Bab 2 : Rion

704 129 11
                                    


Saya gak tahu kenapa kualitas gambar jadi jelek banget waktu disimpan di Wattpad. Tapi, semoga yang itu jelas, ya. Hehe. Maaf, gak jago gambar sama sekali. Penyon-penyon garisnya karena males pegang penggaris, duh 😭 Silahkan lihatnya sambil miringkan ponsel untuk tahu denah SMAKSA :)

*****

Rasanya, SMAKSA memiliki banyak sisi yang menarik untuk diketahui. Setidaknya, itulah yang ada di pikiran Aika sekarang. Selain dari tata cara makan yang menurutnya unik, Aika juga dikejutkan dengan bangunan dalam SMAKSA yang ternyata ... jauh dari bayangannya.

Selepas dari sarapan tadi, para siswa baru diarahkan untuk menuju aula yang terdapat di dalam gedung sekolah. Tepatnya, di ujung paling kiri. Dari luar, SMAKSA memang terlihat seperti bangunan angker tua. Namun jika sudah masuk? Kesan itu langsung menghilang. SMAKSA tidak kalah bagusnya dari sekolah swasta lain.

Bahkan mungkin, SMAKSA memiliki interior yang lebih baik daripada sekolah negeri Aika dulu.

Ketika memasuki bangunan sekolah, para siswa akan disambut dengan lantai keramik dan dinding berwarna putih, semua terlihat begitu bersih dan menyejukkan. Warna coklat kehitam-hitaman membentuk garis border layaknya bingkai foto di sisi lantai dan kusen-kusen. Lampu-lampu yang cahaya tidak menyakiti mata terpasang setiap jarak 3 meter. Loker berwarna biru berjajar begitu apik di kanan dan kiri. Ini mungkin akan menjadi salah satu favorit Aika karena dia tidak pernah memiliki loker di sekolah dulu.

 Ini mungkin akan menjadi salah satu favorit Aika karena dia tidak pernah memiliki loker di sekolah dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Sumber : Google]

Bisa dibilang, Aika sampai berdecak kagum ketika memasuki ruangan besar tersebut. Lantainya dari kayu yang dipoles sehingga mengkilap. Ada garis-garis putih yang menunjukkan bahwa aula ini bisa dipakai olahraga. Juga, ada panggung di ujung ruangan dan tirai-tirai merah yang memberi kesan sedikit mewah.

Di aula, Aika diminta membentuk barisan acak oleh salah satu panitia. Masing-masing 5 orang sehingga seharusnya ada 24 banjar yang terbentuk. Tipikal anak baru, mereka langsung membentuk barisan berkubu-kubu sesuai dengan kamar mereka sendiri agar tidak terlalu canggung. Dari sini, anggota kamar yang harmonis dan solid langsung terlihat. Mereka biasanya tidak mau dipisahkan sama sekali. Tidak mau mengalah dan berpecah sehingga keras kepala memiliki empat orang saja dalam satu barisan. Satu-satunya jalan adalah mengacungkan telunjuk tinggi-tinggi, tanda bahwa mereka masih kekurangan satu orang.

Namun, tidak semua begitu. Ada yang dari awal mengalah karena memang tidak satu frekuensi dengan teman kamar masing-masing, ada juga yang terpaksa mengalah atas dasar kesadaran diri sendiri dan waktu yang semakin menipis sebelum acara penyambutan utama dimulai. Kamar Aika-lah yang berpencar karena mengalah.

Sisi positifnya, meskipun berbeda banjar, mereka semua sama-sama menempati barisan paling belakang di samping satu sama lain sehingga masih bisa berkomunikasi.

Sisi positifnya, meskipun berbeda banjar, mereka semua sama-sama menempati barisan paling belakang di samping satu sama lain sehingga masih bisa berkomunikasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
S M A K S ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang