46. Musuh?

4.3K 387 22
                                    

"Drama." Kanara yang tengah menunggu Bayu dan juga Bunda, dilobby Rumah Sakit terdiam mendengar ucapan seseorang yang tiba-tiba datang.

Kanara mendongak menatap seorang laki-laki dengan tudung hodi dan juga masker yang menutupi wajahnya, memperlihatkan mata yang menyorot dirinya tajam. "Kayaknya k-kamu salah orang."

"Emang gue salah orang ya? Tapi bener kok, kalau lo itu..." orang tersebut sedikit menunduk dan mendekatkan wajahnya kepada Kanara, ia yang ingin melanjutkan ucapannya langsung terpotong oleh kehadiran Bunda.

"Kanara ayー" Bunda yang sudah berada didekat Kanara mengerutkan keningnya. "Lho, kamu siapa?" tanya Bunda heran, karena seseorang tersebut membelakangi dirinya.

Bukannya menjawab, orang itu langsung bergegas pergi tidak lupa ia membisikkan sesuatu pada Kanara. "Semoga hari lo menyenangkan."

"Lho e-eh kok main pergi gitu aja?" Bunda segera mengalihkan pandangannya kepada Kanara yang masih terpaku. "Dia siapa, teman kamu?" karena Kanara yang lama menjawab, membuat Bunda menepuk pundak perempuan tersebut.

"H-hah? Apa Bun?"

"Dia tadi siapa?"

Kanara yang paham akan ucapan Bunda lantas tersenyum kaku. "Salah orang kayaknya Bun,"

Karena Bayu yang sudah kembali, membuat Bunda segera mendorong kursi roda Kanara, dengan pria itu berada disamping.

Kanara masih bergulat dengan pikirannya, siapa orang itu? Dan apa yang orang itu tahu soal rahasianya?

***

"Lama nggak kesini, apa kabar lo?"

Lila memutar bola matanya malas. "Gue sibuk," ucapnya dan segera bergabung bersama orang-orang yang ada disana.

"Emang lo masih kerja jadi ojol ya Lil?"

Lila yang kini tengah menyeruput esteh manis pesanan orang itu hanya bergumam sebagai jawaban. "Kenapa lo nggak kerja yang lainnya aja?"

"Males, ribet, mending ngojek." ketus Lila.

"Ya tapi 'kan lo cewek,"

Lila berdecak kesal. "Emang harus banget apa-apa itu cowok?"

Seseorang itu hanya terkekeh kecil. "Maksud gー"

"Brisik! Mau gue tendang masa depan lo kayak waktu SMA dulu?" ancam Lila membuat orang tersebut merapatkan kakinya untuk melindungi aset berharganya.

"Jangan lah anjir. Kasihan bini gue nanti, kalau si mungil ini nggak perkasa."

Lila memutar bola matanya jengah. "Lebay lo kek jablay!"

"Ngomong-ngomong, lo masih belum tau soal yang nabrak orang tua lo?" tanya orang itu hati-hati, karena takut menyinggung perasaan perempuan tersebut.

"Lo 'kan tau sendiri Nus, nggak ada cctv dilokasi kejadian." timpal salah satu dari mereka.

"Ck, jangan panggil gue 'Nus' kek!" kesal orang tersebut.

Lila menaikkan satu alisnya. "Tapi nama lo 'kan itu,"

Terdengar decakan kesal dari orang tersebut. "Nama gue Janus Ebrahim. Panggil Janu aja!"

"Itu panggilan sayang dari kita-kita buat lo, atau lo mau gue panggil Rahim aja?" tawar Lila mengundang gelak tawa orang yang ada disana.

"Terserah deh terserah!" kesal pria itu yang kita tahu bernama Janus.

Lila berdecih sinis. "Ngambekan lo kek cewek,"

"Ck, iya-iya. Nggak ngambek gue, tapi kali ini gue serius Lil." terlihat dari wajah pria itu, Lila yang pada dasarnya malas untuk berdebat hanya mengangguk. "Kata polisi, orang tua lo di tabrak lari 'kan?" lanjut Janus.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kepincut Ojol CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang