Jabat Kelingking

40 39 43
                                    

        Hadi dan Ema sampai di rumah ketika matahari telah bersinar di belahan bumi lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

        Hadi dan Ema sampai di rumah ketika matahari telah bersinar di belahan bumi lain. Di beranda rumah, Mira dan Rosa menanti mereka dengan gusar sejak dua puluh menit yang lalu. Kepulangan mereka disambut sejuta tanya oleh Rosa, pasalnya mereka pergi tanpa izin tadi.

       "Hadi, nggak baik bawa lari anak orang!" marah Rosa kepada putranya.

       Hadi yang kena omel mamanya lantas menyanggah, "Ya ampun, Mama, mana ada Hadi bawa lari anak orang. Ema, tuh yang maksa-maksa Hadi untuk nganterin ke toko buku."

       "Iya, tante, tadi Ema yang minta Hadi buat nganterin Ema ke toko buku. Buku pelajaran Ema masih kurang. Terus tadi kami mampir makan dulu, makanya lama." Ema menjelaskan dengan sopan.

       "Lama gara-gara ngeladeni fans kalik," celetuk Hadi.

       Ema mencubit perut Hadi. Cengar-cengir ia menanggapi perkataan Hadi.

       "Ema, lain kali kalau mau ke mana-mana izin ke mami dulu. Jangan main ngilang saja. Kamu pikir mami nggak khawatir?!" geram Mira kepada Ema.

       "Iya, Mi, maaf." Ema menunduk merasa bersalah.

       "Ya sudah, nggak usah ribut-ribut di sini. Sekarang kalian masuk, terus bersihin diri." Rosa mempersilakan sejoli itu masuk.

       Hadi dan Ema menurut, mereka segera masuk rumah untuk membersihkan diri.

                           🌙🌙🌙

       "Ema, mami benar-benar nggak suka sama kejadian tadi. Nggak seharusnya kamu ngajak Hadi pergi tanpa pamit macam itu. Kamu perempuan dan posisi kita sekarang ini numpang di rumah orang, tolong jaga reputasi kita."

       Di kamar, Mira menasihati Ema. Ia berusaha menekan suaranya serendah mungkin agar orang luar tidak mendengarnya.

       "Mami kan sudah larang kamu agar nggak pergi ke mana-mana hari ini karena kita akan segera pindah. Lalu, kenapa masih melanggar?"

       "Ema salah, Mi. Ema minta maaf." Hanya itu yang keluar dari mulut Ema ketika maminya panjang lebar menasihatinya sejak tadi.

       Sebenarnya, Ema sengaja pergi tanpa izin karena enggan pindah hari ini. Ia benar-benar menghindari perpisahan dengan Hadi. Ia masih ingin berlama-lama bersama Hadi. Setidaknya kehadiran Hadi dapat mengobati sejengkal luka di hatinya.

       Melihat raut penyesalan di wajah Ema membuat Mira luluh. Ia usap kepala gadis semata wayangnya. "Jangan lakukan kesalahan yang sama lagi, ya. Besok usai pulang sekolah, kemasi barang-barangmu, mami sudah mendapatkan sewa rumah untuk kita berdua."

       Ema menengadahkan wajahnya. Ia tatap lekat wajah wanita yang melahirkannya itu.

       Mira yang ditatap dengan cara berbeda oleh Ema langsung paham isi hati putrinya. "Nggak jauh-jauh dari sini, kok. Kamu masih tetap bisa bertemu Hadi."

CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang