17.

2K 195 64
                                    


Akhirnya setelah satu bulan lebih 5 hari Bian berbulan madu, Bian pulang bersama istrinya dengan sehat selamat sentosa.

Hal itu membuat Zidan berlari memeluk sahabatnya saat Bian dan Vania jalan bersama menuju ke poli masing-masing.

"Lo bulan madu apa jadi bolang sih Yan? Lama banget." Zidan mendekap erat Bian sedangkan Vania menatap ngeri tingkah Zidan yang menjadi pusat perhatian para dokter dan perawat yang berlalu lalang.

Seolah tidak peduli kondisi sekitarnya Zidan menggandeng lengan Bian sambil berjalan melupakan Vania yang berjalan sendirian dibelakang.

"Maafin abang aku ya kak" Vania terkejut bukan main saat Yasmine tiba-tiba sudah berada di sebelah nya.

"Ya Allah aku kaget Yas" Vania mengusap dada nya.

"Hahaha Cieee pengantin baru. Lama banget sih bulan madu nya" Goda Yasmine kepada Vania yang memerah.

"Ih apaan sih Yas. Harus nya kamu tuh. Denger-denger kalian balikan?"

Yasmine tersenyum seraya mengangguk. "Tapi aku belum nerima lamaran dia kak."

Vania mengusap lengan Yasmine "Gak papa sayang. Take your time, keputusan apapun yang kamu ambil nanti. Aku pasti dukung"

Yasmine tersenyum menatap Vania "Makasih banyak ya kak."

Vania mengangguk "Eh Ajen mana?"

"Di sekolah"

"Oh, Kamu mau ketemu Naren?"

Yasmine mengangguk " Eh kak Nanti kita sarapan bareng ya? A Naren udah bilang kan?"

"Udah tadi pagi Bian bilang kita sarapan bareng di rumah sakit"

"Kalian janjian mau pergi ya??"

Yasmine tersenyum terlihat sekali wajah nya yang merona dan binar bahagianya sampai membuatnya terpesona. Dan Vania benar-benar bersyukur untuk itu.

"Sekalian berangkat ke TK nya Ajen. Soalnya lagi ada perayaan Hari Ayah"

"Wah seru banget tuh Yas.. aduh kapan ya aku punya yang kaya Ajen?"

"Jangan mau Van. Lo punya anak kaya Ajen depresot nanti. Asli ini mah, testimoni gue sebagai papa nya bener-bener capek. apalagi gue sering di porotin beli kancut elsa" Entah dari mana Zidan ikut mengintrupsi obrolan Yasmine dan Vania.

Yasmine menatap kakak nya galak "Kaya setan aja sih suka tiba-tiba nongol"

"Ya Allah Yas, masa abang dibilang setan sih. Mulut lo kaya si mama banget"

"Hadeuh capek gue. Dan kayaknya lo mah semua yang ada di bumi lo debatin ya. Jangan-jangan kelomangnya Ajen si lala sama lolo lo debatin juga deh" Balas Ravi yang baru datang mencibir kelakukan Zidan yang suah membuat kehebohan di rumah sakit.

"Ayo Yas aku anter ke ruangan Naren biasa istirahat" Vania menarik Yasmine, ia juga sudah jengah dengan kelakuan Zidan.

Melihat istrinya menarik Yasmine membuat Bian tertawa dan mengikuti nya dari belakang,  membiarkan Ravi dan Zidan yang terlibat dalam perdebatan.

Masuklah Vania kedalam sebuah ruangan yang tidak terlalu besar, tempat dimana empat serangkai beristirahat.

Naren yang sedang rebahan di sofa langsung terbangun saat mendengar ruangan nya pintu terbuka.

Lalu masuklah Bian, Vania dan juga Yasmine wanita yang ia tunggu sedari tadi.

"Yuk kita sarapan dulu" Yasmine membuka paper bag nya. Dan mengeluarkan nasi uduk kesukaan Naren dan kawan-kawan. Tidak lupa lengkap dengan bakwan nya.

Second Chance(?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang