Kantin Bude Tatik hari ini ramai dipadati siswa, khususnya siswa kelas XI MIPA 2 yang berseragam olahraga. Setelah lelah berolahraga, kerongkongan dan perut mereka meronta minta dialiri energi.
Berombong-rombongan siswa menikmati hidangan yang ada. Wulan dan Wawan salah satunya, mereka tengah menikmati segelas jus jeruk dan camilan. Biasanya mereka nongkrong bersama Hadi, sayangnya hari ini Hadi tidak sekolah. Dan itu akan menjadi hari yang paling merugikan bagi Hadi karena tidak dapat meledeki Wawan dan Hani yang sedang kasmaran-kasmarannya.
"Kenapa Hadi tidak sekolah hari ini?" tanya Wawan sembari melahap kue cucur yang ketiga.
"Hari ini teman mamanya datang dari luar negeri. Karena orang tua Hadi sibuk, dialah yang diberi amanat untuk menjemput mereka di bandara," jelas Wulan.
"Loh, memangnya mereka tidak punya pesuruh? Kenapa harus Hadi? Ah, rugi sekali dia tidak sekolah hari ini. Dia meninggalkan praktik olahraga, meninggalkan ulangan PKN, oh, ya hari ini ada jadwal kelas tambahan kan?"
Wulan mengangguk.
"Wah, komplit sekali ketertinggalan materi yang harus ia kejar esok."
"Tapi lebih rugi lagi karena tidak dapat melihat kalian yang tengah kasmaran." Wulan tertawa meledek.
Hani tersipu malu. "Ah, Wulan, jangan gitu dong!"
Wawan melempar Wulan dengan kacang.
"Alasannya apa sih, Han, kok kamu bisa suka sama Wawan? Wawan 'kan bau ketek!" Wulan tertawa lagi.
"Sembarangan kalau ngomong, situ kali yang bau ketek," sewot Wawan geram.
Hani tertawa kecil. "Hm, gimana, ya, Lan ... susah jelasinnya. Yang terpenting tuh, aku sayang banget sama Wawan!" ungkap gadis bergigi gingsul itu.
Mendengar penuturan dari Hani, membuat Wulan lesu seketika karena tidak puas dengan jawabannya.
🌙🌙🌙
Di bangku yang berbeda, Susi dan Rena menikmati semangkuk bakso. Rena menatap lamat-lamat Wulan yang duduk tidak jauh dari tempatnya. Sejak tadi ia perhatikan gadis itu agar tidak salah orang. Karena kurang yakin, Rena akhirnya bertanya kepada salah seorang siswa berseragam olahraga yang duduk berseberangan dengannya.
"Eh, itu Wulan 'kan?" tanya Rena sembari menunjuk ke arah Wulan.
Yang ditanya hanya mengangguk ringan karena mulutnya sedang mengunyah makanan.
"Oh ..., makasih, ya!" ucap Rena. Kemudian, ia kembali melahap baksonya.
"Siapa sih?" tanya Susi kepo.
Rena menunjuk tepat ke arah seorang gadis culun yang duduk berseberangan dengan mereka. "Itu Wulan," jelas Rena.
"Hah, itu orangnya?!" Susi menyeringai mengetahui bahwa gadis itu adalah orang yang terciprat kubangan air kotor oleh mobilnya tadi pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cantik
Teen FictionKamu itu cantik! Nggak perlu muluk-muluk untuk jadi cantik karena cantik nggak cuma soal fisik. Cerita ini diikutsertakan dalam kompetisi Writing Project yang diselenggarakan oleh @RdiamondPublisher #WPRD2TimHipHop #WritingProjectDiamond #RDiamondP...