Bab 23: Hari Derita Dimulai

353 80 44
                                    

"Sekian untuk kelas hari ini. Jangan lupa, tugas dikumpulkan paling lambat hari Jumat, jam 11 di loker saya. Ketua kelasnya tolong koordinasikan."

"Baik, Pak!"

"Terima kasih. Silahkan beristirahat."

Seruan terima kasih kembali terdengar dari murid X IPA 3 dengan kompak dan bersemangat. Aduh, siapa, sih, yang tidak suka istirahat? Orang yang hampir tidur selama pelajaran saja langsung segar bugar saat guru sudah meninggalkan kelas. Apalagi, tadi pelajaran fisika. Sudah panas otak murid-murid di sana.

Aika pun sama mumetnya. Namun, dia tak terlalu menunjukkannya karena belakangan ini Aika seolah menjadi manusia tanpa ekspresi kentara. Dia senang, sedih, gelisah, apapun itu kelihatannya sama saja. Datar dan cenderung lesu. Sudah beberapa minggu hal ini berlangsung sejak ia ditemukan basah kuyup.

Sementara Rion? Oh, bocah itu justru kebalikannya. Semenjak terlihat dekat dengan gadis lain waktu itu, kian hari Rion makin banyak kenalannya meskipun sedikit demi sedikit. Dia yang awalnya sangat dijauhi lambat laun bisa diterima layaknya orang normal. Entahlah apa yang terjadi. Aika tak mencari tahu dan tidak mau tahu.

Yang jelas, setidaknya sekarang ada beberapa orang--selain teman sekamarnya Rion--yang berani menyapanya jika berpapasan. Ada yang Aika tahu, juga lebih banyak yang tidak karena sepertinya berasal dari kelas lain. Kedekatannya dengan perempuan yang waktu itu juga makin kentara. Tak jarang, Aika melihatnya menunggu Rion di luar kelas untuk istirahat bersama. Atau, jajan ke toko di SMAKSA, kadang berdua, tak jarang bersama beberapa teman yang lain sambil mengobrol asyik dan bergurau.

Aika hanya melihat sekilas-sekilas saja jika memang kebetulan berpapasan. Namun, dia masih bersikap tak acuh meski diam-diam, Aika ikut senang saja karena Rion jadi tidak kesepian lagi seperti dulu.

Belakangan ini pula, Aika selalu dikawal oleh ketiga teman sekamarnya ketika LBSA. Penjagaan dari Ovet, Fina, dan Ziva begitu ketat sampai-sampai mereka yang biasanya selesai awal-awal jadi terseret di akhir bersama Aika. Sungguh, mereka hanya tidak ingin kejadian yang sama terulang. Ya, walaupun sampai saat ini Aika belum terbuka mengenai apa yang terjadi sebetulnya.

SMAKSA juga sedang disibukkan oleh persiapan pertandingan persahabatan yang makin dekat. Hal itu membuat pemilihan ketua angkatan menjadi tertunda. Sudah sejak dua minggu lalu panitia dan pembagian tugas diumumkan. Peserta-peserta bahkan telah memulai latihan lebih awal sejak mereka mendaftar. Pertandingannya memang akan dilakukan tepat setelah ujian tengah semester 1 dilaksanakan. Dan itu minggu depan. Makanya, semua sibuk sekali.

Fina, sesuai dengan perkataannya, berpartisipasi dalam lomba melukis. Ovet ternyata mendaftar di lomba lari. Tersisa Ziva dan dirinya di bagian panitia. Oh, Aika bahkan tak perlu menunggu pengumuman untuk mengetahui dia akan ditempatkan di posisi mana. Dia sudah tahu sejak awal ... dari Ardiaz.

Karena ternyata, uang dan kekuasaan memang pengaruhnya sekuat itu. Bahkan di sekolah yang notabenenya "mendidik" anak-anak dari orang tua yang terlibat kasus kriminal, termasuk korupsi dan suap.

Di lomba nanti, Aika mendapat tugas untuk menjadi liaison officer peserta lomba, alias penghubung antara peserta dengan pihak penyelenggara acara. Informasi dan kebutuhan apapun dari peserta akan diberikan lewat Aika. Sudah seperti asisten pribadi peserta saja. Asisten pribadinya Ardiaz yang mengikuti cabang lomba renang 100 meter.

Kalau tidak salah, Ziva mendapat bagian di kepanitiaan konsumsi. Dia dan beberapa kawannya bertugas menyebarkan formulir untuk mendata jumlah partisipan dan alergen atau makanan yang tidak dapat dimakan oleh peserta dari pihak Adhinata Bangsa agar terhindar dari peristiwa yang tidak diinginkan. Formulir telah diserahkan pada LBSA minggu lalu dan akan diambil minggu ini di LBSA lagi, tepat sebelum ujian.

S M A K S ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang