"Ayah jadikan antel aku sekolah?" Tanya Jendra disuatu pagi yang cerah, sarapan bersama dengan kedua orangtua nya yang masing-masing sudah siap untuk bekerja.
Walaupun sudah bercerai walau bagaimana pun juga putra mereka tidak boleh kehilangan moment sarapan bersama dengan kedua orangtuanya.
"Iya ayah anter, kamu makannya yang banyak ya.."
Jendra mengangguk sebagai jawaban. Lalu matanya mengamati sang bunda yang selalu terdiam jika ia makan bersama sang ayah. Biasanya bunda nya ini sangat bawel entah kenapa setiap ada kehadiran sang ayah bundanya ini selalu asik sendiri dengan dunia nya atau sesekali hanya tersenyum tipis jika Jendra bertanya. Atau yang lebih parah ya sudah pasti berdebat dengan ayahnya.
"Bunda antel aku juga kan?" Yasmine tersenyum dan mengangguk "Iya sayangnya bunda, tapi Jendra mau pake mobil bunda atau ayah?"
Kening Jendra berkerut dalam "Kenapa mobilnya ga balengan aja bunda? Kan kulsi di mobil ayah kan banyak"
Belum sempat Yasmine menjawab Naren pun mengintrupsi "Bunda pake mobil ayah"
Yasmine pun reflek menoleh kearah Naren dengan ekspresi seolah bertanya "Kenapa ngomong gitu?"
Yang ditatap justru hanya mengedikkan kedua bahu nya tak acuh. Kembali konsentrasi dengan sarapan nasi goreng kesukaan nya sejak menikah dengan Yasmine.
"HOLEEEEE NANTI AKU PULANG NYA MAU SAMA AYAH SAMA BUNDA JUGA YA"
"Jendra jangan teriak-teriak sayang. Dijemputnya sama Bunda aja yaa.. ayah kan ada operasi kasian nanti pasien nya kalau ayah jemput Jendra"
Jendra terdiam mungkin benar juga apa kata bunda nya. Pasien harus cepat-cepat diobati seperti joko kucing kesayangan Jendra yang mati karena tidak cepat-cepat dioperasi "Oke bunda. Tapi habis dari sekolah kita kemana bund?"
"Kita ke kampus bunda aja ya.."
"Bukan nya sekarang kamis ya? Biasanya kamu kosong jadwal ngajarnya?" Tanya Naren pada wanita dihadapan nya.
"Iya lagi pada ujian semester jadi aku harus standby disana takut-takut ada soal yang mereka ga paham" Naren pun mengangguk. Ini sudah satu tahun lama nya mereka saling berbicara normal tidak seperti biasanya sindiran-sindiran yang selalu keluar dari mulut keduanya.
Dulu setelah bercerai kedua nya saling menghindari, terutama Naren yang terlihat marah besar kepada mantan istrinya. Sampai saat ini pun ia masih sangat sebal jika teringat akan alasan istrinya melayangkan gugatan perceraian yang membuatnya tidak habis pikir adalah hanya karena Naren tidak sengaja menabrak pot berisi bunga lily kesukaan mantan istrinya itu. Sangat tidak masuk akal menurutnya.
Waktu terus berjalan tidak baik jika Naren dan Yasmine selalu beradu argumen yang tidak tahu tempat. Dulu ia lebih baik menghindar sejauh mungkin dari Yasmine. Harga dirinya benar-benar terusik dan membuatnya emosi jiwa dan raga apabila ia melihat sang mantan istri. Dari pada teriak-teriak kepada mantan istrinya itu lebih baik menghindar saja. Kasihan sekali putra nya jika selalu melihat perdebatan kedua orangtuanya itu.
Sudah begitu karena alasan perceraian nya juga yang sangat freak, menjadikan nya ia bahan bullyan para sahabatnya. Terutama Zidan yang setiap hari hingga detik ini masih saja meledeknya.
"Ayah, aku mau beli kaset anna yang baru ya"
"Kamu kok kaya om kamu sih suka banget sama anna"
"Om aji yang ikutin aku suka anna"
"Hahaha mana ada orang lahirnya om kamu duluan"
🌸🌸🌸🌸🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance(?)
FanfictionMenceritakan Yasmine seorang janda satu anak yang bercerai dengan mantan suaminya yang notaben nya adalah sahabat kecilnya sendiri. Sudah tiga tahun berlalu, hingga kini alasan mengapa wanita itu menggugat cerai suami nya masih misterius. Meski beg...