47.

1.7K 154 36
                                    

Satu minggu sebelumnya....

Sudah terhitung 20 menit Yasmine duduk di kloset kamar mandinya dengan jantung yang berpacu kencang. Sepasang matanya menatap lurus-lurus pada sebuah alat deteksi kehamilan yang ia letakkan di atas sebuah wadah kecil yang berisi  air seni miliknya,  untuk membuktikan praduga nya selama ini apakah dirinya kembali mengandung atau tidak.

Pasalnya sudah hampir satu bulanan Yasmine merasa tubuhnya cepat kelelahan, meski berbeda dengan kehamilan pertamanya yang merasakan mual ditengah malam. Tapi sekarang ia merasakan perut nya selalu kembung.

Dan belakangan ini wajah nya selalu terlihat pucat, tapi secara kondisi fisik Yasmine merasa baik-baik saja walaupun memang tidak sekuat sebelumnya. Siklus menstruasi nya pun tidak lancar, dan terhitung hampir dua bulan Yasmine tidak datang bulan. Ia pikir karna memang dirinya sedang stress dan banyak pikiran.

Seperti masalah dengan atasannya di kampus, di kampus nya juga ia banyak dibenci oleh rekan-rekan ngajarnya. Apalagi mahasiswa bimbingan nya yang dijegal secara terang-terangan pada sidang skripsinya. Belum lagi saat sang suami mengetahui hal-hal yang menimpa nya di kampus  dan ikut mendiami nya selama berhari-hari karna tidak suka dengan keputusan dirinya yang saat itu keliru, dan hal itu semua membuat Yasmine semakin stress yang menyebabkan tidak datang bulan selama hampir dua bulan ini.

Yasmine juga belum memberitahu suaminya dan juga keluarga besarnya mengenai kemungkinan dirinya yang kembali mengandung setelah lima tahun berlalu sejak anak pertamanya lahir. Alasan tidak buru-buru memberi tahukan kabar itu khawatir jika itu hanya sebuah harapan kosong belaka.

Namun sebagai wanita yang pernah mengandung, Yasmine tentu sangat bisa mengenali ciri-ciri kehamilan pada dirinya meskipun belum tahu benar atau tidak.

Dan saat ini, Yasmine benar-benar merasa  gugup sekali untuk melihat hasil di alat yang sedang ia pegang itu.

"Bismillah, apapun hasilnya ini yang terbaik" Yasmine sedari tadi bergumam seraya  menarik napas nya dalam-dalam untuk mengusir rasa gugup yang mendera nya. "Ini cuma test aja. Gak sesuai pun gak papa. Banyak kesempatan buat ikhtiar lagi"

Yasmine tentu saja tidak perlu merasa khawatir seandainya hasil alat deteksi kehamilan nya itu negatif. Itu artinya kalau dirinya dan sang suami bisa fokus membesarkan Jendra yang sudah memasuki TK besar.

Setelah sibuk menguatkan dirinya sendiri, akhirnya Yasmine memberanikan diri untuk melihat hasil dari alat yang berbentuk pipih berwarna biru itu. Tiba-tiba Yasmine menahan napas nya bahkan hingga melotot selebar mungkin agar membaca hasilnya dengan seksama, dan memastikan kalau dirinya tidak salah membaca indikator pada alat digital itu.

Disana terdapat tulisan 'pregnant  beserta indikator mengenai usia kehamilannya dari layar alat itu.

Setelah beberapa saat Yasmine hanya bisa terpaku seraya memandangi hasil test kehamilan yang cukup membuatnya terkejut, ternyata di alat itu dinyatakan bahwa Yasmine tengah mengandung dengan usia kandungannya sudah 7 weeks. Yasmine menahan tangis bahagia nya, dirinya tidak sadar bahwa calon anak kedua nya ternyata sudah selama itu didalam perutnya.

Mungkin suaminya saat ini masih disibukan dengan pakaian nya untuk bersiap-siap berangkat ke rumah sakit tempat sang suami bekerja. Tiba-tiba Yasmine mendadak skeptis apakah dirinya harus memberitajukan kabar bahagia ini sekarang juga? Bagaimana jika respon Naren sama seperti enam tahun silam yang meragukan bayi diperutnya itu bukanlah anak Naren? Pikiran itu membuatnya semakin meragu.

Tidak. Suaminya sekarang berbeda dengan sikap suaminya yang dulu. Suaminya saat ini sudah mencintainya, memperlakukan dirinya seperti ratu, dan selalu memperioritaskan dirinya diatas segalanya. Termasuk pekerjaan nya sebagai dokter.

Second Chance(?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang