Siapkan tisu, ges! Kira-kira siapa yang jadian?
Waktu seolah berlari, hari cepat berlalu. Ujian semester telah dilaksanakan. Kini semua siswa disibukkan oleh berbagai kegiatan dan class meeting menjelang penerimaan rapor. Acara demi acara berjalan dengan lancar. Lusa kompetisi fashion show dilaksanakan. Seluruh peserta sibuk mempersiapkan diri tak terkecuali Susi. Gadis itu tengah mengobrol dengan seseorang ditelepon. Ia mondar-mandir mengitari seisi ruang kamar. Wajahnya tampak cemas. Ia terduduk di kursi riasnya beberapa saat kemudian.
Susi bermonolog, "Sial, Om Hardika akan dinas keluar kota!" Susi beralih menelepon Rena.
"Halo, Ren!" sapa Susi.
"Ada apa telepon aku malam-malam?" tanya Rena dari seberang sana.
"Gawat!" seru Susi kesal, "Om Hardika akan dinas keluar kota, jadi nggak akan ada yang bantu aku!"
"Aduh kabar buruk, nih! Satu hal lain yang harus kamu tahu, Si. Ema sama si culun, Wulan itu mereka akan berpartisipasi dalam kompetisi fashion show!"
Rasa kesal dalam dada Susi semakin membeludak. "Serius?" tanyanya memastikan.
"Iya, aku bukannya mau ngeraguin kamu, tapi kalau saingan kamu adalah Ema ditakutkan nanti kamu berada di posisi yang nggak aman," ungkap Rena, "oh, iya kamu tahu nggak? Si Wulan itu sudah mulai kampanye di media sosial. Dan, sumpah, aku sampai pangling. Kupikir dia bukan Wulan, ternyata memang si culun itu!"
"Ha? Pangling gimana, nih?" Susi bertanya dengan nada cemas.
"Dia glow up! Foto yang dia upload di media sosial bikin aku ngira dia adalah orang lain. Followers-nya juga banyak. Dukungan like dan comment-nya bikin bergidik. Dan, lebih parahnya adalah pacarmu ikut-ikutan dukung dia!"
"Persetan!" umpat Susi, "ngaco kamu bilang begitu, Ren!" Susi tak percaya dengan yang Rena katakan.
"Aku nggak bohong, Si. Ini benaran! Nanti ya, habis ini, aku kirim buktinya ke kamu."
"Ren, kalau pun itu benar, kamu harus bantuin aku gimana pun caranya!" paksa Susi dengan nada kesal.
"Aku bakal dukung dan bantuin kamu sepenuhnya! Aku punya rencana bagus."
Setelah obrolan itu berakhir, Susi mengecek aplikasi hijau dimana Rena mengirimkan bukti mengenai kelakuan Kevin-pacarnya. Matanya membelalak mendapati bukti-bukti itu benar adanya. Terasa lemas tubuhnya, ia membaringkan kepalanya di meja rias.
🌙🌙🌙
Di kamar, Wulan sedang asyik mengobrol dengan seseorang sembari memeluk Bibin-boneka bulan sabit pemberian Hadi. Di sela-sela obrolan itu terdengar gelak tawanya pecah. Menjelang kompetisi fashion show , Wulan merasa lebih percaya diri. Ia merasa mimpi-mimpinya telah terwujud bahkan sebelum kompetisi fashion show yang menjadi hadapannya itu dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cantik
Teen FictionKamu itu cantik! Nggak perlu muluk-muluk untuk jadi cantik karena cantik nggak cuma soal fisik. Cerita ini diikutsertakan dalam kompetisi Writing Project yang diselenggarakan oleh @RdiamondPublisher #WPRD2TimHipHop #WritingProjectDiamond #RDiamondP...