33. Stepen COMEBACK!

3.4K 413 15
                                    

Jika ada salah kata, tandai aja ya gais biar aing tau.

And maapkeun jika ada typo dikit hehe.

HAPPY READING!😘🤗
.
.
.
.

Sesampainya di kantor Anza, Lila turun terlebih dahulu sembari menunggu Bayu memarkirkan motornya.

Setelah selesai memarkirkan motor, Bayu terlihat merangkul pundak Lila lalu berjalan beriringan masuk kedalam kantor dengan keadaan yang jauh dari kata rapi.

"Gue tinggal ya, lo hati-hati." pamit Bayu, membuat Lila melirik sinis. "Lo kira gue anak kecil, yaudah sana pergi."

Dengan sedikit susah paya karena akibat terjatuh dari motor tadi, Lila kini telah sampai didepan ruangan Anza. Ia segera memutar knock pintu tersebut dan membukanya.
"PAKKK, SAー" ucapan Lila menggantung karena mendapati perempuan tengah berada didalam ruangan Anza.

Anza yang kini tengah sibuk dengan berkas-berkasnya mendongak menatap Lila yang kini masih berada dipintu masuk.
"Kenapa?" ketika ia melihat Lila dengan seksama seketika ia buru-buru berdiri dari kursi kebanggaannya.

"Kamu kenapa? Kok sampai lecet-lecet gini sih?! Ini juga luka, terus ini. Kenapa?!" tanyanya panik seraya menunjuk beberapa luka yang berada ditubuh Lila.

Lila yang mendapat serangan tiba-tiba dari pria didepannya hanya meringis, sembari tersenyum paksa. "Nggak papa kok Pak, cuma jatuh dari motor."

"Jatuh? Lagi?!" pekik Anza sembari memutar-mutar badan Lila untuk memastikan tidak ada luka yang serius.

"Ini harus diobatin Kak, supaya nggak infeksi." ucap perempuan yang tak lain adalah Kanara.

"Sini duduk dulu Kak," lanjutnya seraya menarik tangan Lila dan mendudukkan dirinya disofa.

"Kak Anza ambilin p3k! Biar Kana yang obatin!" titah Kana kepada Anza yang malah berdiam diri ditempat tadi.

"E-eh udah nggak papa kok," balas Lila seraya tersenyum kecil.

Kanara yang tengah memperhatikan luka Lila dengan seksama, seketika melotot tajam kearah perempuan tersebut. "Ini berdarah Kak! Kata Bunda kalau nggak cepetan diobatin nanti bakal makin parah terus dipotong," omelnya yang malah terlihat lucu oleh Lila.

"Nih," sela Anza sembari menyerahkan kotak p3k kepada Kana.

Dengan penuh telaten dan hati-hati Kanara membersihkan luka-luka Lila, sesekali perempuan tersebut meringis kecil.

"Selesai deh," ucap Kana sembari merapikan kotak p3k tersebut.

"Ngomong-ngomong... Kakak udah sering kekantor Kak Anza ya?" lanjut Kanara bertanya sembari memandang Lila dan Anza secara bergantian.

"Eng-enggak! Kakak kesini... cuma..." Lila terlihat berfikir sejenak setelah itu menepuk pundak Anza keras. "Nahh! Saya kesini mau tanya Pak!" serunya.

Anza yang tengah meringis pelan akibat tepukan Lila terlihat menaikkan satu alisnya.

"Stepen! Nah iya Stepen! Udah selesai dirawat atau belum sih Pak?! Saya kangen tau nggak, Stepen itu ibaratkan jantung saya. Kalau nggak ada dia, saya sulit untuk bernafas!" ucap Lila mendramatisir.

"Nggak tau kok tanya saya." balas Anza cuek.

"Dihh! Bapak nggak tanggung jawab banget sih! Jangan-jangan..." Lila memicingkan matanya curiga. "Stepen Bapak jual ya? Atau... Stepen udah... hiks! Kok Bapak jahat banget sih!" ucapnya tidak terima.

"Stepen? Stepen itu siapa sih?" tanya Kanara bingung.

"A-anak Kakak..." ucap Lila tersedu-sedu.

Kanara yang entah mood-nya sedang naik turun terlihat menitihkan air matanya ketika melihat Lila. "Hiks... emangnya a-anak Kakak kenapa?"

Kepincut Ojol CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang