29.

1.6K 156 42
                                    


"Ajen sama aki aja ya bobo nya?" Bima menatap cucu nya yang masih di gendongan sang ayah.

Jendra menatap Aki nya seraya menggelengkan kepala nya "Ndak! Ajen mau bunda"

"Aki beliin celana dalem gambar elsa deh. Mau gak?"

Lagi-lagi putra dari Naren menggelengkan kepalanya.

"Ndak! Cancut Ajen udah banak."

Bima menghela nafas semakin besar, cucu nya ini benar-benar memperlihatkan sifat menyebalkan yang diturunkan oleh putra tengahnya. Zidan.

Ada rasa senang saat Zidan mulai dewasa dan tidak pernah membuatnya sakit kepala. Namun siapa sangka dan sangat tidak diduga bahwa cucu laki-laki satu-satunya ini benar-benar seperti kloningan Zidan.

"Nanti main sama Teteh Shila sama adik Namira. Ajen kan udah lama gak main sama teteh nya Ajen" Bima sengaja menyebutkan cucu nya yang lain agar Jendra mau tidur bersama nya.

"Iya nanti main sama Enin juga. Kita ke kolam renang yang ada perosotan nya"

"Tuh mau ke kolam renang. Tapi bobo nya sama Aki ya"

Jendra terdiam sebentar namun lagi-lagi bocah tengil itu menggelengkan kepalanya.

"No no no. Di kolam lenang banyak ikan hiu na. Ndak mau!"

Yuna dan Pradana menatap sang cucu yang sedang di bujuk oleh besan nya. Baik Yuna maupun Pradana sudah menyerah untuk mengajak Jendra tidur bersama mereka malam ini.

Karena bocah kecil itu memiliki 1001 alasan yang menyebalkan.

Kali ini Yuna membiarkan besan nya yang turun tangan. Sebagai cucu laki-laki satu-satu nya baik di keluarga Pradana ataupun Bima, Jendra ini sangat di diperlakukan khusus. Terkadang sepupu nya lain merasa iri saat Oma atau Enin mereka lebih memperhatikan Jendra.

"Gapapa Pa, Ma, biar Ajen sama kita aja." Naren menatap kedua mertua nya.

"Gak bisa dong kasep! Kalian harus bikin cucu laki-laki buat kita. Bukan begitu Bung Pradana?" Bima menatap besan nya yang duduk bersama istrinya.

"Betul tuh. Cucu ku ada 5 tapi yang laki-laki cuma ada 1." Balas Pradana.

"Tuh dengerin. Kalian kan udah lama gak 'temu kangen' sekarang test drive lah" Bima menatap menantu nya sambil mengedipkan matanya.

"Emang nya mobil segala test drive" Celetuk Zidan yang ternyata sedang duduk bersama istrinya di lobi hotel ini.

"Gausah mulai bang. Kamu mau papa kebiri?" Balas Bima menatap anak tengah nya.

"Dih si Papa masih kemusuhan aja sama Idan"

"Ya iyalah gara-gara kamu si Bejo jadi mati" Bima menatap anaknya sebal. Bejo alias Bertahan Jomblo nama yang awalnya di dedikasikan oleh Papa nya untuk Zidan ini adalah ikan arwana kesayangan nya yang mati karena Zidan membiarkan Jendra untuk memasukan oli pada akuarium milik Bima.

"Ya Allah si Papa kaya Ajen nih pundungan banget."

"Ya kalau kamu gak bilang itu bibit ikan hiu sama Ajen gak bakal tuh oli di masukin ke akuarium"

Naren meringis menatap mertua dan Zidan alias kakak ipar nya berdebat ditengah lobi hotel. Naren mencari keberadaan istrinya yang sedang ke toilet namun tidak kunjung kembali. Naren sudah sangat kelelahan ditambah ia harus menyaksikan perdebatan tidak penting antara anak dan ayah di hadapan nya ini.

"Nanti ikan arwana nya Naren ganti ya Pa.. Maafin Ajen ya Pa"

Bima menggeleng "Gak usah biar si botuna ini yang ganti. Dia kan biang nya."

Second Chance(?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang