Setelah mengantar beberapa penumpang, membuat Lila saat ini tengah bersantai di tempat dimana para driver ojol biasanya beristirahat sejenak.
"Eh Lil, udah dapet orderan berapa kamu?" tanya seorang driver ojol yang umurnya berkisar 40 tahun bernama Pak Agung.
Lila yang saat itu tengah duduk melihat kendaraan berlalu-lalang, lantas mengalihkan atensinya kepada Pak Agung. "Eh Pak, berapa ya? Nggak terlalu banyak sih, kalau Bapak?" tanya balik Lila.
Pria itu tampak menghela nafas pelan, dan mengukir senyum tipis. "Ya seperti biasa lah."
Lila yang mengerti itu hanya mengangguk kecil sembari tersenyum. Hening keduanya sama-sama diam, menikmati bunyi suara klakson para pengendara yang melintas, hingga Lila kembali bersuara membuat Pak Agung menatapnya lagi. "Bapak nggak makan dulu?"
Pria itu melirik jam terlihat sedikit tua yang bertengger manis di tangannya. "Ini Bapak bentar lagi langsung pulang,"
"Oh gitu," jawab Lila sembari menganggukkan kepalanya.
Ting!
Lila yang mendapati notifikasi di ponselnya lantas segera mengecek, terlihat dia mendapatkan orderan makanan dari restoran yang tidak jauh dari tempatnya beristirahat.
"Pak, Lila ada orderan. Kalau gitu, Lila pamit dulu ya." ucap Lila yang kini tengah kembali memakai jaket ojolnya, tidak lupa ia memakai helm lalu memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya. Pak Agung mengangguk seraya tersenyum tipis.
Lila dengan cepat menuju tempat Stepen terparkir, lalu menyalakan motornya itu.
Tin! Tin!
Klakson Lila kepada Pak Agung, di balas acungan jempol oleh pria itu.
Tidak butuh waktu lama, Lila sudah sampai di restoran yang customernya pesan. Segera ia masuk dan menuju tempat pemesanan.
"Permisi Mbak, saya mau pesan. Sesuai ini codenya," ucap Lila seraya memperlihatkan ponselnya.
"Sebentar Kak, saya catat dulu." ucap pelayan tersebut dan segera mencatat code yang tertera pada ponsel perempuan itu. "Sudah Kak, Kakak bisa tunggu dulu disana." lanjutnya seraya menujuk kursi tunggu, Lila hanya mengangguk mengiyakan lantas melangkahkan kakinya untuk duduk di tempat yang disediakan.
Sembari menunggu pesanan datang, Lila memainkan game yang berada di ponselnya untuk mengurangi bosan.
***
Sementara itu Anza dan juga Gori yang sudah sampai di restoran, segera memesan makanan. Gori memilih untuk mencari tempat duduk, sedangkan Anza yang menunggu pesanan.
Setelah pesanan jadi, segera Anza melangkahkan kakinya menuju meja tempat dimana Gori berada. Karena tidak terlalu memperhatikan jalan, dan juga banyak anak kecil yang berlarian membuat nampan yang berisi makanan dan minuman tersebut tumpah mengenai seseorang.
Seseorang yang sedang duduk damai sembari memainkan ponselnya itu tersentak kaget, saat dirinya terkena tumpahan makanan dan juga minuman.
"ASTAGA! KALAU BAWA ITU YANG BENER DONG!" bentak orang tersebut menatap pakaiannya yang sudah kotor, ia mendongakkan kepalanya menatap orang yang berani-beraninya menumpahkan makanan tersebut.
"LO?!" teriaknya spontan, Anza tak kalah terkejut ketika orang yang terkena tumpahan makanan tersebut adalah ojol sinting tadi pagi.
"Lo ceroboh banget sih jadi orang! Liat, baju gue jadi kotor kan?!" kesal Lila menatap Anza tajam.
"So-sorry," hanya itu yang bisa Anza katakan.
"Sorra sorry gigi lo! Emang dengan permintaan maaf lo itu, bisa buat baju gue jadi bersih lagi?!" nyolot Lila sembari menatap nanar bajunya yang sudah kotor dan juga sangat lengket.
Anza menaikkan satu alisnya, dirinya juga sudah meminta maaf, lagi pula ia tidak sengaja! Sungguh! Dan tidak bisakan perempuan itu berbicara dengan nada yang santai? Sangat menyebalkan. "Ya biasa aja dong, kan saya udah minta maaf. Kalau Mbak, mau ganti rugi. Oke saya ganti, emangnya berapa sih harga baju Mbak. Pasti cuma lima belas ribuan kan?" sinis Anza.
Lila yang kesal tambah di buat geran dengan ucapan meremehkan pria itu. "Lima belas ribu congor lo! Bapak harus ganti rugi sebesar lima ratus ribu," ucap Lila sembari tersenyum miring.
Anza membulatkan matanya terkejut, yang benar saja! "Eh, nggak bisa gitu dong. Pemerasan ini namanya," ucap Anza tidak terima.
"Katanya lo mau ganti rugi, gimana sih! Kalau nggak mau tanggung jawab yaudah," kesal Lila. Memang semua pria itu sama saja!
"Ya nggak harus lima ratus ribu juga kan," Anza masih mencoba untuk membuat perempuan itu mengurangi jumlah uang ganti rugi tersebut.
"Eleh, banyak cincong lo. Tinggal kasih duit aja ribet amat," jengah Lila. Tinggal buka dompet, ambil uang warna merah lalu berikan kepadanya, semudah itu! Kenapa semua pria itu selalu mempersulit keadaan?!
Kejadian itu tidak luput dari pandangan pengunjung yang ada di restoran tersebut. Gori yang melihat itu segera menghampiri sahabatnya itu dan melerai perdebatan antara dua manusia tersebut.
.
.
.
.Jangan lupa bintangnya maniezht.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kepincut Ojol Cantik
Short StoryBaru di revisi sebagian. Masih BANYAK TYPO di sengaja ataupun tidak, jadi... tandai aja! *** Cerita konyol pertemuan antara Naila atau biasa di panggil 'Lila' perempuan tangguh dan pekerja keras, yang berkerja sebagai drivel ojol. Dan juga Arkanza a...