Didalam ruangan rawat tersebut hanya ada kesunyian, lantaran sudah lebih dari 5menit tapi keduanya sama sekali tidak memulai obrolan.
"Jadi?" ucap keduanya bersamaan, membuat Kanara memalingkan wajahnya.
Bayu yang notabene merupakan pria sejati dan tidak mengenal gengsi, lantas berdehem sebelum memulai percakapan bersama calon istrinya, eh! Maksudnya bersama Kanara. "Saー"
"Alasan apa yang buat Mas mau nikahin saya?" potong Kana cepat sembari menatap Bayu.
"Sebenernya gini... saya dipaksa cepet-cepet nikah sama Ibu saya, kalau nggak bakal dijodohin dan saya nggak mau. Maka dari iー"
"Oh... jadi Mas manfaatin saya?" Lagi dan lagi Kanara memotong ucapan pria tersebut.
Bayu menghela nafas panjang. "Mbak... dengerin saya ngomong bentar, jangan dipotong!"
Kanara mendengkus sebal tak urung dia mengangguk kecil. "Jujur bukan karena saya manfaatin Mbak, tapi cuma..."
"Apa?!" sela Kanara tidak sabaran.
Dengan sedikit grogi Bayu memantapkan diri dan juga hati. "Nggak ada alasan, saya pengen nikahin Mbak murni dari hati saya. Meskipun Mbak udah punya anak, cucu ataupun itu, saya bakal tetep nerima Mbak apa adanya."
"Jadi...? Mbak mau menerima lamaran saya buat menjadikan Mbak istri?" lanjut Bayu menatap Kanara serius.
Apakah pria disampingnya itu sungguh dengan kata-kata yang diucapkan? Jujur saja tampangnya membuat Kanara ragu untuk menerima tawaran tersebut, tapi jika dipikir-pikir... pria itu tidak terlalu buruk.
"Em... y-ya, saya m-mau." cicit Kanara pelan tapi masih bisa didengar jelas oleh Bayu.
Refleks karena senang, Bayu langsung memeluk Kanara erat dan membuat perempuan itu membeku seketika.
"E-eh maaf Mbak," ringis Bayu sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.Kanara tak menjawab, perempuan tersebut hanya diam dan terlihat salah tingkah.
***
Sementara diluar ruangan terlihat Bunda, Ayah Abbas, Anza dan juga Lila hanya berdiam diri disana sembari menunggu.
"E-em Bun... e-eh Pak! Aduh," Lila menepuk jidatnya pelan.
Bunda yang baru tersadar akan adanya kehadiran Lila lantas mendekati perempuan tersebut. "Lho, kamu kesini sama siapa?"
Lila tersenyum kikuk. "O-oh, i-itu Bun... sama dia!" tunjuknya kepada Anza.
Bunda hanya mengangguk pelan.
Lila yang bingung berbuat apa lantas mendekati Anza dan berbisik. "Psstt! Pak! Saya pulang aja ya, nggak enak kalau disini."
Anza yang tengah duduk bersidekap dada dengan menyenderkan kepalanya dikursi tunggu sembari memejamkan mata, lantas menarik tangan Lila untuk duduk disampingnya. "Disini aja,"
"Ta-tapi Pak,"
"Diem." karena kondisi Anza yang tidak seperti biasanya, membuat Lila mau tak mau harus menuruti perintah pria tersebut.
Tidak lama setelah itu, Bayu keluar dengan wajah berseri-seri membuat Lila dan yang lainnya segera menghampiri.
"Gimana?" tanya Ayah Abbas yang sudah tidak sabaran.
"Eitss! Eitsss! Tenang Om-Tante sekalian, Kanara resmi jadi calon istri saya." dengan tengil Bayu menyugar rambutnya kebelakang sembari menyungging senyum manis.
"Kok Kanara mau sih?" celetuk Bunda.
"Ndukun dimana kamu?" kini giliran Anza yang bertanya.
Bayu mengelus dadanya sabar. "Astagfirullah, nasib orang ganteng ya gini nih. Coba Pak Anza sama Tante pikir, mana bisa Kanara nolak saya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kepincut Ojol Cantik
Short StoryBaru di revisi sebagian. Masih BANYAK TYPO di sengaja ataupun tidak, jadi... tandai aja! *** Cerita konyol pertemuan antara Naila atau biasa di panggil 'Lila' perempuan tangguh dan pekerja keras, yang berkerja sebagai drivel ojol. Dan juga Arkanza a...