09. Drama Korea

7.4K 817 11
                                    

Saat ini keluarga Anza tengah santai menikmati makan malam dengan tenang dan juga tentram, tapi tidak dengan Anza. Pria itu selalu saja melirik Ayah Abbas dengan tatapan sengit. Kenapa Ayahnya harus cepat-cepat pulang? Ck, gagal sudah rencananya untuk memprovokasi Bunda Kinar agar mencari suami baru.

Ayah Abbas yang tahu dirinya di lirik oleh anaknya itu mendengkus sebal. "Kenapa kamu liatin Ayah kayak gitu?"

Anza yang tertangkap basah langsung saja berpura-pura fokus ke makanan yang ada di piringnya. "Ayah jelek," jawab Anza santai.

Ayah Abbas mendelikkan matanya, apakah pantas wajah tampang bak sugar daddy ini di hina seperti itu. "Kamu bau," balas Ayah Abbas.

"Ayah nggak tau? Parfum Anza itu limited edition kalau Ayah lupa! Harganya aja sampai triliunan! Yang pasti wangi!" jawab Anza kesal, sembari sedikit menyombongkan dirinya.

Ayah Abbas terkekeh geli, sungguh anaknya itu terlalu menyombongkan diri. "Parfum Ayah yang lima belas ribuan aja nggak sombong tuh, meskipun murah Bunda kamu tetep nempel terus sama Ayah. Sedangkan kamu? Parfum aja mahal, tapi nggak ada perempuan yang mau." ejek Ayah Abbas, lihatlah tampang sok tengil dari anaknya itu langsung hilang sekejap berganti raut wajah ternistakan.

"Bukan gitu ya Yah! Emang pada dasarnya, perempuan-perempuan itu pada minder sama ketampanan Anza yang tiada tara!" Anza masih mencoba membela diri, baginya dia tidak boleh kalah dengan Ayah Abbas.

"Iyain aja ya Bun, kasihan mana masih muda." ucap Ayah Abbas melirik Bunda yang sedari tadi diam, Bunda yang di lirik tersebut hanya mengangguk mengiyakan seraya tersenyum kecil.

Anza yang sudah terpojokkan, lantas langsung memutar otak. "Bunda, pasti di pelet Ayah kan?" selidik Anza.

"Ngawur kamu itu!" ucap Ayah Abbas, rasanya dia ingin meruqyah anaknya itu!

"Dari indera penciuman saya yang tajam, Ayah memiliki aura-aura yang sangat asing dan negatif." kata Anza seraya mengayun-ayunkan telapak tangannya seperti sedang menghirup sesuatu.

"Terserah kamu, dasar nggak jelas!" jengah Ayah Abbas, dirinya baru saja pulang dari perjalanan panjang tapi harus di hadapkan dengan tingkah laku manusia aneh, yang sialnya adalah anaknya sendiri.

Anza hanya diam sembari terus memakan makanannya, tapi matanya tidak lepas dari Ayah Abbas. Setelah menyelesaikan makan malam, mereka bertiga memutuskan untuk duduk di ruang keluarga sembari mengobrol kecil.

"Perusahaan yang kamu kelola aman kan?" tanya Ayah Abbas kepada Anza di balas anggukan malas olehnya.

"Mending kamu cepet cari istri deh, muak Ayah lama-lama liat kamu. Waktu pacaran Ayah sama Bunda juga jadi terganggu kalau ada kamu," keluh Ayah Abbas. Dia hanya ingin damai bermanja-manja bersama istrinya itu saja! Tapi jika ada kecebong menyebalkan seperti Anza, gagal sudah rencananya.

"Ck! Jodoh Anza lagi dalam proses pengiriman kurir paket." decak Anza kesal. Lagi dan lagi, pertanyaan yang sama yang membuat Anza muak dan kesal.

"Atau nggak, kita jodohin aja Yah sama kambing tetangga. Lumayan juga, masih jomblo." usul Bunda membuat Ayah tertawa. Berbeda dengan Anza yang melototkan matanya, apa dirinya tidak salah dengar?

"Kalau itu, Ayah setuju Bun. Gimana kalau, kita sesi lamaran dulu?" tanya Ayah Abbas masih dengan kekehan kecil. Anza semakin melototkan matanya, kala mendengar itu.

"Ayah, Bunda! Mana bisa gitu, masak Anza nikah sama kambing yang bau dan najong itu sih! Euwwww! No!" tolak Anza cepat.

"Makanya cepet cari pacar!" jawab Ayah sembari memutar bola matanya jengah.

"Oke-oke! Besok deh, Anza cari! Sepuluh sekaligus biar puas," ujar nya seraya menaik turunkan alis.

"Kamu mau Ayah mutilasi?" tawar Ayah Abbas.

"Dih, KDRT ini mah! Fix banget! Harus di apa itu namanya Bun?" tanya Anza sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Nah, Ayah harus di laporkan ke pihak Rumah Sakit Jiwa." lanjutnya seraya menjentikkan jari.

"Maaf ya Tuan, tapi sepertinya Anda yang lebih pantas." sinis Ayah Abbas.

"Mending dua-duanya aja, kan sama-sama gila." timpal Bunda.

"Bunda kok gitu sama Dedek Anza yang imut ini? Apa salah Dedek Anza Bun? Katakan! Apakah Bunda sudah terkena guna-guna dari pria itu?" ucap Anza mendramatisir seraya menunjuk Ayah Abbas.

"Cukup! Kenapa kau memfitnah diriku? Apakah diriku yang malang, suci tidak berdosa pantas kau perlakukan seperti ini?!" balas Ayah Abbas seraya mengelap ujung matanya yang tidak mengeluarkan air mata sama sekali.

Bunda yang melihat tingkah Ayah dan Anak tersebut hanya diam menyaksikan, memang sudah menjadi makanan sehari-hari bagi Bunda, membuat dirinya sudah kebal dan sedikit muak.

"Tidur, udah malem. Drama Korea nya di lanjut besok aja," ucap Bunda dan segera pergi menuju kamar.

"TIDAKKK! BUNDAAA! TUNGGU AYAHHH!" teriak Ayah Abbas dan segera pergi menyusul Bunda.

Anza yang di tinggal sendirian mendengkus kesal. Daripada terlihat seperti jomblo ngenes yang kesepian, akhirnya segera ia pergi ke kamar dan mengistirahatkan tubuhnya yang lelah karena seharian bekerja dikantor.

***

Direvisi✓
Min, 22 Mei 2022

Kepincut Ojol CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang