23. Pacaran, ya?

4.5K 490 7
                                    

Selamat pagi, siang, sore, dan malam.

Salam sejahtera bagi kita semua, terutama untuk yang membaca cerita aing.

Saya hanya ingin menyampaikan, jika ada typo dan salah kata mohon dimaafkan.

Sepertinya cukup sekian dari saya dan terimakasih.
HAPPY READING!❤️
.
.
.
.

Sesampainya di lobby kantor, Anza tiba-tiba menghentikan langkahnya membuat Lila yang berada di belakangnya menabrak punggung tegap pria tersebut.

"Aduh! Kalau mau berhenti bilang dong Pak! Sakit nih jidat saya!" dumel Lila, sembari mengelus keningnya. "Udah kemarin kepentok, sekarang juga iya!" gerutunya kesal.

"Lagian kamu juga kenapa di belakang saya?" tanya Anza heran.

"Ya emangnya saya harus dimana lagi? Di gendongan Bapak?" tanya balik Lila dengan ketus.

"Sini kalau mau gendong!" tawar Anza sembari merentangkan tangannya.

"DASAR MESUM!" pekik Lila kesal dan segera pergi meninggalkan Anza dengan wajah memerah menahan kesal.

"Gue salah omong ya?" gumam Anza kepada dirinya sendiri, dan segera menyusul kepergian perempuan tersebut.

Sementara itu, Lila yang baru saja masuk keruangan Anza seketika tersentak saat mendapati pelukan tiba-tiba dari seseorang. "Naila! Kamu disini?! Ya ampun aku seneng banget!"

"Di-diva?"

Orang tersebut yang tak lain adalah Diva segera melepas pelukannya. "Iya, Nai. Kamu pasti kangen kan sama aku? Sampai kaget gitu," balasnya sembari terkekeh.

"Lo ngapain disini?" tanya balik Lila dan mengabaikan ucapan Diva tadi. "Kan tunangan aku kerja di sini, tuh orangnya." balas Diva sembari menunjuk Gori dengan dagunya, pria tersebut membalasnya dengan senyum lebar.

"Ngapain nih rame-rame, arisan brondong?" tanya Anza yang baru saja masuk kedalam ruangannya.

"Iya Bapak yang menang, silahkan di nikmati hadiahnya." ucap Lila sembari menunjuk Gori.

Gori yang tengah asyik mencari harta karun dihidungnya seketika berdecih sinis. "Kok jadi gue sih?"

"Siapa tau cocok, jodoh nggak ada yang tau." jawab Lila sembari menaik turunkan alis dan menatap Anza juga Gori bergantian.

"NAJIS!" ucap Gori dan Anza bersamaan, lalu keduanya saling menatap sengit.

Diva menggelengkan kepalanya pelan dengan wajah serius. "Kayaknya emang jodoh." timpal perempuan itu mendapatkan anggukan dari Lila.

"Saya, kan jodoh kamu!" sahut Anza dan menarik Lila untuk dekat dengannya. "E-eh! Ya, nggak usah tarik-tarik juga kali, Pak! Emangnya tangan saya elastis? Kalau ni tangan copot gimane?" dumel Lila kesal.

"Kalau copot tinggal di pasang," balas Anza sembari mengeratkan genggaman tangannya kepada Lila.

Mendongak menatap Anza, Lila menatap tajam pria tersebut. "Saya manusia Pak! Bukan mainan bongkar pasang!"

Diva dan juga Gori yang melihat pertengkaran antara keduanya tersebut saling pandang, apakah mereka melewatkan sesuatu? Sampai tidak tahu jika keduanya terlihat sangat dekat?

"Kalian berdua pacaran, ya?" celetuk Diva, membuat adu mulut antara Lila dan juga Anza terhenti.

"H-hah? Siapa yang pacaran?" bingung Lila, sama halnya dengan Anza.

"Ya kalian berdua, lah! Emangnya siapa lagi? Kalau gue sama Diva kan jelas, udah tunangan!" imbuh Gori.

"Kalau pacaran emang kenapa? Masalah buat lo?" sewot Anza dan menarik pinggang Lila untuk mendekat kepadanya.

"JADI BENER PACARAN? DEMI APA?!" pekik Diva tidak percaya sembari menutup mulutnya, sama halnya dengan Gori yang hanya diam.

Lila mendengkus kesal dan menepis kasar tangan Anza yang melingkar di pinggangnya.
"Hoax! Pembohongan publik! Jangan percaya. Lagian mana mungkin gue mau sama dia." Lila membuang muka ke arah samping, ogah menatap wajah pria tersebut!

"Kok kamu gitu, Nai? Lagian kalau pacaran beneran juga gapapa kok, kita bisa double date jadinya." ucap Diva antusias.

"Nggak, dulu deh, makasih." balas Lila malas.

"Jadi yang bener pacaran nggak, nih?" tanya Gori memastikan.

"Kepo banget sih lo jadi orang!" dengkus Anza dan berlalu duduk di kursi kerjanya dan mencoba menyibukkan diri.

"Kan kita cuma tanya. Iya, kan sayang?" jawab Gori sembari menatap Diva.

"Iya! Aku kasihan aja sama kamu, kelamaan jomblo. Keliatan ngenes banget, ya kalau ganteng sih gapapa. Lah ini," ujar Diva sembari menatap Anza. Melihat tampilan Anza yang sangat memprihatikan membuat Diva menjadi sedikit prihatin, apalagi pria itu sama sekali tidak pernah mencoba dekat dengan perempuan. Atau saja perempuan terlalu malas berdekatan dengan pria seperti Anza.

"Buka matamu lebar-lebar, lihat dan perhatikan wajah tampan dan berkharisma gue!" balas Anza sengit. Jika di lihat dari segi tiga, segi kotak atau trapesium dirinya tidak kalah tampan dengan artis Indonesia atau bakan artis Hollywood sekalipun! Memang pada dasarnya perempuan tidak pernah puas dengan memandang wajah satu pria tampan saja.

Gori segera menarik tunangannya tersebut untuk duduk di sebelahnya dan menutupi matanya, menjaga tunangannya dengan jarak aman supaya tidak terkontaminasi dengan aji-aji dari Anza."Jangan di liat, pasti Anza pasang susuk."

Anza membuka mulutnya lebar-lebar mendengar penuturan nyeleneh dari sahabatnya itu. "Heh mulut lo! Susuk gigi lo yang ada!" Lila yang melihat kejadian tersebut hanya bisa menatap jengah, lalu mendudukkan dirinya di sofa sembari mengambil cemilan yang berada dimeja.

"Kan bisa jadi." balas Gori enteng sembari sibuk memainkan rambut Diva. "Emm, terus dia kenapa di sini?" lanjutnya bertanya seraya melirik Lila.

"Ya emang salah?" sahut Lila sembari sibuk memakan cemilan. Meskipun di lirik tidak enak oleh Gori tapi Lila tetap pada pendiriannya, yang terpenting, makan! Makan! Dan makan!

"ITU MAKANAN AKU NAI!" teriak Diva saat cemilan favoritnya di habiskan tidak tersisa oleh Lila.

"Lahh? Orang udah hak milik gue, lagian punya makanan di biarin nganggur di meja, kan kasian." balas Lila tidak bersalah. "Nih kalau mau," lanjutnya menyerahkan bungkus cemilan tersebut. Diva yang melihat itu menatap Gori dengan tampang memelas.

"Ikhlasin aja sayang, atau nggak minta Anza buat ganti rugi. Suruh dia beli pabriknya sekalian," ucap Gori kepada tunangannya tersebut.

"Gue lagi yang kena," gumam Anza sinis.

.
.
.
.

TERIMAKASIH BUAT YANG UDAH BACA!

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN DULU.

SAMPAI KETEMU DI PART SELANJUTNYA, BYE(。•̀ᴗ-)✧

Direvisi✓
Jum, 30 September 2022

Kepincut Ojol CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang