12. Godaan Janda

5.7K 631 5
                                    

Malam harinya Lila memutuskan untuk pulang ke rumah sedikit cepat, karena tubuhnya sudah sangat lelah karena seharian terus mendapatkan orderan.

Setelah selesai membersihkan tubuhnya, Lila yang akan segera merebahkan dirinya di atas kasur, harus mengurungkan niatnya saat terdengar kegedoran pintu yang sangat kencang.

Dengan sembari berdecak kesal, ia melangkahkan kakinya untuk mengetahui apa yang membuat malam tenangnya harus terganggu.

Bruk! Bruk! Bruk!

"BUKAK LA! CEPET! KEONG BANGET SIH LO!" teriak orang yang menggedor pintu rumah Lila.

"BAYU TAIK! PINTU GUE BISA ROBOH!" teriak Lila kesal setelah membuka pintu dan mendapati Bayu yang tengah berdiri gelisah.

Tanpa memperdulikan ocehan Lila, dengan tidak tahu malunya Bayu masuk dan menarik tangan Lila setelah itu menutup pintu lalu menguncinya.

"Eh anjir! Ngapain lo? Jangan macem-macem ya, gue potong burung perkutut lo!" ancam Lila was-was, sembari melepas cekalan tangannya dan menunjuk pria itu.

Bayu menatap Lila malas, siapa juga yang ingin macam-macam dengan gadis tersebut. "Gak minat sama body lo!" ucapnya ketus dan mendudukkan dirinya di kursi yang ada.

Lila memutar bola matanya jengah, dengan seenak jidatnya pria itu bertingkah seolah-olah dialah tuan rumah di sini. "Lo ngapain monyet? Serasa rumah milik sendiri ya," sindir Lila yang masih berdiri berkacak pinggang menatap tajam Bayu.

Terlihat dari raut wajahnya, Bayu tengah seperti orang yang baru saja berurusan dengan maut. "Duduk dulu gue jelasin." ujar Bayu, dengan malas Lila duduk di kursi yang tidak jauh dari laki-laki itu, sembari mengangkat satu alisnya.

"Gue, kan mangkal di warung Pak Mamat. Nggak sengaja mata gue liat, si Janda yang gue omongin tadi siang sama lo, dia kayaknya lagi beli apa lah gue gak tau." ujar Bayu mencoba menjelaskan, membuat Lila mengangguk kecil.

"Gue coba tuh deketin, 'Kiww, sendirian aja nih Mbak. Mau Mas Bayu temenin nggak?' dia malah natap gue sambil gigit bibirnya dong! Gue sebagai pria normal sedikit tergoda lah ya, terusー" ucapan Bayu menggantung membuat Lila yang serius mendengarkan menatap kesal dirinya.

"Terus apaan?! Jangan setengah-setengah, awas aja kalau lo bilang 'lanjut part 2' gue tampol mulut lo!"

"Sabar dong! Dia jawab 'Iya nih Mas, sendiri aja. Boleh dong kalau mau ditemenin,' dalam otak gue, asik dapet lampu ijo nih. Ya nggak lama setelah itu, kita ngobrol bentar lah. Tiba-tiba dia ngajak gue buat mampir tuh kerumahnya, gue agak ragu, jujur! Tapi ya, entah dorongan darimana gue mau-mau aja." Bayu menyengir.

"Singkat cerita gue udah di rumah dia, duduk lah gue di situ. Dia lagi ke kamar atau dapur gitu lah, gue nunggu sambil sesekali nengok kanan-kiri lah ya. Jaga-jaga kalau ada apa-apa, gak lama dia dateng. Tapi dia pakai hotpants pendek, sama singlet doang ya Allah! Gue panas dingin dong, gini-gini gue juga menjaga kesucian Dedek Mungil gue!"

"Nah dia mau grepe-grepe gue dong ya Allah Lil! Mau kabur tapi nanggung, mau bertahan tapi tidak kuat. Tiba-tiba entah dateng dari mana, ada Bapak-bapak kumisan tebel bawa golok masuk ke dalam rumah. Bapak-bapak itu ternyata SUAMINYA YANG BARU ANJIR! GUE DITUDUH NGEREBUT BINI NYA ASTAGFIRULLAH! PANIK DONG GUE!"

"Terus-terus gimana?" tanya Lila bersemangat, entahlah endingnya akan seperti apa tapi cerita yang di sampaikan Bayu sangat-sangat menarik.

"Ya, si Janda ini malah nuduh gue yang ngerayu dia, tapi emang bener sih. Tapi kan itu waktu di warung Pak Mamat, kalau soal grepe-grepe tadi, dia yang mulai!" Bayu terlihat menahan kesal.

"Si Pak Kumis itu ngamuk sambil ngejar gue bawa golok, ya gue panik lah. Ya udah deh, dari pada gue kena bacok mending gue berlindung di rumah lo aja." jelas Bayu panjang lebar, Lila yang mendengar cerita Bayu dari awal tersebut akhirnya tertawa lepas.

"Makanya jangan sok kegantengan, pakek segala godain Janda! Statusnya aja Janda, tapi suami ada banyak suku cadang." ucap Lila masih dengan tawa yang belum reda.

"Harusnya tadi gue gak bukain lo pintu, biar lo jadi tumbal itu Pak Kumis." lanjut Lila membuat Bayu mendengkus kesal.

"Mending lo sama mantan Istrinya Pak Udin, lumayan tuh." ujar Lila memberi saran.

"Congor lo! Dia udah nenek-nenek reyot goblok! Ya kali gue nikah sama begituan," kesal Bayu. Bagaimana bisa ia menikah dengan wanita yang bahkan, usianya tidak jauh beda dengan Nenek nya yang masih hidup.

Lila memutar bola matanya jengah, menurut dirinya sarannya juga tidak terlalu buruk. "Siapa tau yekan lo minat,"

Tak sengaja Lila melirik jam yang berada di dinding, seketika ia melotot kecil. "Mending lo minggat deh, gue mau tidur. Pak Kumis udah aman, nggak seliweran lagi! Jadi lo bebas pergi, kalau ketemu lagi ya nasib lo." lanjut Lila saat ia menyadari bahwa rencananya untuk rebahan di kasur harus gagal.

"Ck! Gue masih takut Lil, gimana kalau pas gue buka pintu. Terus itu Bapak-bapak udah siap di depan pintu, sambil ancang-ancang mau nebas kepala gue." ucapnya merinding. Sungguh ia tidak rela menjadi tumbal Pak Kumis karena berani mendekati istrinya, yang notabenenya adalah Janda incaran para Bapak-bapak di sini.

"Bacot! Udah sana pergi, gue pantau dari sini." ujar Lila jengah, dengan langkah yang sedikit ragu. Bayu berjalan mendekat ke pintu dan memutar kunci, lalu membuka pintu tersebut dengan hati-hati.

Menyembulkan kepalanya ke kanan-kiri, ketika melihat situasi yang sudah terbilang aman. Ia menghela nafas lega, berbalik kebelakang menatap Lila yang menatapnya juga.

"Tunggu apa lagi? Udah aman kan? Go cabut, saya ingin cepat-cepat sleep." usir Lila seraya mengibaskan tangannya.

Tanpa menunggu waktu lama, Bayu dengan segera berlari sekuat tenaga untuk kembali ke rumahnya. Lila yang melihat itu geleng-geleng kepala sembari terkekeh geli, ia berjalan ke arah pintu, menutupnya tak lupa juga untuk menguncinya.

Setelah memastikan pintunya terkunci, ia lalu bergegas ke kamarnya untuk mengistirahatkan tubuhnya.

***

Part gaje, xixixi.
Vote kalo suka, g suka wajib vote!

Direvisi✓
Sel, 24 Mei 2022

Kepincut Ojol CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang