13. Candu

76 53 8
                                    


Sudah hampir 2 bulan berlalu siswa-siswi baru belajar di SMA Angkasa. Seperti halnya yang lain, ketiga gadis itupun mulai terbiasa dengan lingkungan sekolahnya. Di sinilah mereka sekarang, kantin SMA, Angkasa.

"Tumben banget gak sih hari ini banyak jam kos" ujar Vita sebelum kembali memasukan sesuap makanan ke mulutnya.

"B-aja" celutek Clara cuek, gadis itu meminum jusnya dengan elegan.

"Dih Clara mah gak asik, enak tau jam kos" ujar Vita senang.

"Coba gue tanya, enak dimananya?" tanya Clara nyalang, menurutnya jam kosong hanyalah membuang-buang waktu.

"Ya kan kita bisa ribut, bisa cerita di kelas, bisa gerak sesuka hati, pokonya enak deh" ujar Nayla menyahut.

"Gak ada yang tau besok lo akan seperti apa, selagi lo masi punya waktu manfaatin baik-baik, bukan buat santa-santai dong. Karena waktu itu berharga" Ujar Clara, bukan bermaksud sombong atau apa, gadis itu hanya sekedar mengingatkan teman-temannyaa betapa pentingnya waktu, dia belajar dari pengalamannya.

"Gue suka kata-kata lo" ucap seseorang yang entah dari mana datangnya tiba-tiba duduk di samping depan mereka.

"Afran?" bingung Vita menatap Cowok itu heran, kenapa ia tiba-tiba kesini.

"Time passing by selalu berharga, coba liat sekarang, kalian masih bisa sama-sama, tapi kita gak tau kedepannya kan, kita gak tau seperti apa takdir memihak waktu, baik atau buruk semunya milik tuhan. Jadi menurut gue selagi lo punya waktu berharga manfaatin semua itu dengan baik" ujar Raka memperjelas maksud Clara, cowok itu sepertinya sangat akhli merangkai kata-kata.

Melihat keterkejutan ketiga cewek didepannya yang menatapnya aneh, Raka berdeham "Ehkem! Sorry gue lancang asal duduk, tapi bener-bener udah penuh tempat lain" ujarnya merasa canggung seketika.

"Sans kali, duduk aja" ujar Vita sedikit tersenyum.

"Btw kayaknya lo cocok deh kalo open Podcast" ucap Nay menanggapi, pasalnya Afran seperti sangat jago dalam hal seperti itu.

"Boleh si, tapi gue ga ada waktu, jadwal gue padet" ujarnya memberitahu.

"Dih si paling sibuk" celetuk Vita

"Raka! disini ternyata" ucap seseorang yang tiba-tiba datang menghampiri Raka. Sial Nayla hampir tersedak minumnya kala mendapati orang itu, sungguh ia sangat terkejut "Sa-Satya?" gumanya tanpa suara, cewek ini segera menyembunyikan wajah di belakang punggung Vita.

"Gue boleh gabung?" tanya Satya.

"Iya silakan" ucap Clara mengeser duduknya memberi ruang kepada mereka untuk duduk.

"Gue ke toilet dulu" bisik Nayla pada Vita dan dengan sangat hati-hati dia melangkah pelan agar Satya tidak menyadarinta. Namun naas, nyatanya Satya dengan mudah menyadarinya "Nay?" panggil Satya.

"Mampus" batin Nay seraya menghentikan langkahnya. Dirinya kemudian berbalik "I-iya, l-lo manggil gue?" ucap Nayla gugup, tidak tau dikarenakan apa, akan tetapi Nayla berusaha menghindari kontak mata dengan Satya, sejak kejadian itu.

Dengan cepat Satya menghampiri "Lo kenapa? Lo sakit?" tanyanya terlihat khawatir.

"Hah? gu-gue. Engga gapapah" jawab Nayla menggeleng cepat, ia berusaha mengatur rasa gugupnya.

"Tapi lo keliatan, kayak kurang sehat."

"Gue gapapa, em.. gue duluan" pamit Nay bergegas pergi menjauh. "Sial, kenapa harus ada Satya si di mana-mana" kesal Nayla dalam hati di sela-sela perjalanannya.

Satya menatap kepergian Nayla dengan tatapan bingung, ia takut hal seperti ini akan terjadi, sepertinya Nayla memang berupaya menghindar sejak dua hari yang lalu, setelah Satya mengungkapkan perasaannya.

NYCTOPHILIACTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang