Berhenti atau bertahan, dua-duanya adalah pilihannya yang sulit
-Clara-
◍◍◍
Hari ini adalah acara resmi Night Training Generation-7 dibuka. Semua perserta latihan sudah berada di tempatnya masing-masing.
"Seperti yang telah kami shere, tes terbagi menjadi 7 tahap, Setiap tahap harus kalian lewati dengan kehati-hatian, jika kalian berhasil dari tahap 1 sampai 6 kami akan memberikan 42 poin jika salah satu gagal poin berkurang -7, sementara untuk tahap ke 7 sendiri kami memberikan 12 poin namun jika gagal poin ke 7 adalah 0, bisa dimengerti?"
"SIAP!" ucap mereka kompak.
"Baik, persiapan diri masing-masing untuk segera memulai tes!"
Sementara itu, Afran dan Satya tengah menjaga gerbang markas, gerbang ini akan di tutup dan dikunci rapat jika seluruh anggota telah hadir namun sisa 2 orang yang belum berada lokasi dari 195 anggota pelatihan.
Tab.. Tab..
"Terlambat 30 menit, kenapa baru datang?" Afran berucap datar, tatapan cowok itu mengintimidasi, di tatapnya cowok yang masih dengan nafas tersengal-sengal. Sepertinya Manusia yang satu ini lari dari tempatnya menuju ke sini.
"Na-Na-Naren..."
Afran mengernyit "Naren?" kenapa anggotanya ini justru mengatakan nama sahabatnya dengan ekspresi yang sulit ditebak namun nampak cemas akan suatu hal.
Kazael masi mencoba mengatur nafasnya "Na-Naren.." sial, lidahnya terasa kelu hingga sulit untuk mengatakan sebuah fakta yang menyakitkan.
Satya menahan tubuh Kazael yang hendak limbung karena gemetar "Iya Naren kenapa?" Penasaran sekaligus khawatir, Satya ikut bertanya.
"Naren..."
"Iya dia kenapa? Naren kenapa Kazael?" Afran menahan kedua pundak Kazael agar cowok itu cepat bicara, entah karena apa perasan Afran menjadi tidak tenang.
Kelopak mata Kazael memanas, dadanya terasa sesak "Di-dia.. M-meninggal"
"A-apa?" Satya membeo, benarkah yang dia dengar? Apa mungkin Naren meninggal? Tapi tidak mungkin dengan ekspresi wajah Kazael yang jelas penuh ketakutan itu diumpamakan sebagai canda.
"Kazael bicara yang serius! kita gak lagi bercanda? Naren kenapa?!" Nada bicara Afran naik satu oktaf, baru kali ini Satya melihat sahabatnya yang memiliki aura penyayang dan lembut ini bicara sarkas seperti itu.
"Gu-gue gak bohong, Na-ren... M-me-mme.." Kazael tidak kuat, cowok itu tidak bisa lagi mengulang kalimat untuk kedua kalinya, rasanya bergemuruh, ia juga tidak percaya jika sahabatnya yang dari kecil hingga sekarang itu telah meninggal, sungguh Kazael adalah orang yang pertama merasakan sakit setelah mendengar kabar buruk kematian Naren.
Satya menepuk pundak Afran "Tenang, biar gue bawa dia, lo beri tahu Zean, yang lain nanti dulu, setelah latihan malam ini selesai kita jelasin ke yang lain" ucap Satya membawa pergi Kazael.
Afran menghela nafas, ia menguci gerbang utama sebelum akhirnya pergi ke area simulasi. Setelah menemukan keberadaan Zean bersama yang lain, cowok itu mendekat "Kita harus bicara" Bisiknya, kemudian berjalan ke belakang diikuti Zean.
"Ada apa?" Zean bertanya, namun Afran tidak menjawab cowok itu masi terus berjalan di depannya, Zean heran sebenarnya cowok di depannya ini sedang kenapa, ingin bicara kenapa harus sejauh ini dari yang lain, sudahlah Zean malas meneka-neka, biarkan saja Afran seenaknya kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
NYCTOPHILIAC
Teen Fiction⚠️MENOLAK PLAGIAT⚠️ Zean Drayn Lorenzo seorang pemuda berdarah dingin yang dipertemukan dengan Clara Avza Edward, gadis cantik yang hatinya telah hancur. Pertemuan yang tidak tepat membuat mereka saling membenci. Hingga Zean memutar keadaan setelah...