28.

1.6K 149 30
                                    

Melihat kedua orang tua nya yang sedang bersanding di kursi pelaminan membuat bocah kecil yang masih menggunakan jas mini ini mencebik. sebab sedari tadi bocah kecil itu selalu dilarang untuk menemui kedua orang tuanya oleh paman-paman nya.

"Ajen mau bunda.." Jendra menatap Bian yang sedari tadi menggendongnya kesana kemari.

Bian meringis menatap bocah itu yang terlihat memelas kepada papi nya "Sama Papi aja ya.. nanti papi beliin tas baru gambar olaf deh. mau gak?"

"Tapi Ajen kangen bunda sama ayah, papi.." Jendra terlihat berkaca-kaca menatap papi nya. sepertinya Jendra mengantuk maka nya ia mencari bunda nya.

Bian menatap istrinya yang sedang berjalan kearahnya. "Yasmine aman sayang? Ini Ajen rewel banget pengen ketemu ayah bunda nya"

Vania tersenyum menatap Jendra yang benar-benar terlihat sedih menatap kedua orangtua nya dari jauh.

"Yaudah Ajen mau sama mami gak? kita samperin bunda nya Ajen" Vania mengusap rambut bocah lucu itu yang berkeringat.

Jendra mendongak-an kepala nya menatap Bian "Mau sama mami.."

Lalu gendongan berpindah. Kepala Jendra bersandar pada bahu mami nya entah mengapa bocah itu merasa sedih sebab sejak tadi pagi ia benar-benar dicueki oleh kedua orangtuanya.

Yasmine yang melihat Vania menggendong Jendra langsung berdiri ingin menghampiri dan menggendong putranya. namun ditahan oleh Naren karena gaun nya yang panjang membuat wanita itu kesulitan untuk berjalan. "Biar Aa aja Yang" Lalu Naren menghampiri Vania untuk meraih Jendra di gendongan nya.

"Sorry ya Van, jadi ngerepotin lo berdua sama Bian."

Vania terkekeh geli "Apaan sih lo Ren gitu aja minta maaf. Kayaknya Ajen ngantuk makanya rewel nyari ibu nya. nanti kalau udah tidur panggil kita aja ya.." Lalu Vania berlalu menghampiri sang suami.

"Aduh sayang nya ayah lemes banget sih.."

Jendra menatap ayah nya berkaca-kaca "Ayah.. Ajen sedih ayah sama bunda cuekin Ajen telus. Ajen kan ndak nakal "

Naren tersenyum sambil mendekap putra nya yang sedang sedih sambil berjalan menghampiri istrinya yang terlihat khawatir di kursi pelaminan.

"Maafin ayah ya sayang.. habis ini kita jalan-jalan deh ke pantai. kita main air mau?"

Jendra menatap wajah ayah nya yang hari ini benar-benar terlihat tampan dengan gaya rambut yang ditata rapi tidak lupa dengan tuxedi berwarna navy.

"Ajen boleh main ail banyak-banyak?"

Naren mengangguk "Tapi harus sama ayah terus ya main nya?"

"okie dokie ayah"

Naren sampai dihadapan istrinya "Nih Bunda nya Ajen kangen gak?" Tanya Naren pada putranya.

"Mau ais bunda, Ayah"

Yasmine tersenyum lalu meraih Jendra dari gendongan Naren. "Anak bunda ganteng banget sih sayang.. udah mam kan?"

Jendra mengangguk lucu menatap bunda nya yang hari ini benar-benar cantik dengan Gaun berwarna navy sedana dengan tuxedo yang digunakan ayah nya.

"Mam sama siapa sayang?" Tanya Naren seraya mengelap keringat putranya.

"Sama Oma"

"Ajen ngantuk ya..." Yasmine berdiri bermaksud untuk menina bobokan putra nya seperti biasa namun putranya malah memberontak

"Ndak mau bobo bunda.."

"Loh kirain ngantuk, gak mau bobo aja?" Yasmine mendudukan putranya di tengah-tengah antara dirinya dan sang suami.

Second Chance(?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang