49. [END]

2.8K 164 32
                                    


Sudah beberapa kali Melki memperhatikan gerak gerik Naren yang sedari tadi mengikuti istrinya kemana pun dia berada.

Sejak kedatangan nya tiga puluh menit yang lalu padangan nya tidak lepas dari suami sahabatnya itu. Tolong jangan salah paham, Melki memperhatikan Naren bukan berarti Melki naksir suami sahabatnya itu tapi Melki justru menatap pemandangan yang sangat langka, saking langka nya membuat sekujur tubuh nya merinding melihat Naren yang tidak segan-segan memamerkan  kemesraan nya dengan Yasmine. Bahkan beberapa kali pria itu mencium istrinya di hadapan Melki.

"Om Beta! Kenapa liatin ayah Ajen telus? Om beta suka ya sama ayah Ajen? Jangan tau! Ayah ajen kan puna na Ajen"

Melki yang tersadar pun langsung salah tingkah. "Tidak-tidak. Om Beta kan su punya Julian dan Javio tooo? Om Beta hanya lihat Ajen sangat mirip dengan Ayah eeee"

Yasmine yang hapal gerak-gerik sahabatnya pun ngikik. Bukan hanya Melki saja, bahkan  minggu lalu saat Naren dan Yasmine datang ke acara reuni kampus mereka banyak sekali yang terkejut dan tidak menyangka kalau Naren yang sekarang terlihat sebucin itu pada Yasmine. Soalnya bukan rahasia lagi kalau Yasmine si gadis barbar yang selalu di marah-marahi oleh Naren di fakultas kedokteran  akhirnya berhasil menaklukan seorang Narendra yang mirip dengan kulkas dua pintu.

"Ayah, Ajen mau mamam es kim. Boleh ya? Mamam nya balengan sama Juli sama Japi kok. Ajen ndak pelit, kan halus bagi-bagi."

Naren pun mengangguk dan menggandeng putranya menuju dapur. "Julian sama Javio boleh makan es krim kan?" Tanya Naren pada Melki.

Melki mengangguk "Boleh-boleh abang"

"Ayo adik Julian sama adik Javio kita makan es krim bareng Abang" Ajak Naren lembut pada kedua anak Melki yang masih tampak malu-malu.

Perlahan mereka berempat pun menghilang menuju dapur tempat dimana mereka akan memakan es krim sambil menonton tv.

"Mingkem dong Melki. Naksir sama suami gue ya?" Goda Yasmine pada Melki yang masih memperhatikan suaminya yang berjalan menjauh.

"Kaka nona, su sangat terkejut sekali melihat perubahan abang bird."Melki memperlihatkan bulu di tangan nya yang berdiri. "Lihat kakak nona bulu sa su berdiri. Merinding melihat abang bird." 

"Ngaco! Emang suami gue hantu apa?" Dengus Yasmine geli tidak lama wanita itu pun kembali ngikik.

"Tapi kakak nona, su sangat lega akhirnya kakak nona bisa memetik kesabaran kakak nona dulu. Sa sangat berharap kakak nona selalu bahagia bersama keluarga kecil kakak nona"

Yasmine pun tersenyum mendengar ucapan sahabatnya yang sudah kebapakan. "Makasih ya Melki.. lo selalu ada buat gue. Apalagi lo sering mau gue jadiin mata-mata di depan fakultas Aa dulu" 

"Sama sama kakak nona, tapi sa masih terkejut sekali. Bagaimana bisa?"

Tiba-tiba pikiran Yasmine langsung menerawang ke tujuh tahun lalu "Dulu waktu sebelum cerai, gue gak banyak berharap bakal di kasih perhatian sama suami gue. Karna lo tau sendiri suami gue kelewat cuek sama gue sebagai istrinya. Sampe gue mikir mau sampe kapan gue harus bertahan sama rumah tangga yang hanya gue yang berjuang."

"Pengen banget pisah tapi apa alasan nya? Gue ga bisa tiba-tiba ninggalin Aa gitu aja. Tapi di satu sisi gue pengen ngerasain di sayang sama suami, dan selalu berharap suami gue bakal berubah. Sampe detik dimana gue nemu alasan yang pas buat minta cerai sama dia. Tapi alasan itu bener-bener nyakitin gue luar dalem. Gue denger sesuatu yang ternyata gue tau alasan suami gue benci sama gue kenapa, padahal lu tau kan gue nyari jawaban itu sulit banget. Tapi Allah tunjukkin semuanya di tahun ketiga pernikahan kita. Waktu itu Jendra belum ada 2 tahun"

Second Chance(?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang