36. Poor Bayu!

3.1K 368 11
                                    

NGGAK JADI HIATUS!

Emg pada dasarnya plin plan saya tuh, hehehe. Mau hiatus tp kek pen update😔

Karena td saya udh habis makan seblak, jadi semangat!
Nggak usah banyak cincong deh, gas baca.
.
.
.
.

Saat ini Lila tengah bersantai duduk melingkar bersama Bapak-bapak, ditempat biasanya driver-driver ojol seperti dirinya beristirahat.

"Saya denger-denger tempat ini mau digusur," celetuk salah satu Bapak-bapak berambut sedikit gondrong.

"Emangnya mau buat apa?" tanya salah satu dari mereka.

Bapak tersebut mengangkat bahunya acuh. "Saya kurang tau, yang pasti buat kepentingan orang kaya." 

"Dikampung sebelah saya juga ada yang digusur Pak! Katanya buat proyek pembangunan perusahaan," timpal Bapak-bapak berkumis tebal.

Lila yang sedari tadi menyimak obrolan tersebut kini mulai angkat bicara. "Terus nasib mereka yang digusur gimana Pak?"

"Ya mau nggak mau harus pindah Nduk, apalagi kita cukup sadar diri, mau ngelawan pun susah."

Lila terlihat tidak setuju dengan jawaban tersebut. "Mana bisa gitu Pak, semisal rumah kita mau digusur 'kan kita udah lebih dulu tinggal disitu."

"Lagian mereka nggak punya hak 'kan?" tanya Lila selanjutnya.

"Sebagian besar tanah kampung deket sini milik pemerintah atau nggak perusahaan, dan mereka punya hak sewaktu-waktu mau ngusur yang merupakan hak mereka." Lila hanya mampu terdiam mendengarnya.

***

Pukul 16:09 Anza masih berkutat dengan laptopnya dan beberapa berkas yang terlihat menumpuk dimejanya, Kana yang sedari tadi berguling-guling tidak jelas dilantai kini berhenti dan menatap Kakak sepupunya kesal.

"Kak Anza nggak bosen apa?! Mending kita pulang terus siap-siap, kan nanti malem mau jalan-jalan sama Kak Lila cari makanan."

Anza terlihat melirik Kana sekilas setelah itu kembali berkutat dengan laptop dan juga berkasnya. "Nanggung, dikit lagi selesai."

"Ck, lama! Kana kekantin." Anza hanya menggeleng kecil melihat tingkah laku sepupunya tersebut.

Dikantin Kana terlihat tengah menikmati semangkuk batagor, padahal dirinya baru saja menghabiskan 2piring nasi goreng dan 1esteh manis.

"Alhamdulillah kenyang," gumam Kana sembari mengelus perutnya.

"Ya kenyang lah, orang makan porsi kuli." ujar seseorang yang kini tiba-tiba duduk didepan perempuan tersebut.

"Butuh kaca Mas? Nggak liat situ makan porsi sumo?!" sinis Kana kesal pada pria didepannya yang tak lain adalah Bayu.

Bayu yang tengah meletakkan dua mangkuk bakso dan satu piring nasi goreng, melirik Kana tak kalah sinis. "Wajar Mbak, saya habis ngerjain berkas-berkas yang menguras tenaga dan juga pikiran. Jadi butuh asupan banyak."

"Kalau ngeluh nggak usah kerja Mas."

Bayu yang akan menyendokkan nasi goreng ke mulutnya tampak menunda pergerakannya. "Ngeluh apa sih Mbak? Kan saya cuma bilang!"

"Biasa aja! Nggak usah sensi gitu dong Mas!"

"Ya Mbak juga nggak bisa biasa aja!"

"Mas mau cari ribut sama saya? Nggak malu? Saya perempuan lho!"

"Mbak juga nggak malu ribut sama saya? Saya laki-laki lho!"

"Kok Mas ikut-ikut kata-kata saya sih?!" kesal Kana dan menggebrak pelan meja tersebut.

"Gini salah gitu salah, mau Mbak apasih sebenernya?!"

"Nggak tau," balas Kana singkat.

"Mas juga ngapain sih duduk disini?! Kan tempat lain masih ada!" lanjutnya kesal.

"Males, udah nyaman disini." jawab Bayu sembari menyantap nasi goreng, karena tadi sempat tertunda sebab perdebatan tidak jelas antara dirinya dan juga 'Mbak si paling nggak mau salah'.

"Ngomong-ngomong Mbak karyawan disini ya?" tanya Bayu setelah lama mereka saling diam.

"Yang bener aja dong, mana mungkin saya jadi karyawan disini." jawab Kana ketus.

"Lha terus? Mbak ngapain disini? Pasti lagi ngincer Bos disini 'kan?" tuding Bayu dengan menatap Kana penuh selidik.

"Enak aja! Saya itu sepupu yang punya perusahaan ini, sepupu Kak Anza!"

Bayu seketika menganga lebar. "M-mbak lagi n-nggak bercanda 'kan?"

Kana melipat kedua tangannya dan memandang Bayu kesal. "Buat apa saya bercanda? Nggak penting juga!"

Bayu yang mendengar itu tampak berfikir sejenak sembari menatap Kana.
'Ck, nggak mungkin ni perempuan nyebelin ngadu ke Pak Anza? Bisa-bisa gue langsung out dari sini. Tapi kalau di pikir-pikir ni orang duluan yang rese!'

'Apa gue baikin aja ya? Siapa tau luluh? Tapi agak males si sebenernya, tapi yaudah deh coba aja.' Dengan modal nekat dan semangat, kamu pasti Bayu!

"M-mbak nggak bakal ngadu ke Pak Anza 'kan?" tanya Bayu ragu-ragu.

Kanara yang mendengar itu tampak mengerutkan keningnya, tak lama ia tersenyum tipis lebih tepatnya senyum misterius. "Bakal saya aduin ke Kak Anza ini mah, kalau karyawannya nggak ramah sama sekali." 

"Y-ya nggak bisa gitu dong Mbak, kan saya nggak salah."

"Oh jadi yang salah saya? Oke fine," Kana segera mengambil ponselnya dan menekan beberapa tombol setelah itu mengalihkan ke Bayu. "Mau saya telfon?" ucapnya sembari menaik turunkan alis, diponsel tersebut memperlihatkan kontak Anza, membuat Bayu yang melihat itu hanya bisa terdiam.

"N-nggak usah Mbak! I-iya saya yang salah!"

"Memang kamu yang salah."

"Maka dari itu, tolong bayarin semua makanan yang saya pesan. Cuma dikit kok, kalau gitu saya tinggal dulu." ucapnya setelah itu berjalan pergi.

"Udah nggak napsu makan gue sumpah! Ini aja gue masih ngutang, malah disuruh bayarin makanan dia! Kalau bukan sepupu Pak Anza, udah gue gibeng tu perempuan!" gerutu Bayu kesal.

.
.
.
.

VOTE GENGS!😎

Bayu yang mencoba untuk kuad😇💪🏻 :

Bayu yang mencoba untuk kuad😇💪🏻 :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kepincut Ojol CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang