14. Interview

5K 616 12
                                    

Selesai mencarikan hotel untuk perempuan tadi, Lila segera pulang kerumahnya untuk beristirahat sebentar, untung saja perempuan tadi memberikan Lila uang yang lumayan banyak sebagai imbalan.

Saat akan membuat kopi, tapi gula yang berada di rumahnya habis. Dengan terpaksa perempuan tersebut keluar rumah untuk membeli gula di warung Pak Mamat.

"LIL!" teriak seseorang membuat langkah perempuan tersebut terhenti.

Lila memutar badan dan menaikkan satu alisnya. "Paan?" jawab Lila malas kepada Bayu.

Bukannya menjawab Bayu malah memeluk Lila erat seraya berlompat-lompat seperti anak kecil.

"Besok gue interview nyet!" pekiknya senang. Lila terdiam sebentar, setelah itu ia ikut melompat-lompat kegirangan.

"Bener lo? Ikut seneng gue, akhirnya lo nggak nyolong duit Mak lo lagi." ucapnya seraya menjabat tangan Bayu antusias.

Bayu yang mendengar itu memberengut kesal dan menatap perempuan itu malas. "Gak jadi gue traktir mampus lo!"

"E-eh... kok gitu sih lo! Lo udah janji tujuh putaran api buat traktir gue, harus di tepatin dong."

"Lebay lo! Dasar korban sinetron Prindapan!" ketus Bayu sembari memutar bola matanya jengah.

"Tapi bantuin gue dong Lil," lanjutnya dengan tampang memelas.

Lila menatap Bayu dengan kening berkerut. "Apa nih? Agak mencurigakan ya tampang lo itu," was-was perempuan tersebut.

"Kan interview gue besok, nah biar nggak grogi amat. Lo harus bantuin gue. Kek latihan dulu gitu lah, you know?" tanya Bayu, membuat Lila terdiam sebentar.

Sebenernya perempuan itu tidak masalah, tapi yang menjadi masalahnya adalah ia tidak tahu apa saja tahapan interview yang baik dan benar, lagi pula dirinya hanya lulusan SMA dan bekerja menjadi driver ojek online.

"Gimana ya? Gue agak blo'on sih," ucapnya sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ayo lah nggak papa!" Bayu terlihat bersikukuh membuat Lila mau tidak mau ikut mengiyakan.

"Yaaaudahhh ayo! Sekarang aja latihannya!" pekik Bayu antusias dan menarik tangan Lila.

"Tunggu dulu Jamaluddin! Gue mau beli gula di warung Pak Mamat!"

"Masalah gula gampang, di rumah gue banyak." Lila yang mendengar itu tersenyum manis, lumayan juga pikirnya. Gratis.

***

Keesokan paginya, Bayu dengan santainya tanpa gugup sekalipun masuk ketika giliran namanya di panggil.

"Apa kelebihan kamu?" tanya seorang di depan Bayu.

Bayu mengulas senyum tipis. "Kelebihan saya nggak ada sih Pak, saya hanya manusia biasa yang bisa tidur, makan, dan mengantuk."

Pria tersebut mengernyit mendengar jawaban nyeleneh dari manusia didepannya.
"Kenapa kamu melamar pekerjaan diposisi ini?"

"Ya hanya itu yang saya bisa, lagi pula lowongan pekerjaannya cuma itu 'kan Pak?" Gori, orang yang menginterview Bayu sedikit tertekan, ia mengangguk kecil dan menunjukkan senyum yang di paksakan.

"Kenapa saya harus menerima kamu di perusahaan ini?" tanya Gori sekali lagi. Dia berharap pria di hadapannya ini akan menjawab dengan benar dan tidak asal-asalan seperti tadi.

"Karena saya punya cita-cita yang tinggi Pak! Saya pengen buat Mak saya bangga! Lagi pula saya rajin sholat dan menabung, jadi Bapak harus menerima saya." jawab Bayu.

Rahang Gori serasa ingin jatuh mendengar ucapan yang keluar dari pria di depannya, apakah pria tersebut benar-benar ingin melamar pekerjaan atau ingin melamar menjadi badut maskot.

"Sumpah ya ni orang kagak nyambung banget, di tanya apa jawabannya apa." gumam Gori pada diri sendiri.

"CV kamu bagus, tapi kenapa jawaban kamu nyeleneh ya?" lanjut Gori, mencoba bersabar.

"Saya kemarin les privat sama temen saya Pak, katanya harus jawab gitu." balas Bayu tersenyum lebar, seolah terasa bangga mengucapkan hal itu.

"Temen sesat di ikutin," cicit Gori pelan tapi masih di dengar jelas oleh Bayu.

"Bapak ngehina temen saya?" ucapan Bayu membuat Gori gelagapan sendiri.

"Bu-bukan gitu," ringis Gori kecil.

"Tapi emang temen saya sesat sih Pak," imbuh Bayu sembari tertawa kecil.

Gori hanya tertawa canggung menanggapi Bayu. "Oke, kamu saya terima." ucapnya sesaat berfikir sejenak.

"Bener Pak?" tanya Bayu memastikan.

"Iya, kamu bisa mulai bekerja besok." dengan cepat Bayu memeluk Gori lalu menjabat tangannya erat.

"Thanks Pak, kalau gitu saya permisi." pamitnya seraya melompat kegirangan keluar dari ruangan Gori.

Gori yang melihat itu hanya menghela nafas lega. Entah setan apa yang membuat dirinya menerima Bayu bekerja di perusahaan ini, dan semoga saja Anza tidak akan protes kepadanya.

***

Hai, jangan lupa pencet bintangnya ya?

Kalo lupa nanti aku gebukin (◕દ◕)

Direvisi✓
Jum, 27 Mei 2022

Kepincut Ojol CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang