun sebelum benar-benar tertidur Naren mengecup kening sang istri dengan mesra "I love you sayang nya Naren"
Yasmine masih tetap berada di posisi pura-pura tidurnya. Wanita itu benar-benar sudah tidak bisa menahan senyum nya lagi. Perlahan Yasmine membuka matanya lalu mendongak melihat wajah suami nya yang sudah tertidur pulas.
Kantung mata Naren yang menghitam, kulit yang tampak pucat, dan pipi nya yang semakin tirus membuat Yasmine merasa bersalah, terhitung sudah delapan hari Yasmine benar-benar tidak mempedulikan suami nya. Selama itu pula Naren mengurusi diri nya sendiri termasuk dalam hal makan pagi dan malam.
Yasmine merasa telah menjadi istri yang egois terhadap suami nya. Karena keegoisan nya sang suami benar-benar tidak terurus dengan baik.
Tapi di sisi lain Yasmine juga tidak bisa membohongi dirinya sendiri betapa kecewa nya ia kepada sang suami. Sudah tidak pulang semalaman, tidak ada kabar apapun membuat wanita itu khawatir bukan main kepada suaminya semalam suntuk.
Ditambah paginya wanita itu menemukan foto-foto yang membuat perasaan nya semakin tidak karuan. Alhasil saat suami nya pulang dan bermaksud minta maaf karena tidak pulang tanpa babibu lagi Yasmine langsung menyemburkan amarah nya pada Naren.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance(?)
FanfictionMenceritakan Yasmine seorang janda satu anak yang bercerai dengan mantan suaminya yang notaben nya adalah sahabat kecilnya sendiri. Sudah tiga tahun berlalu, hingga kini alasan mengapa wanita itu menggugat cerai suami nya masih misterius. Meski beg...