39. Mencari Calon

2.8K 334 3
                                    

"Kamu disini?" tanya Anza heran kepada Lila yang asyik nangkring didepan kantornya.

"Emang kenapa?" tanya Lila sedikit ketus.

Anza yang mendengar itu tersenyum aneh.
"Oh saya tau, kamu pasti nyariin saya 'kan? Kangen ya kamu sama saya?"

Lila memutar bola matanya malas, sungguh pria didepannya tersebut memiliki kepercayaan diri yang tinggi. "Nggak!"

"Ngaku aja! Saya juga kangen kamu kok,"

"Ya saya emang ngangenin Pak, nggak heran itu mah." balas Lila songong.

Anza melirik sekilas arlojinya dan kembali menatap Lila. "Oh kamu mau jemput saya ya? Ayo kalau gitu, udah jam pulang kantor juga soalnya."

"Ya ampun Pak, dibilang nggak ya nggak! Saya kesini mau jemput Bayu, tuhh orangnya." tunjuk Lila dengan dagunya, kepada Bayu yang baru saja keluar.

"Ayo Bay, keburu malem nanti." lanjutnya saat Bayu sudah berdiri didekatnya.

Bayu yang akan menerima helm pemberian Lila, langsung dicegah oleh Anza yang kini tengah menatapnya garang. "Ke-kenapa ya Pak?"

"Minggir kamu! Biar saya aja yang bareng dia."

"Mana bisa gitu Pak, kan Lila udah saya booking duluan." balas Bayu tidak mau kalah.

"Eeh! Apa-apaan nih, bokang boking! Lo pikir gue apaan?!" ucap Lila sembari menatap Bayu tajam.

Bayu meringis kecil. "M-maksud gue, kan gue yang duluan! Bukan Pak Anza, gitu Lil."

"Kamu mau nggak dapet gaji? Lagipula kamu baru kerja beberapa minggu 'kan," ancam Anza sembari tersenyum miring.

"Kok main ancem-ancem pakek gaji sih Pak? Yaudah kita tanya Lila aja deh, biar adil." keduanya langsung menatap Lila intens membuat perempuan tersebut risih.

"Udah paling bener kalian pulang berdua, gue mau pergi." final Lila dan segera menyalakan motornya.

Belum juga Lila menjalankan motornya, Anza sudah terlebih dahulu menghadang jalannya sembari merentangkan kedua tangannya. "Saya bareng kamu! Kalau kamu nggak mau, saya bakal tetep kayak gini."

Lila yang melihat itu tersenyum mengejek sembari menggelengkan kepalanya. "Yaudah, Bapak berdiri disitu aja sampai beranak sepuluh." dengan cepat Lila menjalankan motornya, lalu berbelok arah.

"KOK GAK ROMANTIS SIH!" pekik Anza kesal, membuat Lila yang belum terlalu jauh itupun menengok kebelakang.

"SAMA BAYU PAK, BIAR ROMANTIS DUNIA AKHIRAT!" teriak Lila setelah itu melesat pergi.

Bayu yang berada disitu menoleh kearah Anza sama halnya dengan Anza. "GAK!" ucap keduanya bersamaan.

***

"Makan makan sendiri~ Minum minum sendiri~ Eh... Mas Bayu, baru pulang kerja Mas?" tanya Arum yang kini berpapasan dengan Bayu.

Bayu yang terlihat letih tersebut hanya mengangguk kecil.

"Oh iya Mas, saya denger-denger tadi. Mpok Nori dateng kerumahnya Buk Yayuk, katanya sih mau ngasih lamaran atas nama Mas Bayu." ujar Arum, membuat Bayu seketika menatap wanita tersebut penuh tanda tanya.

"Yang bener Mbak? Mbak nggak boong 'kan?" dengan cepat Arum mengangguk mengiyakan.

"Emangnya bener Mas Bayu mau nikah sama si Ajeng? Apa Mas nggak takut diterkam?" ucap Arum sembari bergidik ngeri.

"Tapi jujur, saya sakit heart lho Mas! Kan saya ngarepnya Mas jadi suami saya," lanjut wanita tersebut dengan nada kecewa.

Tanpa mengindahkan ucapan Janda penikmat batang dan juga penggila uang tersebut, Bayu segera melanjutkan langkahnya untuk segera pulang kerumah menemui Ibunya.

"Mas Bayu! Kok Arum ditinggal sih?!"

***

Sesampainya dirumah, Bayu terlihat menghampiri Mpok Nori yang kini tengah sibuk menonton siaran televisi.

"Mak? Maksud Mamak apa?" tanya Bayu dan langsung mendudukkan dirinya disamping Ibunya itu.

"Apa? Ngomong itu yang jelas!" ketus Mpok Nori dengan pandangan fokus ke televisi.

"Bayu denger, Mamak udah ngasih lamaran ke Ajeng." Mpok Nori segera mengalihkan atensinya kepada anaknya tersebut.

Tanpa dosa Mpok Nori mengangguk mengiyakan. "Iya, kenapa? Kamu nggak suka?"

"Nggak! Udah Bayu bilang Mak, kasih Bayu waktu satu bulan. Tapi ini apa?"

"Kamu lama! Kalau emang kamu udah punya calon, cepet kenalin ke Mak." ucap Mpok Nori memandang wajah anaknya tersebut dengan tatapan serius.

Bayu berdecak kesal, jangankan punya calon! Mendekati perempuan saja, dirinya sudah ditolak mentah-mentah. "Belum, tapi kasih Bayu kesempatan Mak... nggak lama, Bayu bakal usahain bawa mantu buat Mamak."

Dengan mimik wajah tidak ikhlas, Mpok Nori menyetujui permintaan tersebut. "Mamak tunggu,"

Bayu yang mendengar itu tersenyum sumringah, semoga saja ada perempuan cantik yang menempel dengannya! Ataukah dirinya harus memasang pelet? Atau susuk? Em... tidak! Cukup dengan doa sepertiga malam pasti dirinya akan cepat mendapatkan jodoh!

.
.
.
.

Yaaaa...

Kepincut Ojol CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang