Hello guys, jumpa lagi sama si Wulan dan Hadi. Kali ini bakal ada konflik seru yang pastinya bakal bikin kalian terrrr-bakarrr banget.Nah, karena di part sebelumnya aku merekomendasikan sebuah lagu untuk mengiringi bacaan kalian. Sepertinya, part ini akan lebih joosss kalau dibaca sambil dengerin lagu juga. Dan mungkin, aku akan merekomendasikan sebuah lagu di part-part selanjutnya, biar kalian lebih seru bacanya, hehe.
Sekarang, pasang earphone-mu, dan setel lagu "Kekasih yang tak Dianggap", lalu mulailah membaca. Terima kasih telah mampir!
Tuhan ..., sesakit inikah? Wulan membatin.
Sejak Masa Orientasi Sekolah-kali pertama matanya bertemu pandang dengan Kevin-entah perasaan apa yang tiba-tiba mengalir dalam hatinya. Ada perasaan aneh yang menghantui hatinya. Perasaan yang dua tahun lamanya tumbuh subur bagai ilalang di padang sabana. Sayangnya perasaan itu hanya perasaan sepihak. Tak disiram maupun dirawat oleh pihak lainnya. Perasaan itu akhirnya terbengkalai di hati Wulan saja. Tak mendapat respons apa pun dari Kevin. Menyakitkan.
Brak! Seseorang menggebrak meja dengan keras.
"Heh, ngapain ngelihatin pacar aku?!" bentak seseorang.
Seketika Wulan tersadar dari lamunannya. Wulan tidak sadar bahwa sejak tadi netranya tak lepas memandang Kevin yang kini duduk sendiri karena gadis yang bersama dirinya kini berdiri di hadapan Wulan.
"Heh, kok diam? Jawab!" bentaknya lagi, "ngapain ngelihatin Kevin? Dia pacarku! Aku risih kalau pacarku dilihatin kamu terus!"
"Maa ... Maaf ...," ucap Wulan terbata-bata.
"Maaf?" Gadis itu melemparkan pertanyaan retoris. "Dasar cewek nggak tahu malu!" ujarnya kemudian. Gadis itu menyiramkan minuman ke arah Wulan.
Sontak tragedi itu menarik perhatian khalayak. Berpasang-pasang mata menatap ke arah Wulan dan gadis yang menyiramnya tadi. Wulan tertunduk tidak berdaya, ia menangis dalam diam. Sementara gadis di hadapannya tetap mengata-ngatainya seraya berdecak pinggang.
"Eh, ada apa ini?" tanya Hadi yang tiba-tiba hadir di tengah kerumunan. Tangan kanannya menenteng sebuah kantung plastik berisi cokelat panas untuknya dan Wulan.
"Oh, kamu pacarnya? Kamu bilangin tuh ke pacarmu, jangan suka ngelirik pacar orang. Najis banget sih. Cantik juga enggak, sukanya ngelirik pacar orang!" bentak gadis itu pada Hadi.
"Eh, Mbak, mulutnya hati-hati dong kalau ngomong. Punya kaca nggak di rumah? Cantik doang tapi mulut nggak disekolahin!" Hadi balik membentak.
Tak terima dengan perkataan Hadi, gadis itu mengumpat. Ia ayunkan tangannya ke arah Hadi, hendak menampar. Namun Hadi sigap menangkis lalu menghempaskannya hingga gadis itu terjatuh.
Suasana semakin memanas. Kevin datang menghampiri mereka. Mengetahui pacarnya terluka, pria jangkung itu melayangkan tinju ke arah Hadi. Sayangnya Hadi lebih lincah, dengan mudah ia menghindari bahaya itu lantas balik melayangkan tinjunya ke arah Kevin. Pertahanan Kevin tumbang, ia terjatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cantik
Teen FictionKamu itu cantik! Nggak perlu muluk-muluk untuk jadi cantik karena cantik nggak cuma soal fisik. Cerita ini diikutsertakan dalam kompetisi Writing Project yang diselenggarakan oleh @RdiamondPublisher #WPRD2TimHipHop #WritingProjectDiamond #RDiamondP...