21. Janda Arum

4.3K 487 4
                                    

Di halaman teras, sembari menatap langit sore yang terlihat indah—Lila saat ini duduk termangu, otak kecilnya tengah berkelana memikirkan sesuatu yang membuat dirinya selalu saja di buat tidak bisa tidur dengan tenang.

Saat merasakan lapar, perempuan itu mengusap pelan perutnya yang rata. "Makan apa ya enaknya? Makan uang negara enak kali ye?"

"Bukannya kenyang, malah yang ada dosa gue makin numpuk." perempuan itu terkekeh kecil, sungguh pemikiran random yang berada di otak mungilnya kadang membuatnya di buat heran sendiri.

"Mau beli makan, tapi gue nggak ada duit. Apa gue ngejreng di lampu merah? Ya kalik anjir!" Karena kejadian tadi pagi, membuat Lila tidak dapat menarik orderan dan yang membuatnya sedih adalah uangnya yang hanya tersisa dua puluh ribu. Jika di tanya siapa yang harusnya bertanggung jawab? Jawabannya adalah Bayu! Pria itu seharusnya menjamin kebutuhan Lila saat ini, jika seperti ini Lila seperti perempuan yang tidak di nafkahi oleh suaminya.

Karena terlalu bingung, perempuan itu memutuskan untuk mandi menyegarkan badannya. Dengan kaos polos berwarna maroon dan juga celana kolor panjang, Lila melangkahkan kakinya menuju teras depan rumahnya.

Ketika mendapati Bayu yang sepertinya baru saja pulang dari kantor, Lila tersenyum cerah. Segera ia menghampiri pria tersebut.

"Halo jamet!" sapa Lila ketika sudah sampai di dekat Bayu. Langkah pria itu lantas terhenti, dan menatap Lila.

"Jidat lo kenapa?" tanya Bayu ketika melihat kening perempuan tersebut sedikit memar.

"Oh ini, tadi gara-gara CEO sinting itu bawa mobil nggak bener. Jidat gue jadi ke pentok!" ucapnya menjelaskan dengan sedikit kesal. Bayu hanya ber'oh ria sembari menganggukkan kepalanya paham.

"Pulang naik apa lo Bay?" tanya Lila dengan satu alis terangkat.

"Angkot," balas Bayu singkat.

"Bay, gue perhatiin lo ganteng juga ya. Kece lagi," puji Lila membuat Bayu mengerutkan keningnya. Mendapat sinyal tanda bahaya, bergegas Bayu melangkahkan kakinya untuk pergi. Tapi dengan cepat Lila menarik kerah kemeja Bayu, membuat pria tersebut menatapnya kesal.

"Mau coba-coba kabur ya lo!" Lila menatap nyalang, seolah Bayu adalah mangsa yang saat ini dirinya tunggu-tunggu.

"Apa sih Lil!"

"Apa-apa?! Gara-gara lo Stepen nyungsep! Terus gue jadi nggak narik orderan! Dan sekarang gue laper! Nggak ada duit lagi!" keluhnya kesal.

"Cepet traktir gue makan!" Ia lantas menarik Bayu sedikit kasar, membuat pria tersebut mau tidak mau harus menurut.

Sesampainya di warung Pak Mamat, Lila langsung mendudukkan dirinya di ikuti oleh Bayu. Celingukan kesana-kemari, saat tidak mendapati Pak Mamat yang biasanya berada berjaga.

"Pak Mamat! Mi goreng rebus satu, pakek sawi, telor, sama sosis! Nggak pakek lama ya!" ucap Lila dengan sedikit berteriak.

"Minumnya es jeruk!" lanjutnya lagi, membuat Pak Mamat segera berjalan ke luar dan menghampiri.

Membenarkan sedikit kain lap yang berada di punggungnya, Pak Mamat menatap Lila bingung. "Mi goreng rebus maksudnya gimana atuh Neng?"

"Mi goreng di rebus Pak Mamat, kalau nggak di rebus dulu nggak mateng dong." jawab Lila tersenyum kecil, membuat Pak Mamat menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Iya juga sih, kalau gitu tunggu sebentar ya Neng." Lila mengacungkan jempolnya dan mencomot gorengan yang berada di meja tersebut.

"Nggak pesen lo?" tanya Lila kepada Bayu yang hanya diam.

Kepincut Ojol CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang