Chapter 38

93 7 8
                                    

Haha, Reagal frustrasi itu😭

Vote, komen, dan bagikan biar aku makin semangat buat nulis. Maaf kalau ada typo dan kata yang menyinggung.

Jujur, nih, ya, aku gak sabar liat Deline dan Aldrick latihan😂

Tolong juga, kalau ada yang sama sedikit atau malah sama semua dengan cerita ini dilaporkan atau bilang ke aku.

Cerita ini murni dariku sendiri, ye, gak bakal rela kalau diplagiat_-

~ • ~ 💜 ~ • ~

"Tantangan pertama ..., pengetahuan umum."

Kuis Master lagi-lagi menggema di ruangan itu, bersamaan dengan terciptanya tembok besar di seluruh bagian depan tribun. Semua pemirsa tampak kebingungan, tidak terkecuali Deline yang mulai panik lantaran ruangan menjadi gelap.

Tembok itu berubah menjadi layar yang bergerak tak beraturan menampilkan seluruh bentuk makhluk mitologi di detik setelahnya. Tribun kini sudah tampak seperti bioskop yang menawarkan kualitas gambar paling detail dan tajam. Leria di samping Lycia berseru takjub dengan teknologi sihir ini.

Apa lagi, setelah tadi dijemput oleh Lilith atas perintah Kaiser, mereka pindah ke tribun khusus bersama keluarga inti kekaisaran bangsa lain, membuat pemandangan di depan mereka benar-benar memanjakan mata yang memandangnya.

Sementara yang peserta di lapangan lihat, kini ruangan yang mereka tempati hanya ada mereka dengan layar Kuis Master di depan, masih bergerak tak beraturan dan di tiga detik setelahnya berhenti pada gambar dua belas tipe Naga. Dengan itu, berdebar jantung mereka tak beraturan.

"Pada tantangan kali ini, Zuarat harus membuktikan kerja sama, kecepatan, ketelitian, dan ketepatan dalam operasi teka-teki."

Bergulir lagi layar pada nama peserta yang ternyata dibuat dua puluh kelompok sesuai teman akademi. Setiap akademi mengerahkan empat peserta terbaik mereka, terkecuali Purefic yang hanya mengerahkan dua. Artinya, peserta dari dua puluh akademi yang harusnya mencapai delapan puluh peserta, kini hanya tujuh puluh delapan peserta.

"Terdapat tiga ronde permainan. Di setiap ronde, lima kelompok tercepat yang menyelesaikan teka-teki akan lolos ke babak selanjutnya, sementara lima kelompok lain yang tidak berhasil lolos dari ketiga ronde tersebut, akan langsung tereliminasi dari Areta."

Bukan cuma peserta yang tegang begitu itu terdengar, di deretan pemirsa pun tampak tegang. Karena ini kelompok, maka satu Akademi langsung pulang tanpa adanya harapan begitu salah di lomba pertama. Viane benar-benar gugup, takut jika akan pulang.

Areta bukanlah lomba sembarang meski sekadar untuk anak-anak Sekolah Dasar tahun pertama. Areta dinaungi oleh kekaisaran Svarga dari Pegasus, yakni Early. Lomba tiap tahunnya selalu mengundang inti kekaisaran-kekaisaran yang bisa hadir untuk menyaksikan.

Kali ini, hampir inti kekaisaran itu seluruhnya hadir. Mungkin karena Korvin si pangeran iblis yang terkenal kepintarannya merupakan salah satu anggota. Tidak hanya itu, tiap dua puluh akademi yang telah lolos daftar Areta akan langsung diberikan Kristal Jiwa khusus Kuis Master.

Areta juga dilangsungkan sebulan punuh di hari minggu, maka semua siswa-siswi akademi lain yang tidak dapat hadir di Areta bisa leluasa menyaksikan di akademi mereka. Viane yakin, saat ini Delixy, Nata, Hanny, dan lainnya sedang menonton di lapangan tertutup Purefic, menatap dengan tegang dan penuh harap.

Ruangan jadi sedikit bergetar lantaran ada dua puluh meja oval dari batu beserta kotak hitam di atasnya muncul dari tanah, lalu Kuis Master kembali terdengar, "Pengetahuan Umum ..., ronde pertama. Terdapat materi teka-teki tentang Naga di dalam kotak yang harus Zuarat pecahkan menjadi bilangan yang sempurna."

Book I : Ambroise Immortality {Revisi}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang