10. Football

137 60 19
                                        


Bruk..

"AAAAAAA"

"Tunggu, kenapa tidak terasa apa apa? kenapa tidak ada rasa sakit? apa yang terjadi?" batin Clara

"Lo gak pa-pa?" tanya seseorang yang keluar dari mobilnya dan menghampiri Clara.

Dan Clara yang merasa ditanyai pun mengngkat kepalanya melihat keatas
"LO" kompak mereka

"Lo cari mati?!" tajam Zean sungguh dia tak habis fikir dengan tindakan gadis di hadapannya ini barusan, bagaimana jika tadi ia tak sengaja menabraknya. Astaga.

Clara bangkit, gadis itu mendengus kesal "Siapa juga yang cari mati" ketusnya, ia berniat pergi dari tempat ini, meninggalkan cowok menyebalkan itu, namun langkahnya terhenti kala pemuda itu menahan pergelangan tangannya.

"Apa lagi" kesal Clara

Dan tanpa aba-aba Zean menarik Clara, membawa gadis itu masuk ke dalam mobilnya. Clara memberontak "Eh apa-apan si lo" kesal Clara menorong kasar bahu Zean agar sedikit menjauh, namun cowok itu sama-sekali tidak goyah.

"Ga usah kegeran lo, gue cuma mau nebus kesalahan karna hampir nabrak anak orang" ucap Zean acuh.

"Dih siapa juga" sinis Clara bersamaan dengan Zean yang menutup pintu mobil, kemudian berputar menuju pintu satunya.

Mereka memulai perjalanan dengan tenang. Clara menatap ke luar jendela sedangkan Zean masi fokus ke jalan.

Merasa suasana hening, cowok itu melirik ke samping dan mendapati Clara yang terdiam, terlihat matanya yang memera, rambut yang sedikit berantakan, dan bajunya yang terlihat kucal membuat Zean sedikit bertanya-tanya.

"Mata lo sembam lo abis nangis?" tanya Zean memecahkan keheningan. OMG! sejak kapan Zean mulai perduli dengan orang asing, mungkin dia kerasukan Jin yang dibawa Clara dari makam kali ya

"Apa peduli lo" ketus Clara.

Mendengar itu mata Zean menajam, seumur hidup tidak ada yang berani mengacuhkannya, tapi apa ini? Clara menjadi orang pertama yang tidak menjawab pertanyaannya.

Suasana kembali hening, mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Hingga beberapa menit berlalu Clara kembali mengeluarkan suara "Stop disini" ujar Clara, terlihat rumah megah di depan sana.

Zean pun mulai melambatkan mobilnya dan berhenti tepat di depan gerbang rumah itu, selepasnya Clara keluar dari mobil.

"Thanks" ujar Clara acuh, terdengar nada tidak iklas saat gadis itu mengucapkannya.

Sementara itu Zean hanya tersenyum miring "sans, anggap aja lo  berhutang sama gue" ucapnya menaikan satu alis menantang.

"Jadi lo gak ikhlas!" tajam Clara menatap kesal pemuda angkuh yang duduk di mobil sportnya. .

Zean tidak menjawab dan terlihat acuh seraya menyalakan mesin mobilnya "See you later, baby" ucapnya tersunjing kemudian kembali menjalankan mobilnya dan membelah jalanan kota.

"Damn it!"

◍◍◍

Pagi ini suasana nampak tenang, kelas yang dipenuhi puluhan murid itu menfokuskan diri menatap ke depan, ke arah seorang guru wantita separuh baya yang menerangkan. Namun tak jarang ada beberapa bangku yang kosong dikarenakan izin dan semacamnya.

Terlepas dari itu anak-anak muda ini justru berkumpul di rooftop di tengah pembelajaran yang sedang berlangsung, Zean, Afran, Raka, dan Varel mereka memilih menghabiskan waktu dengan bermain ponsel. Sungguh rasanya membodohi guru bagaikan membohongi anak kecil bagi Afran, pasalnya ia masuk kelas hanya untuk mengabsen kehadirannya dan ketiga temannya, selepasnya mereka justru pergi ke rooftop membolos pelajaran dengan alasan bosan belajar. 

NYCTOPHILIACTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang