34. Fakta

21 2 0
                                    

Cuma sosok figuran yang hanya bisa mengagumi, bukan memiliki.

Vita Lucth Arnow

◍◍◍

Hari ini adalah pagi yang serius bagi para siswa, hari dimana ujian berlangsung di SMA Angkasa. Clara dan kedua temannya sengaja datang pagi-pagi untuk hari pertama ujian mereka, situasi lorong koredor terkesan horor dan begitu sunyi karena masih terlalu pagi untuk datang ke sekolah.

"Sepi banget, kayaknya kita kepagian deh, gimana kalau ada hantu.." Ucap Nayla was-was menoleh ke sana ke mari seraya mengusap pundaknya yang mendadak terasa dingin.

"Diem deh gak usah ngaco" Clara bercelatuk muak.

"Oh iya, gimana keadaannya Mama lo Nay?" Vita mengalihkan topik, sepertinya ia baru ingat jika dalam perjalanan ke rumah Clara tadi Nayla sempat cerita bahwa mamanya jatuh dari tangga, namun cerita itu terpotong karena telah sampai di mansion Clara.

Clara berdeham merasa tersinggung "Katanya kemarin mau ngabarin gue, lupa tuh" Cibirnya membuang muka, rasanya Clara sangat ingin marah pada Nayla sekarang, bisa-bisanya Nayla menyembunyikan fakta besar mengenai kronologi Keluarganya. Dan Clara benci harus tau kenyataan yang sebenarnya dari orang lain bukan dari mulut Nayla sendiri.

Nayla merasa bersalah mendengar nada ketus dari Clara "Maaf Cla, gue kelupaan" Ucapnya merubah mimik wajah menyesal.

Clara menaikan alis "Bener cuma kelupaan?" Cetusnya merasa kurang yakin dengan ucapan Nayla.

Nayla mengangguk serius "Gue bener-bener fokus rawat Mama, gak ada waktu buat pegang HP"  Ucapnya jujur, jangankan pegang ponsel, Nayla bahkan tidak sempat makan waktu itu.

"Oke" Putus Clara, meskipun kurang yakin tapi Clara akan percaya saja kali ini, walaupun sikap ketusnya mungkin tidak akan pernah berubah sampai ia mendengar pengakuan yang sesungguhnya dari Nayla.

◍◍◍

Untuk hari ujian pertama ini, semuanya berjalan dengan lancar, para murid yang sudah menyelesaikan ujian mereka segera mengumpulkan lembaran ujian, dan bergegas pulang menyisakan dua gadis remaja di kelas IPA-1.

"Lo gak papa gue tinggal, atau gue perlu panggil Nay biar bantu Lo?" Clara bertanya, gadis baik ini merasa cemas jika membiarkan Vita membersihkan kelas sendirian, terlebih Vita benar-benar tidak terbiasa dengan debu.

Vita tersenyum senang merasa diperhatikan "Nggak usah Nay harus pulang Mamanya kan lagi sakit, dan lagian kan lo juga harus bantu persiapin baju pernikahan kakak lo, gue gak papa kok tenang aja" Ucapnya terdengar santai sambil merapihkan susunan buku di meja guru.

Clara menghela nafas pasrah, jujur saja  Clara merasa tidak enak jika meninggalkan Vita dengan tugas membersihkan kelas ini sendiri, tapi mau bagaimana lagi ia memang harus membantu persiapan pernikahan Cain, Kakaknya yang sebentar lagi akan menikah, belum lagi dia juga harus belajar karena ini sudah hari-hari ujian "Lain kali gue janji bakal bantu" Ucap Clara bersungguh-sungguh.

Vita berdecak sebal, ia tau Clara pasti mencemaskan orang ceroboh sepertinya "Gue bisa sendiri, udah sana pulang" Katanya menyuruh.

"Ngusir nih?" Clara bercelatuk.

"Iya gue usir sanah pergi" Ucap Vita menggerakkan jari-jari tangan nya ke depan untuk mengusir Clara sampai ke depan pintu kelas.

Clara terkekeh kecil "Oke, gue pergi dulu. Semangat" Ucapnya di sela-sela perjalanan menjauh.

"Ya!" Vita berseru sembari memperhatikan kepergian Clara. Setelahnya gadis itu kembali masuk ke dalam kelas, yang memang lumayan sedikit berantakan yang membuatnya menghela nafas. Gadis itu meletakkan ponselnya dan mulai menyatukan rambutnya dan ikat rambut. Ia Lantas melangkah ke depan "Semangat Vita!" ucapnya mengapresiasi diri.

NYCTOPHILIACTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang