Chapter 17

502 82 60
                                    

Pembaca lama be like: Tumben up cepet wkwk

~ • ~ 💜 ~ • ~

"Saat usia kalian tiga belas tahun, aula ini akan kalian gunakan untuk debutante."

Sesaat setelah gerbang terbuka tadi, anak-anak sudah menyebar dengan mata berbinar, menelisik ke segala arah dengan mulut ternganga. Aldrick tidak tahu apa yang dikatakannya didengar, tetapi tingkah anak-anak membuatnya tersenyum.

"Kak Aldrick, satu pertanyaan!" ujar Deline tiba-tiba berbalik badan. Aldrick yang tadi telah merengkuh Rooseansa kalang kabut, menjauh secepat kilat.

"Ya, apa?"

Deline berdeham sejenak. Menjentikkan jari di dagu sembari bersedekap dan menilik langit-langit. Deline mendadak lupa apa yang akan dia tanyakan karena telah membuat adegan romantis gagal. "Ah! Itu!" Deline menjentikkan jari. "Tadi kita sudah ke aula utama, apa setelah ini kita akan ke aula Beloved?"

Setelah tadi ikut gelagapan, Rooseansa tersenyum dan menggeleng pelan. "Sayangnya ... tidak."

"Kenapa?" Anak-anak serentak bertanya, tampang mereka dibuat seolah-olah sedih.

"Privasi." Aldrick terkikik sebelum melanjutkan, "Tunggu usia kalian dua puluh tahun, kalian akan tahu."

Para murid berdeham lesu, terdengar kesal, lalu lanjut menyebar, menelisik seluruh ruangan aula tanpa suara. Aldrick dan Rooseansa yang melihatnya hanya bisa menggelengkan kepala.

Sesuai yang dinyatakan, Renfred memiliki tiga aula besar, paling utama di antara puluhan aula lainnya di kekaisaran besar bangsa Naga ini.

Aula pertama adalah aula paling besar. Dikatakan mampu menampung seluruh warganya. Aula ini digunakan khusus untuk acara formal, termasuk acara memperingati kematian kaisar-kaisar bangsa terdahulu, dari bangsa mana pun.

Aula kedua tidak kalah besar, yakni aula debutante. Aula yang sedang mereka telisik kini. Di aula ini, selain peresmian jika anak-anak telah memasuki masa remaja dan bisa berkontribusi dalam hal sosial, politik, pun makin disegani jikalau itu bangsawan.

Para gadis dari seluruh penjuru dunia yang bisa hadir akan mendapatkan dansa pertamanya dengan lawan jenis. Pun saat acara tahunan itu terjadi, akan dipilih daripada para gadis, siapa yang akan menjadi permata tahunan.

Sementara aula Beloved ... aula ketiga yang setara besarnya dengan aula debuante, tidak ada yang tahu seperti apa aula ini, bahkan yang bertempat tinggal di Renfred; trah Aleythron atau yang disebut Naga Agung.

Kecuali mereka telah ke sana karena acara kedewasaan dan jika beruntung, Dewi Ambrosia akan mengikat benang jiwa, pun akan berkesempatan menyaksikan Elf, penyihir, Malaikat, Griffin, melamar yang dicintainya.

Setelah puas, anak-anak keluar dari aula, dengan kelima pangeran di posisi paling depan, menjadi pemandu untuk mereka ke ruang singgasana.

Lycia jadi berpikir, sebenarnya siapa yang jadi kepala tur? Masalahnya, Aldrick sering menunjukkan keromantisannya pada Rooseansa. Sudah ditegur langsung oleh Rooseansa beberapa kali, tetapi Aldrick masih melakukannya. Dasar pasutri!

"Woww!" Viane berseru, "Naganya kelihatan kuat." Elven kecil itu berada di paling depan, bersanding dengan empat calon kaisar, Varrel, dan Deline.

Book I : Ambroise Immortality {Revisi}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang