"Bay! Bay!" panggil Lila kepada Bayu yang tengah asyik melamun dibawah pohon.
"Apa?" balas Bayu tidak bersemangat.
"Lesu amat idup lo! Mikirin utang?" tanya Lila yang kini ikut duduk bersebelahan dengan Bayu.
Bayu menggeleng pelan. "Gue disuruh cepet kawin sama Mak gue."
Lila mengerutkan keningnya mendengar itu. "Ya bagus dong Bay! Kalau bisa sih sekarang aja lo kawin, sama sapi deket lapangan." ucapnya sembari tertawa kecil, berbeda dengan Bayu yang masih tampak murung.
"Ah elah Bay! Nggak usah dipikirin amat, hidup sesuai alur aja." lanjut Lila sembari merangkul pundak Bayu.
"Sebenernya gue sih juga pengen cepet kawin, tapi apa ada yang mau sama gue? Secara 'kan gue orang miskin. Makan aja pas-pasan, tampang juga pas-pasan."
Lila tampak meringis pelan. "Kalau lo mau oprasi plastik ayo! Kita tinggal mungut kresek aja dijalan, banyak kok."
"Gue serius Lil!" tekan Bayu, membuat Lila terdiam.
"Ya mau gimana Bay? Emangnya kalau lo nurutin apa mau Mak lo, emang ada calon? Paling juga banci pengkolan," Lila yang dilirik Bayu tajam seketika langsung menutup mulutnya.
"Kalau gue nggak nikah sampai bulan depan, terpaksa gue bakal dikawinin sama si Ajeng." ucap Bayu putus asa.
Lila membulatkan mulutnya seketika. "Ajeng? Ajeng anaknya Bu Yayuk? Yang kalau ngomong suka melet-melet itu 'kan?" Bayu mengangguk lesu.
"Bantuin gue dong Lil, gue nggak mau nikah sama Ajeng." pinta Bayu memelas.
"Gue bantuin dzikir sama doa aja deh," balas Lila pelan.
Lama terdiam dengan pikiran masing-masing, Bayu menatap Lila dengan senyum manisnya. "Lo aja yang nikah sama gue!"
Lila seketika melototkan matanya dan beranjak berdiri sama halnya dengan Bayu. "Gila aja lo Bay! Nggak mau!"
"Plis Lil, kita 'kan udah lama temenan nih."
"Bukannya ape-ape ya Bay, gue udah nganggep lo kayak Abang sendiri."
"Gue juga udah nganggep lo kayak Adek gue sendiri, tapi... ashh! Udahlah pusing gue!" ucap Bayu sembari mengacak rambutnya frustasi.
Lila menepuk pundak Bayu pelan. "Doa aja, sholat, minta sama yang diatas. Moga aja jodoh lo cepet dateng."
***
"Nih Za, berkas-berkas yang lo minta." ucap Gori sembari menyerahkan berkas yang ia bawa kepada Anza.
"Udah lo cek semua? Aman?" tanya Anza memastikan sembari membuka berkas-berkas tersebut.
Gori mengangguk pelan sembari menyenderkan punggungnya. "Rencana mau kapan?" tanya balik Gori.
"Dua minggu lagi, atau nggak minggu depan."
***
Saat mengantarkan penumpang, Lila harus memberhentikan motornya ketika melihat segerombolan pemuda yang tengah tawuran.
"Ck, ini nih yang bikin bangsa Indonesia nggak maju." ucapnya sembari menggelengkan kepalanya, dan dengan segera ia menghampiri gerombolan pemuda tersebut.
"Bubar-bubar! Atau gue sunat lagi lo semua?!" teriak Lila lantang membuat aksi tawuran tersebut terhenti.
"Aduh Neng, minggir atuh. Kakang lagi memperjuangkan hak kemerdekaan, kamu jaga rumah aja ya." celetuk salah satu pemuda.
Lila yang mendengar itu melirik sinis. "Benerin tuh resleting lo! Burung lo lepas nangis." ucapnya membuat pemuda tersebut malu, dan yang lainnya terkekeh kecil.
"Lo semua bubar! Gue bilang bubar!" bentak Lila, karena tidak ada satupun yang mengindahkan ucapannya.
"Ada apa sih?! Ganggu banget!" timpal seseorang membuat Lila mengalihkan atensinya.
"Lo lagi lo lagi! Nggak pakek kolor Hello Kitty lagi lo?" ejek Lila, seteleh mengetahui bahwa orang tersebut adalah pemuda yang sempat membuat dirinya dan juga Bayu terjatuh dari motor.
"Dasar cewek ganggu! Pergi lo!" usir pemuda tersebut.
"Lo kalik yang harus pergi! Nggak liat tuh." tunjuk Lila kepada motornya yang terpakir, dan dibelakangnya terdapat beberapa kendaraan yang mengantri seperti sembako.
"Lo kalau mau tawuran jangan dijalan kek! Ganggu lalu lintas aja!" lanjutnya kesal.
"Suka-suka gue dong, masalah buat lo?" ucap pemuda tersebut.
"Masalah!" jawab Lila sembari menggeram marah dan langsung melayangkan tinju kepada wajah pemuda menyebalkan tersebut.
Bugh!
"Awshhh," ringis pemuda itu seraya mengelap ujung bibirnya yang berdarah.
Bugh!
Lila segera menendang perut pemuda tersebut hingga tersungkur. Setelah itu ia berjongkok dan mencengkram kuat dagu pemuda itu. "Singkirin temen-temen lo itu, atau rontokin gigi lo!" ancamnya tajam.
"Bu-bubar!" perintah pemuda tersebut. Lila kemudian menghempaskan kasar dagu pemuda itu.
"Minggir! Lo mau dilendis mobil sama motor?!" ucap Lila sinis karena pemuda tersebut hanya diam sembari memegangi perutnya.
Setelah pemuda tersebut pergi, Lila bergegas kembali ke motornya yang terpakir dan penumpangnya yang sedari tadi menunggu.
"Aduh maaf ya Bu, jadi lama." ringis Lila sembari memakai helm.
Ibu-ibu berkerudung hitam tersebut hanya tersenyum tipis. "Nggak papa,"
"Ayo Bu naik." titah Lila kepada Ibu-ibu tersebut, setelah memastikan penumpangnya nyaman Lila segera menjalankan motornya pergi.
Pemuda yang tadi berdiri tidak jauh dari sana, menatap Lila penuh dendam sembari memegangi perutnya. "Tunggu pembalasan gue." ucapnya tersenyum miring.
.
.
.
.You semua pd kepo g si, sama tu orang?
Aing kasih tau, kalau itu orang...
G jd deh, intinya gt deh(゚ο゚人))
KAMU SEDANG MEMBACA
Kepincut Ojol Cantik
Short StoryBaru di revisi sebagian. Masih BANYAK TYPO di sengaja ataupun tidak, jadi... tandai aja! *** Cerita konyol pertemuan antara Naila atau biasa di panggil 'Lila' perempuan tangguh dan pekerja keras, yang berkerja sebagai drivel ojol. Dan juga Arkanza a...