Bayu & Kanara - Permen Rasa Kaki

2.8K 340 2
                                    

Maap gais, sebenernya udh mau up dari kemarin.

Tapi ada suatu masalah, y gt deh.
Saya jg lagi sibuk nugas soalnya, hehehe.

Yaudin langsung baca aj ysy.
.
.
.
.

Di malam hari, Kana yang bosan memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar sembari menenangkan pikiran.

Tidak sengaja ia melihat penjual gulali kapas diseberang jalan, membuat matanya berbinar cerah.

"AWAS!" teriak seseorang ketika melihat sebuah truk melaju dengan kencang menuju arah perempuan tersebut.

Dengan sigap seseorang itu menarik tangan Kana, membuat keduanya terjatuh dengan Kana yang berada diatas pelukan seseorang itu.

"Ma-maaf," ucap Kanara cepat dan segera berdiri. "Mas penjual ayam tiren?" lanjutnya saat melihat Bayu yang menolong dirinya.

"Mbak, mau bunuh diri?" sinis Bayu.

"Nggak!" balas Kana ketus.

"Lha terus?"

"Saya mau beli gulali kapas Mas! Tuhh liat," tunjuknya kepada penjual gulali diseberang sana.

Bayu hanya mengangguk kecil. "Kalau mau nyebrang tuh liat kanan-kiri dulu Mbak! Kalau nggak ada saya, Mbak pasti udah tidur tenang dipelukan Tuhan." lanjutnya mengomel.

"Kalau emang bener gitu, kenapa Mas tolongin saya?" tanya Kana mendongakkan kepalanya menatap Bayu.

Bayu yang tidak mengerti ucapan perempuan tersebut hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Maksud Mbak apasih?"

Kana mengalihkan pandangannya sembari menggeleng kecil. "Nggak,"

Bayu mengangkat bahunya acuh dan akan pergi meninggalkan Kana, tapi perempuan tersebut sudah terlebih dahulu mencegahnya. "Apalagi Mbak? Kangen sama saya?"

"Itu, siku Mas lecet. Pasti gara-gara nolongin saya," ringis Kana pelan.

"Udah santai aja Mbak," jawab Bayu.

Tanpa meminta persetujuan Bayu, Kanara menarik tangan pria tersebut dan membawanya duduk dikursi yang ada dipinggir jalan.

"Mas tunggu sini, saya ke apotek bentar." ucap Kana, tapi Bayu lebih dulu mencekal pergelangan tangan perempuan tersebut. "Apa?" tanya Kana dengan satu alis terangkat.

"Udah nggak usah,"

"Tapi nanti bisa infeksi,"

"Nanti saya obatin dirumah aja," Kana yang mendengar itu hanya mengangguk mengiyakan dan segera duduk disebelah Bayu.

"Mbak keluar malem-malem gini nggak takut diculik wewe gombel?" tanya Bayu asal.

Kana yang kini tengah melihat kendaraan berlalu lalang mengalihkan atensinya kepada Bayu yang berada disampingnya. "Nggak, Mas juga kenapa malem-malem gini keluar?"

Bayu mengangkat bahunya. "Bosen aja,"

"Mbak tunggu bentar, jangan kemana-mana." ucap Bayu yang kini sudah beranjak pergi, meninggalkan Kana yang kebingungan.

"Ambil," ujar Bayu yang tiba-tiba muncul dan memberikan gulali berbentuk katak kepada Kana.

"Buat saya?" Bayu mengangguk kecil.

"Makasih!" ucap Kana sembari tersenyum manis, membuat Bayu yang melihat itu juga ikut tersenyum.

"Ngomong-ngomong, kenapa Mas milihin gulalinya bentuk katak?" tanya Kana kepada Bayu yang kini tengah menikmati gulali dengan bentuk babi.

"Biar simple," balasnya.

"Tapi nggak unyuk Mas! Nggak gemes juga!" ucap Kana yang tadinya tersenyum manis semanis gula, kini menatap Bayu kesal.

"Orang tinggal dinikmatin aja, soal bentuk juga nggak merubah cita rasanya."

"Ya-iya sih, ta-tapi 'kan..." Kana menatap Bayu dengan berkaca-kaca.

"Kok Mbak nangis sih?!" ucap Bayu panik.

"Aduh jangan nangis dong Mbak, kalau Mbak mau saya bakal beliin yang bentuk mermed atau nggak dugong." lanjutnya mencoba menenangkan perempuan tersebut.

"Saya mau yang bentuk babi, yang punya Mas itu." tunjuk Kana kepada gulali yang berada ditangan Bayu.

"Lahh? Ini mah jatah saya Mbak, udah dibeliin juga malah ngelunjak!" sinis Bayu dan menyembunyikan gulali tersebut dibelakang badannya.

Kanara yang sudah ancang-ancang untuk menangis seketika terhenti ketika Bayu dengan terpaksa memberikan gulali tersebut. "Yaudah yang kodok biar saya aja yang makan."

"Apa-apaan? Dua-duanya punya saya!" peringat Kana tajam.

"Emang bener-bener ye!" Bayu segera merebut kedua gulali tersebut dan meremasnya hingga tidak terbentuk.

"Hiks... kok gitu?" isak Kana sembari memperhatikan nanar gulali tersebut.

"Adil!" ucap Bayu.

"Hiks... emang ya semua laki-laki itu sama aja!" Kanara menangis sejadi-jadinya, membuat Bayu yang tadinya tersenyum puas seketika harus dibuat panik, bagiamana tidak? Banyak pejalan kaki yang melihat kejadian itu, berbisik-bisik mengatakan yang tidak-tidak tentang dirinya.

"Husttt! Diem Mbak, aduh."

"Hiks... ga-ganti, sa-saya 'kan baru nyicip dikit hiks..."

"Ta-tapi Mbak, uang saya nggak cukup." ucap Bayu sembari menunjukkan uang yang tersisa di kantongannya.

Kana yang masih sesegukan tersebut memandangi Bayu sinis. "Y-ya kalau g-gitu, Mas usaha kek!"

Bayu terlihat memutar otak untuk menuruti permintaan perempuan menyebalkan tersebut, tak berselang lama senyum manis terukir diwajah imutnya. "Mbak tunggu sini."

Kana yang masih kesal hanya diam memperhatikan Bayu menyebrangi jalan dan berhenti ditoko tidak jauh dari sana.

"Nih," ucap Bayu yang kini telah kembali sembari memberikan satu permen bentuk kaki kepada Kanara. "Permen rasa kaki buat Mbak,"

"Ini namanya permen kaki Mas! Bukan permen rasa kaki!" balas Kana ketus sembari mengambil permen tersebut.

"Ya terserah saya dong?" ujar Bayu acuh sembari menjilati permen kaki yang juga ia beli untuk dirinya sendiri.

"Mbak nggak pulang? Udah malem lho ini," lanjut Bayu menatap Kanara yang tengah asyik menikmati permen pemberiannya tersebut.

"Yang bilang pagi siapa?"

"Ck, saya serius Mbak! Apalagi Mbak perempuan, nggak baik malem-malem keluyuran." nasihat Bayu.

"Mas juga kenapa nggak pulang?" tanya Kanara tanpa mengindahkan ucapan Bayu.

"Saya 'kan sebagai lelaki sejati dan pemberani, penegak keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia dan dunia, jadi... saya nungguin Mbak aja. Takut-takut Mbak kebegal,"

"Ribet Mas! Semoga hari Mas selalu indah."

"Aamiin, semoga Mbak juga." Karena pembicaraan mereka yang sudah mulai tidak jelas dan tidak berfaedah, membuat Kanara yang sudah cukup puas menenangkan pikiran, ya meskipun sedikit terganggu karena kehadiran Bayu, memutuskan untuk segera pulang kerumah.

"Mbak mau pulang?" tanya Bayu saat Kanara sudah beranjak pergi.

"Ya! Mending Mas pulang deh, biar nggak disangka gembel." balas Kanara tanpa berbalik dan tetap melanjutkan langkahnya.

.
.
.
.

Hai gais, kembali dengan saya yang imoedzztttt dan menggemaskan.

Pasti you semua pada kangen saya kan? So pasti itu mah, memang saya itu ngangenin.

Maap terlalu banyak mengetik tidak jelas, gas vote dong zeyeng!

Kepincut Ojol CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang