30. Basket

44 2 0
                                        

____________๑♡๑____________

Doni, tepatnya adalah Doni Elyasa Xi, ia merupakan keturunan keluarga Xiland Varenz, namun tidak ada satupun yang tahu kecuali dirinya dan teman-temannya, karena Doni sendiri membenci nama belakangnya. Dia benci dengan ayahnya, sebut saja peria berengsek yang telah mengkhianati Mamanya hingga sekarang berada di rumah sakit jiwa.

Hidupnya telah lama hancur ketika ia tahu bahwa ayahnya selingkuh dengan Nora, wanita pelakor menyebabkan keluarnya terpecah. Satu lagi yang Doni benci, putri Nora yang menjadi alasan Papanya kembali kepada wanita itu, dan memilih meningalkan Mamanya.

Cowok itu meremas foto yang dikirim ke ruang OSIS beberapa saat lalu, tidak tahu itu paket dari siapa tapi salah satu siswa memberitahu bahwa itu dikirimkan untuknya. Biasanya di ruangan ini juga ada Viky selaku ketua OSIS, namun karena cowok itu masih dispensasi untuk mengikuti perwakilan LKS SMA Angkasa, jadilah dia yang menjadi wakil ketua OSIS wajib mengantikan tugas-tugas ketua OSIS.

Doni beranjak, ia menutup pintu ruang OSIS dengan kesal, ia membuang box  yang berisi beberapa foto itu ke tempat sampah dengan melemparnya asal. Tujuannya hanya satu sekarang, memberi pelajaran kepada satu orang yang telah berani membohongi dirinya.

◍◍◍

Di lantai paling atas gedung, yaitu rooftop lima remaja laki-laki tengah membolos tanpa beban bagaikan pengangguran bergaji. Varel, anak itu tengah merebahkan tubuhnya diatas sofa rooftop dengan nyamannya sembari memainkan ponsel

Afran, Raka dan Satya kembali berkutat dengan layar ponsel mereka memanikan game onlinenya. Sementara itu Zean masi sibuk dengan laptop, di saat teman-temannya asik bermain game ia justru mengerjakan tugas kantor dari ayahnya. Ia kesal, apakah di ZN Group tidak ada kariawan hingga dirinya yang harus mengerjakan semua ini, Zean hanya bisa menghela nafas menuruti perintah Renzo yang katanya harus melatihnya sejak dini, sesungguhnya sangat malas jika harus berdebat dengan ocehan pedas ayahnya.

Brak!

Di saat remaja-remaja ini tengah sibuk dengan aktivitas masing-masing, pintu rooftop terbuka lebar hingga menimbulkan suara keras yang mengejutkan orang-orang di sini. Doni dia pelakunya, cowok dengan tangan mengepal itu berjalan dengan langkah lebar

"Astagfirullah bang! gue kira reog nyasar ter--" Belum Selesai berucap mata Afran kian membulat, mulutnya mengangang lebar menyaksikan hal yang tidak biasa.

Bugh!

Satya tersungkur, ia merintis mengusap darah segar di ujung bibirnya, apa ini? Apakah dia melakukan kesalahan? Kenapa Doni memukulnya "Maksud Lo apa?" Satya masi bersikap tenang, ia tidak mau tersulut emosi jika hanya akan memperkeruh suasana, ia yakin Doni punya alasan untuk ini.

Raka masih loading dengan kejadian di depannya, sementara itu Varel dan Zean berdiri dengan spontan, di pikiran mereka kenapa Doni memukul Satya, apakah mereka memiliki masalah.

Doni mendekat dia mencengkeram kuat kerah baju Satya "Lo! Berani lo bohingin gue Sat!" Tajam Doni yang masi berusaha mengendalikan amarahnya meski nyatanya jari-jarinya sudah tidak tahan untuk tidak melayangkan tonjokan.

"Bang, lo apa-paan sih!" Geram Raka dia berjalan mendekat "Diem lo!" Desis nya melirik Satya sejenak kemudian menatap tajam Raka membuat anak itu berhenti melangkah.

"Bang udah!" Afran menarik lengan Doni yang akan kembali melayangkan pukulan. "Lepas!" Desis Doni menarik kasar lengannya.

"Lo kenapa sih!" Pertanyaan kesal itu terlontar dari mulut Afran, dia sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi dengan Doni hingga pemuda ini sangat marah dengan Satya.

NYCTOPHILIACTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang