41. Rumah Sakit

3.3K 386 12
                                    

"Lho Nak, udah balik? Lho e-eh kok pergi?" Ayah Abbas yang kini tengah duduk disofa ruang tamu dibuat heran ketika melihat Kana yang terburu-buru menaiki tangga menuju lantai 2.

"Assalamualaikum, Ayah." ucap Bunda sembari duduk disebelah suaminya itu.

"Kok udah pulang Bun? Terus belanjaannya mana?" tanya Ayah Abbas.

"Sama supir," jawab Bunda singkat.

"Terus Kanara? Kenapa kayak gitu?" Bunda menggeleng pelan sebagai jawaban.

"Tadi Bunda tinggal sebentar, balik-balik dia udah teriak ketakutan nggak tau kenapa."

Ayah mengerutkan keningnya. "Mau Ayah cek?" tawarnya dan segera bangkit, tapi Bunda terlebih dahulu mencegahnya.

"Mungkin dia kecapekan aja, biarin sendiri dulu." Ayah hanya mengangguk mengiyakan, tidak lama setelah itu terdengar teriakan dari depan rumah, membuat Ayah Abbas segera bangkit untuk mengeceknya.

"PERMISI! ASSALAMUALAIKUM! PERMISI!"

"Iya?" Ayah Abbas mengerutkan keningnya saat mendapati seorang pria dengan membawa setangkai bunga tengah tersenyum menunjukkan deretan giginya. 

"Ada apa ya Mas? Kok senyum-senyum?" tanya Ayah Abbas takut-takut.

Pria tersebut menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, sembari memberikan setangkai bunga tersebut kepada Ayah Abbas.
"M-mas? Saya nggak suka cowok, lagipula saya udah punya istri." ujar Ayah sembari berjalan mundur.

Pria itu menautkan kedua alisnya. "Saya juga nggak suka cowok Om!"

"Terus? Kenapa kasih bunga ke saya?"

Bukannya menjawab pertanyaan Ayah Abbas, pria tersebut terlihat celingukan kesana-kemari. "Kanara nya ada Om?"

Ayah Abbas menatap pria tersebut penuh selidik. "Mau ngapain kamu cari keponakan saya?"

Pria tadi menghela nafas panjang dan mengulurkan tangannya kepada Ayah Abbas, dengan ragu Ayah Abbas menerima uluran tangan pria itu. "Nama saya Bayuni Jayantaka, mau cari Mbak Kanara. Kita udah janji hari ini mau keluar,"

"O-oh, yaudah masuk." Setelah mempersilahkan Bayu untuk masuk, Ayah kini duduk bersama Bunda sembari membisikkan sesuatu. "Nyari Kanara," Bunda yang sempat bingung hanya mengangguk kecil setelah itu.

Bayu menaikkan satu alisnya sembari menatap Bunda dan Ayah Abbas bergantian. "Jadi Om, Tante?"

"Maksudnya?" tanya Bunda heran.

"Saya cari Kanara Tan, bisa panggil Kanara nya sebentar?"

Bunda mengangguk kecil lalu beranjak berdiri. "Bentar, saya panggil dulu."

Selepas kepergian Bunda yang kini tengah memanggil Kanara, Bayu yang bingung berbuat apa hanya bisa mengetuk-ngetuk jarinya dipaha. "Ekhmm! Mau ngajak keponakan saya kemana kamu?" tanya Ayah Abbas berbasa-basi.

"Kalau boleh sih, saya ajak ke penghulu Om." balas Bayu seraya tersenyum malu.

"Nggak," tolak Ayah Abbas mentah-mentah.

"Lha emang kenapa Om? Apa tampang saya kurang ganteng?"

"Karena kaー"

"AYAHHHHH!" belum sempat menyelesaikan ucapannya, teriakan Bunda dari lantai 2 membuat Ayah Abbas bergegas beranjak berdiri, Bayu yang bingung hanya mengikuti langkah Ayah Abbas dari belakang.

Sesampainya dilantai 2, tepatnya didepan pintu kamar Kanara, terlihat Bunda yang berdiri mondar-mandir. "Kenapa Bun?"

Bunda menatap Ayah Abbas dengan raut wajah cemas. "Kanara... udah Bunda panggil dari tadi nggak nyaut,"

Kepincut Ojol CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang