12.

2.1K 193 71
                                    

Setelah staycation di Villa selama 4 hari 3 malam berakhir, mereka melanjutkan aktivitas nya seperti biasa. Para dokter disibukan oleh pekerjaaan nya, begitu pula para eksekutif muda yang kembali disibukan dengan meeting dan meeting.

Namun ada yang berbeda dengan Naren. Nampak nya bapak anak satu itu punya kegiatan baru yaitu mengganggu mantan istrinya.

Dan yang lebih membuat Yasmine terkejut adalah Naren tidak akan segan-segan memeluknya. Atau selalu mengusap kepala nya lembut disertai senyuman dan tatapan yang dalam.

Bahkan saat masih menjadi suami nya saja Naren terlampau jarang untuk sekedar memeluknya.

"Masak apa Yas?"

Yasmine melirik Naren dengan sinis. "Bisa dilihat ini masak apa ya?"

Naren terkekeh geli "Biasa aja dong sis jutek amat" tidak lupa Naren mencolek pipi mantan istrinya itu.

"A kamu tuh semenjak pulang dari vila bener-bener aneh deh."

"Aneh kenapa?"

"Pertama aku liat kamu nangis di mobil waktu kita habis dari farm house terus yang kedu--"

"Kapan aku nangis? Ngga tuh. Itu mah kelilipan. Kamu gak pernah kelilipan ya?"

"Idih gak ngaku. Aku liat sendiri kamu nangis-nangis sambil bawa mobil."

Naren pun mengalah sudah kepalang basah. Sejujurnya saat itu ia lupa kalau tepat di sebelah nya ada Yasmine.

"Ck, oke yang kedua apa?"

"Semenjak aku liat kamu nangis-nagis kamu jadi usil. Kamu kerasukan setan di villa ya kok jadi usil sama aku? Kamu gak pernah kaya gini loh"

Naren melotot lebar "Enak aja. Mana ada kerasukan. Yang ada abang kamu noh yang kerasukan kelamaan jomblo"

"Kamu juga jomblo"

"Gak usah diperjelas dong ah." Naren merajuk pada mantan istrinya itu. Sejujur nya ia juga bingung dengan dirinya sendiri. Sebab sifat usil itu keluar dengan sendirinya. Tanpa ia buat-buat.

Jendra datang dari kamar nya membawa kandang lala dan lolo "Ayah.. kok pagi pagi ada disini?"

"Ayah kan kangen sama Ajen. Makanya ayah ada disini." Jendra pun mengangguk tidak lupa kandang kelomang nya ia simpan di kursi meja makan nya. Kemudian ia mendekati ayah nya seraya memeluknya

Naren dengan sayang memangku putranya itu yang terlihat menggemaskan dengan baju kebesaran nya yaitu kaus dalam berwarna putih dan celana dalam begambar Elsa pemberian Aji "Tumben gak main sama bagong?"

"Heemm tadi Ajen liat bagong nya masih bobo."

Naren mengangguk "mungkin dia kecapean karna setiap hari dituntut buat akrobat sama kamu Jen" sahut Naren pelan agar putranya tidak dengar. Bisa panjang urusan nya nanti. 

Tanpa Naren sadari pemandangan itu tidak luput dari perhatian Yasmine, ia juga sebenarnya cukup kaget melihat mantan suaminya sepagi ini sudah berada di unit apartemen nya.

"Nih sarapan dulu. Ajen turun dulu. Biar Ajen duduk dikursi Ajen"

Jendra menatap ibunya dengan bibir nya mengerucut "Ajen mau sama Ayah, bunda."

"Ayah juga perlu makan sayang. Susah loh nanti nya kalau sambil pangku Ajen"

Namun putra nya menggeleng malah semakin mengeratkan pelukan nya pada sang ayah. Naren gemas bukan main. Sebenarnya ia tidak merasa keberatan jika ia harus memangku putra nya meskipun akan ia akan kesulitan nantinya.

Namun poin nya adalah mereka harus mendisiplinkan Jendra termasuk saat makan.

"Duduk dikursi Ajen yah sayang. Ayah gak kemana-kemana kok. Hari ini ayah libur. Duduk dan makan sendiri ya? Mau?" Naren berusaha membujuk putranya yang masih merajuk.

Second Chance(?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang