Hepi kiyowok, tsay!
.
.
.
."Katanya tadi udah mau nyampe, tapi udah lebih dari 20 menit baru dateng." sindir Anza kepada Lila.
"Namanya juga Jakarta Pak, jadi wajar kalau lama, belum lagi macetnya." balas Lila kesal. "Kalau gitu saya pergi dulu, ni bocah 'kan udah saya anter dengan selamat, sehat, sentosa." lanjutnya melirik Kanara.
"Mau kemana kamu?" tanya Anza.
"Ya mau narik orderan dong, kan Stepen udah comeback."
"Mending Kakak disini aja, Kana bosen." timpal Kanara dengan bergelayut manja dipundak Lila.
"Kalau Kakak nggak narik orderan mau makan apose dong nanti?"
"Kan ada Kak Anza. Tinggal kita ambil uangnya atau nggak ATM nya, beres deh! Kita beli makanan sepuasnya." balas Kana enteng, membuat Anza mendelik tak suka.
Lila menggelengkan kepalanya pelan. "Kakak udah nggak narik orderan beberapa hari, takut di mutilasi sama di kick."
"Tinggal mutilasi balik, gitu aja susah." imbuh Anza dengan pandangan fokus ke laptop.
"Sesat!" balas Lila dan Kana kompak.
"Gini aja deh Kak, nanti malem Kakak kerumah Kak Anza aja gimana?" tanya Kana.
Lila menautkan kedua alisnya. "Ngapain?"
"Kita berburu jajanan telur gulung, seblak, cilor, martabak manis, terus apalagi ya?" Kana menempatkan telunjuknya didagu dengan pose berfikir.
"Kalau itu mah hayuk aja!" balas Lila cepat dengan semangat 45.
"Pak? Soal tawaran Bapak yang bilang mau nraktir saya sepuasnya masih berlaku 'kan?" Lila mengalihkan pandangannya kepada Anza.
"Kapan saya bilang?" elak Anza pura-pura lupa dengan pandangan fokus ke laptop.
"Dosa besar lho Pak kalau nggak menepati ucapan sendiri, apalagi Bapak laki-laki." ceramah Lila dengan tampang sok meyakinkan.
"Hm, nanti saya bayar." balas Anza malas.
"Nahh gitu 'kan enak saya dengernya." ucap Lila dengan senyum manisnya.
"Kalau gitu Kakak pergi dulu!" pamitnya.
"Kanara anter sampai depan."
Sesampainya dilobby Kanara memeluk Lila erat seolah tidak ingin berpisah lama dengannya. "Hiks Kakak jangan lama-lama ya!"
"Cuma ngojek bentar Nar! Ya ampun," Lila menggeleng tidak habis fikir.
Kanara yang kini telah melepaskan pelukannya hanya cengengesan.
"Yaudah sana," usir Lila."Daahhh Kak!" ucapnya sembari melambaikan tangan.
***
"Punten!" Lila terlihat sudah mengetuk-ngetuk pintu itu beberapa kali, tapi pembeli yang memesan makanan tersebut tidak kunjung membukanya.
"PUNTEN! AKANG TETEH! INI PESANANNYA!" pekiknya kesal sembari menggedor-gedor pintu tersebut kencang.
"SABAR! PINTU GUE NANTI RUSAK!" terdengar teriakan dari dalam rumah dan tidak lama setelah itu pintu tersebut terbuka, menampilkan pemuda dengan tidak memakai atasan dengan penampilan acak-acakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kepincut Ojol Cantik
Short StoryBaru di revisi sebagian. Masih BANYAK TYPO di sengaja ataupun tidak, jadi... tandai aja! *** Cerita konyol pertemuan antara Naila atau biasa di panggil 'Lila' perempuan tangguh dan pekerja keras, yang berkerja sebagai drivel ojol. Dan juga Arkanza a...