Bab 5: Kelas dan Cobaannya

507 120 19
                                    

⬆️⬆️ Jadwal Kegiatan Kelas Aika⬆️⬆️

Selamat menikmati :)

*****

"Siap?"

"Aku, kok, gugup, ya?" Ziva mencengkeram amplop di tangannya dengan erat.

"Insting gue bilang kalau lo bakal masuk IPA, Ziv. Siapapun di sini udah tau itu," timpal Fina dengan cengiran lebar di bibirnya. Setelah sesi pemilihan bakal calon ketua angkatan dua hari yang lalu, sore ini mereka semua mendapat amplop. Isinya adalah hasil ujian dan penempatan kelas. Psst! Desas-desusnya, kakak kelas bilang bahwa amplop itu juga ada uang saku selama sebulan.

Makanya, rasa gugup dan antusias bercampur aduk sekarang.

Aduh, apalagi cemilan mereka mulai menipis! Mereka juga sudah mulai harus cuci baju sebelum menumpuk terlalu banyak. Makanya, datangnya uang ini terasa seperti angin segar di tengah hawa panas yang mulai menyerang.

"Dalam hitungan ketiga, pokoknya kita buka amplop sama-sama. Gue kasih waktu satu menit buat baca hasilnya. Awas! Jangan ada yang ekspresif biar gak ketebak dulu. Nanti, baru kita spill kelas di akhir," aba-aba Fina. "Gimana? Semua siap?"

Ketiga temannya pun mengangguk. Tangan Aika bahkan sudah siap di ujung amplop. Lantas, Fina pun mulai menghitung, "Satu.... Dua.... Tiga! Buka amplopnya!"

Suara sobekan terdengar cukup beringas untuk beberapa saat. Untung saja sepuluh lembar uang pecahan lima puluh ribuan di dalam amplop masih aman. Bersama dengan tumpukan biru tersebut, sebuah kertas yang dilipat menjadi tiga bagian terselip.

Dengan jantung yang berdegup keras, mereka membaca kertas masing-masing. Amplop berisi uanh dibiarkan di pangkuan karena mereka sedang duduk di lantai sekarang. Kertas itu berisi identitas siswa, nilai dari masing-masing mata pelajaran yang diujikan, rekap nilai keseluruhan, serta penjelasan mengenai kelemahan dan kelebihan peserta.

Dan terakhir, di bagian paling bawah adalah keputusan penempatan kelas. Sungguh, rasanya campur aduk saat membaca. Padahal, hanya tinggal satu kalimat saja.

Kalimat sederhana tersebut berbunyi "Dengan demikian, maka peserta didik yang namanya tercantum di atas akan ditempatkan di kelas...." dan lanjutannya adalah kelas mereka dalam cetak tebal.

Entah sudah satu menit atau belum, tetapi empat serangkai itu sudah menatap satu sama lain sekarang. Foker face mereka berhasil sehingga tak ada yang dapat mengetahui jika kelas mereka sesuai harapan atau tidak.

"Gue hitung sampe tiga lagi, ya?" tanya Fina. Ketiga kawannya pun mengangguk.

"Satu, dua, tiga!"

"IPS-2!"

"IPA-1!"

"IPA-1!"

"IPA-3!"

Ziva dan Ovet melebarkan mata sumringah. Mereka sekelas! Dan yang terpenting, Ovet si Jutek pada orang baru itu tidak akan kesulitan mencari teman sebangku nanti. Mengikuti suka cita mereka berdua, Fina masuk ke jurusan IPS sesuai impiannya. Tersisalah Aika sendiri di kelas IPA-3.

Mungkin, ekspresi Aika-lah yang paling masam sekarang. Dia harus berhadapan dengan orang baru nanti. Aduh, semoga saja mereka juga baik-baik seperti teman sekamarnya.

*****

"Semangat, Ai!" Ziva melambaikan tangannya sebelum masuk ke kelas bersama Ovet sementara Aika masih harus berjalan beberapa langkah lagi ke depan.

Dengan seragam rapih dan bersih, di hari Senin ini, Aika akhirnya siap untuk memulai sekolah. Jika hari-hari sebelumnya terasa lebih santai, maka Aika mulai merasakan atmosfer berbeda hari ini. Suasana sarapan tadi terasa lebih kaku dan singkat. Beberapa orang bahkan belum sempat menyelesaikan sarapannya saat aba-aba penyelesaian sarapan dilakukan pukul 7.15 pagi, lebih cepat 15 menit daripada hari biasa.

S M A K S ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang