Pada pukul 07.15 ujian sudah dimulai, pengawas memasuki kelas, meja yang tersusun rapi dengan masing-masing diberi jarak dua meter itu nampak diisi siswa yang duduki di bangku sesuai absen mereka.
Lembar kertas ujian mulai dibagi, mereka mulai fokus mengerjakan soal, di baris pertama urutan tiga ada Afran, di belakangnya ada Clara, di baris ke empat urutan dua ada Raka, di baris ke lima paling tengah ada Varel dan Vita, sementara di ujung belakang ada Zean.
Mereka semua nampak fokus dengan aktivitas masing-masing kecuali Zean, cowok itu belum mengerjakan apa-apa, ia justru memperhatikan Clara yang fokus mengerjakan soal. Senyum miring tercetak hingga sepuluh menit berlalu barulah ia mengerjakan soal-soal itu, dengan segera ia menyelesaikannya hanya dengan waktu 15 menit Zean berhasil menyelesaikan 50 soal.
Cowok itu berdiri dari tempat duduknya menuju ke meja guru mengumpulkan lembar ujian. Clara berdecih melihat cowok itu keluar dari sana "awas aja, Diamond Class milik gue" Monolognya percaya diri.
●●●
Bel terakhir berbunyi, siswa diperintahkan mengumpulkan kertas ujian mereka, setelahnya siswa-siswi itu keluar kelas masing-masing. Beberapa siswa nampak frustasi dengan ujian mereka "gue bener-bener pusing liat tuh soal-soal!" Ucap salah satu siswa dengan temannya.
"Anjirt gue bahkan gak tau apa-apa!" Jawab teman di sebelahnya yang terduduk lemas.
Beda dengan Vita yang mendengar percakapan itu, ia justru tersenyum singkat, rasanya bangga karena dia berhasil menyelesaikan ujian dengan mudah hari ini, tidak sia-sia ia menghafal sampai bergadang.
Namun senyum yang tadi terukir nampak hilang setelah ia sampai di depan gerbang, pandangannya melemah saat melihat jalan, apakah ia harus mengungsi jalan itu lagi, sungguh melelahkan harus berjalan kaki.
Di tengah hembusan nafas dan langkah kakinya sebuah mobil tiba-tiba mendekat, kaca mobil menurun menampilkan wajah seorang laki-laki "Hai cantik" sapanya menaikan alis.
Gadis itu tersenyum tipis "Lo ngapain sih" komentarnya.
"Mau gue anter?" Tawarnya.
Vita mengernyitkan dahi sesaat setelah tersenyum singkat, lalu mengangguk "boleh" ucapnya membuat Afran tersenyum puas.
Mobil itu melesat melewati kendaraan lainnya. Oke Afran memeng sangat jarang menggunakan motor, cowok itu lebih suka memamerkan koleksi mobil-mobil sport yang ayahnya punya.
"Gimana hari Lo? Masi hemat" Tanya Afran menetap Vita beberapa detik dan kembali fokus ke jalan.
Vita menghela nafas "Gue.., kayaknya mau mati" ucapnya asal-asalan.
"Cantik kok ngomongnya gitu" Tutur Afran meledek.
Vita berdecak "Ganteng kok banyak tanya?" Balasnya tak mau kalah.
Afran terkekeh pelan, sedikit menyesal karena dia baru tau jika cewek bar-bar seperti Vita sangatlah lucu "Gue emang ganteng, baru tau ya?" Afran menoleh sembari menaik turunkan alisnya dengan senyum narsis.
"Lo kok ngeselin sih" Ketus Vita kesal.
"Gue ngeselin cuma sama lo kok, tenang aja" tutur Afran santai tanpa beben.
Vita terhenyak, jadi maksud Afran sikap menyebalkannya itu sengaja di tunjukan untuknya gitu? Menyebalkan.
"Kenapa Lo baik sama gue?" Setelah 1 menit keduanya terdiam, pertanyaan random itu keluar dari bibir Vita.
Afran menetap Vita dalam sesaat "Kenapa lo tanya?" Ucap Afran balik bertanya.
Vita tersenyum kecut "Gue heran aja, semua orang kan benci gue, cewek yang emosional, cewek sadis, banyak drama, banyak bacot, selalu buat masalah, apalagi orang tua gue, mereka gak pernah percaya sama gue, dan gue rasa gak ada orang yang mau di pihak gue"

KAMU SEDANG MEMBACA
NYCTOPHILIAC
Teen Fiction⚠️MENOLAK PLAGIAT⚠️ Zean Drayn Lorenzo seorang pemuda berdarah dingin yang dipertemukan dengan Clara Avza Edward, gadis cantik yang hatinya telah hancur. Pertemuan yang tidak tepat membuat mereka saling membenci. Hingga Zean memutar keadaan setelah...