23. Puisi

30 8 17
                                    

Assalamu'alaikum!

Setelah 1 bulan ga update
Gimana kabar kalian?
Semoga baik ya

Kangen gak sama kulkas 10 pintu?

Atau kangen sama author nya nich?!

Canda ya readers
Oke, yuks kembali menjelajahi bab cerita!

-Happy Reading-

~~~~~~~~~~~~✿~~~~~~~~~~~~

Malam hari menjelang tengah malam, namun anak-anak muda ini masi belum tertidur, bahkan mereka justru bersantai di markas mereka. "Eh Sat, tadi gue liat cewe lo akrab bangat tu sama si Rey" ujar Raka di sela-sela aktivitas memakan senack nya.

Satya yang tadinya bermain ponsel, kini beralih menatap Raka "Dimana?" Tanyanya penasaran.

"Depan leb biologi, gue liat mereka berduaan" Jawab Raka enteng namun Satya sudah menggedarkan pandangan menatap sinis kearahnya.

Raka yang menyadari itu lantas mengangkat tangannya membentuk huruf V "Serius deh, kaga bohong gue" ucapnya was-was kala melihat tatapan Satya yang sudah ingin murka.

"Bukanya mereka memang temenan?" Sahut Afran membuat keduanya menoleh, Afran memasang wajah cool nya menyilangkan kedua tangan di depan dada.

"Wah serius?" tanya Raka antusias.

"Hm.. Bahkan mereka udah lama kenal, sebuah kenal sama Lo" ujar Afran menatap Satya, dilihatnya sekarang wajah Satya yang semakin ingin meledak. Tentu, lelaki mana yang tidak kesal jika kekasihnya lebih dekat dengan pria lain.

"Lo tau dari mana?" Tanya Raka penasaran.

"Ada lah, lo gak perlu tau."

"Ye, si Dajjal!" Protes Raka mencibir.

"Dajjal-dajjal! Lo kali ah, Dugong!" Balas Afran tidak mau kalah.

"Eh," Raka berhenti ia mengernyit heran saat indra penciumannya merasakan sesuatu "Lo pada nyium bau gak sih?" Tanyanya serius.

"Iya, bau-bau cemburu" Celoteh Afran melirik Satya yang masih kepanasan api cemburu.

"Bukan itu gila, ini tuh kayak bau asap. Astaga! Gue lupa matiin kompor" Beo Raka, berlari cepat menuju dapur diikuti Afran dan Satya.

"WTF? Sejak kapan Lo belajar masak!" Teriak Afran heboh ketika api dihadapannya mulai menyebar.

"Sejak dapur diciptakan" Ucap Raka asal.

"Lo berdua bego apa gimana? Api udah besar gini malah becanda!" Sentak Satya menggeleng heran, tak habis piki dengan mereka.

"Air, air dimana air?!" Panik Raka melihat ke sana ke mari, dan beralih menatap Afran meminta jawaban.

"Ya ndak tau kok tanya saya" ucap Afran terdengar watados.

"Serius lo ah, gimana kalo Rey balas dendam, terus nikung gue, dan gimana kalo Rey ambil Nayla dari gue. kan gak lucu" ucap Satya semakin kesal melihat respons dari Afran.

"Yaallah gue belum mau mati, gue masih pengen hidup, mau nikah dulu sama ayang" Monolog Raka, yang diblas sinis oleh Afran dan Satya.

"Ayang-Ayang, makan tuh ayang" ketus Afran.

"Zen! Mana Zen?!" panggilan itu terdengar dari sudut tangga, kali ini mereka memang berkumpul di lantai atas yang memang markas mereka terdiri dari dua lantai. Dan tambahan lantai rahasia dibawah markas.

NYCTOPHILIACTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang