07. Lila dan Bunda

7.8K 906 8
                                    

Setelah kejadian di restoran, membuat Anza dan Gori memutuskan untuk makan siang di kantin kantor.

"Pokoknya lo harus ganti duit gue, dua kali lipat!" ucap Gori kepada Anza yang sedang menyantap makanannya.

"Aelah, kayak nggak tau gue aja sih lo. Bakal gue ganti kok, terus juga gue kan Bos di sini jadi tenang aja."

"Gue Bos di sini, bakal gue ganti. Alah bullshit lo! Palingan juga nggak bakal lo ganti," ucap Gori yang sudah tahu Anza seperti apa. "Gue udah tau akal bulus lo!" lanjut Gori, Anza yang mendengar itu hanya terkekeh kecil.

"Kan lo Sekretaris gue Gor, terus juga lo setiap bulan gue gaji. Itu 'kan berarti nama nya duit lo udah gue ganti kan? Bahkan berkali-kali lipat nggak tuh," Apa yang Anza katakan benar bukan? Jadi apa yang salah?

"Terserah!" muak Gori dan mulai menghabiskan makanannya.

Drttt! Drttt!

Getaran ponsel yang berada di saku celana Anza, membuat kegiatan makan pria tersebut terhenti.

           BUNDA ANZA PALING CANTIK!❤️
     is calling

Segera Anza menerima panggilan telepon tersebut.
"Assalamualaikum Bun, ada apa?"

"Waalaikumsallam Nak, kamu bisa jemput Bunda nggak?" tanya Bunda Kinar di seberang sana.

Anza melirik arlojinya, dan menatap Gori yang masih santai menyantap makanannya.

"Gor, setelah ini ada meeting gak?" tanya nya kepada Gori dan sedikit menjauhkan ponselnya.

"Ada, sekitar 15 menit lagi." jawab Gori setelah mengecek jadwal yang berada di ponsel nya.

Anza mengangguk paham, dan segera mendekatkan ponselnya lagi.

"Gimana Nak?" tanya Bunda memastikan.

"Maaf Bun, Anza sebentar lagi ada meeting." jawab Anza tidak enak.

"Yaudah gapapa, biar Bunda pesen ojol aja atau nggak taxi."

"Iya Bun, sekali lagi Anza minta maaf ya Bun. Bunda hati-hati,"

"Iya sayang, kalau gitu Assalamualaikum."

"Waalaikumsallam," jawab Anza dan panggilan terputus setelah dimatikan oleh Bunda.

Setelah menghabiskan makanannya, Anza dan Gori segera pergi untuk segera menyiapkan persiapan meeting yang akan di mulai.

***

Sementara itu, Bunda Kinar sudah lebih dari setengah jam menunggu taxi tapi tidak ada satu pun yang lewat.

Mengeluarkan ponselnya ia segera memesan ojek online, dan memilih menunggu di halte yang tidak jauh dari supermarket yang ia kunjungi tadi.

"Dengan Ibu Kinar?" tanya seorang driver ojol perempuan, Lila. Kebetulan ia baru saja mendapatkan orderan tidak jauh dari tempat Bunda berada, jadi saat Bunda order ojol, otomatis Lila langsung mendapatkan orderan tersebut.

Bunda Kinar mengalihkan pandangannya. "Iya saya sendiri," jawabnya ramah.

"Silahkan di pakai dulu Bu, ini helm nya." ucap Lila tersebut sembari menyerahkan helm.

Dengan segera Bunda mengambil helm tersebut dan memakainya. "Sesuai aplikasi kan Bu?" tanya Lila tersebut memastikan. "Iya Mbak,"

"Kalau tidak keberatan, barang-barang Ibu bisa saya bawa dulu. Jadi Ibu tidak kesusahan pas naik motor saya." tawarnya di anggukki oleh Bunda Kinar.

"Terima kasih," ucap Bunda saat ia sudah naik ke atas motor.

"Sini Mbak, barang bawaan saya." lanjut Bunda.

"Sudah siap Bu?" tanya Lila memastikan.

"Siap," jawab Bunda di iringi kekehan kecil, membuat Lila tersebut juga ikut terkekeh.

"Udah lama jadi driver ojol Mbak?" tanya Bunda saat diperjalanan.

"Sudah Bu," jawabnya masih dengan pandangan fokus ke depan.

"Kalau boleh tau, namanya siapa?" tanya Bunda sedikit penasaran dan juga supaya tidak terlalu kaku-kaku sekali.

"Lila Bu," jawabnya. Saat ini Lila menjalankan motornya tidak sebar-bar saat bersama Anza, ia juga tidak sebodoh itu untuk membawa penumpang yang sudah berumur dengan kecepatan tinggi.

"Masih muda, cantik lagi. Kok mau jadi ojol yang panas-panasan gini Mbak?" tanya Bunda heran. Pasalnya di jaman sekarang mana ada perempuan yang mau berkerja seperti ini, jarang dan hanya ada 1 atau 2. Bunda cukup salut dengan kegigihan perempuan cantik seperti Lila, lantaran perempuan tidak gengsi sama sekali.

"Ya emang ini yang saya bisa Bu, kebetulan saya cuma lulusan SMA. Jadi nggak tau mau kerja apa," jawab Lila sembari terkekeh kecil. Bunda yang mendengar itu sedikit prihatin, dan membalas dengan senyuman tipis.

Setelah itu perjalanan mereka diisi dengan obrolan kecil, yang membuat Bunda lebih akrab dengan Lila.

***

See you, jangan pelit vote!

Biar aku bahagia vote makanya.

Direvisi
Sab 21 Mei 2022.

Kepincut Ojol CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang