Sesuai janji sore lalu, Hadi dan Wulan melangkahkan kaki menuju kantin Bude Tatik siang ini. Mereka akan bertemu dengan Ema di sana. Sebelum ujian dilaksanakan, mereka ingin urusan kompetisi fashion show kelar. Siang ini diharapkan bisa menjadi waktu perjumpaan terakhir untuk membicarakan kompetisi tersebut. Karena minggu depan mereka akan mulai fokus kepada jam belajar tambahan, melengkapi tugas, dan menyelesaikan remedi sebelum menyambut ujian semester. Wulan yang mengerti akan kesibukan masing-masing sahabatnya merasa tak enak hati karena telah merepotkan mereka sejauh ini. Sejak pagi dia gusar ingin menyampaikan satu hal kepada kedua sahabatnya itu.
Sesampainya di kantin, mereka belum melihat Ema berada di kantin itu. Sembari menunggu Ema, Wulan berinisiatif memesankan makan dan minuman. Ia bermaksud mentraktir keduanya sebagai bentuk ucapan terima kasih karena telah berjuang untuknya sejauh ini. Ema datang saat Wulan memesan makanan. Cukup lama menunggu, Wulan pun kembali membawa nampan berisi tiga mangkuk mi ayam. Bude Tatik mengekor, beliau membawa nampan berisi jus alpukat.
"Loh, jadi sudah pesan makanan, nih?" tanya Ema menyambut kedatangan Wulan dan Bude Tatik.
"Tenang, hari ini aku yang traktir," jawab Wulan sambil meletakkan mi ayam di meja.
Wulan duduk setelah makanan dan minuman disajikan. Ia mengerutkan kening-heran-ketika melihat ekspresi Ema yang tengah menatap jus alpukat di hadapannya.
"Kenapa, Ma? Ada masalah sama makanannya atau nggak suka?" tanya Wulan.
"Eh ..., nggak apa-apa kok ... sebenarnya aku alergi alpukat." Ema akhirnya mengaku.
Hadi menepuk jidat. "Aduh, aku lupa kalau kamu alergi alpukat. Aku juga nggak tahu ternyata yang dipesan Wulan jus alpukat."
"Kalau gitu aku ganti dulu, ya minumannya." Wulan beranjak dari duduknya, tapi langsung dicegah oleh Ema.
"Nanti saja, biar aku yang pesan sendiri. Kita fokuskan dulu rencana kompetisi fashion show besok."
Wulan kembali duduk.
"Baiklah, langsung aku mulai saja keburu mi ayamnya dingin. Jadi berdasarkan syarat dan ketentuan lomba, setiap peserta selain mengumpulkan voting secara offline, voting online juga dilaksanakan dengan cara mengumpulkan like sebanyak-banyaknya untuk foto fashion show yang diunggah. Jadi, mulai hari ini Wulan harus aktif di media sosial. Segala hal yang berkaitan dengan fashion show, mulai dari proses sampai perlombaan berlangsung akan kita unggah di sana. Kita tentu membutuhkan banyak followers untuk Wulan. Jadi semua itu harus dibarengi sama promosi. Anggap saja ini kampanye awal untuk menenangkan lomba itu," terang Ema panjang lebar.
"Mudah, aku punya banyak kenalan di organisasi maupun di luar sekolah. Jaringan pertemananku luas, jadi aku bisa bantuin promosi," ucap Hadi sembari menikmati jus alpukatnya.
"Masalah promosi juga mudah bagiku, tapi karena sudah dihendel oleh Hadi aku akan jadi asistenmu saja, Wulan." Ema turut berujar dengan antusias. "Masalah make up dan tata busana serahkan saja padaku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cantik
Teen FictionKamu itu cantik! Nggak perlu muluk-muluk untuk jadi cantik karena cantik nggak cuma soal fisik. Cerita ini diikutsertakan dalam kompetisi Writing Project yang diselenggarakan oleh @RdiamondPublisher #WPRD2TimHipHop #WritingProjectDiamond #RDiamondP...