14. Pacar??

80 50 12
                                    

Happy Reading To Raeders..

Malam ini para anak-anak OurStar's tepatnya anggota inti Dregouns sedang berada di kediaman Dilgantara, tepatnya rumah Afran, karena kedua orang tua Afran sedang tidak berada di rumah, mereka memutuskan untuk berkumpul di rumah Afran malam ini.

Terlihat Doni, Raka dan Satya yang tengah duduk beralaskan karpet bulu.
Sedangkan Zean, Varel, dan Afran mereka ada di teras rumah.

"Kenapa lo Sat" tanya Raka pasalnya sedari tadi ia melihat Satya yang terus melamun, juga tidak pernah memperhatikan saat ia berbicara.

"Gue gapapa" jawabnya jutek

"Kepekiran dia?" terbak Raka yang langsung mendapat tatapan maut dari Satya.

"Siapa? udahlah jangan sok tau lo!" kesal Satya, kemudian pergi beralih ke sofa, sepertinya mood anak ini sedang tidak baik-baik saja.

"Kenapa tu?" tanya Doni.

"Hehe, gue salah ngomong ya?" ucap Raka menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Berbeda dengan dua pemuda yang saat ini duduk di teras rumah, mereka tengah asik memainkan gitar dan asik menikmati nada-nadanya.

Varel memberhentikan aksi memetik benang-benang gitarnya. Tangannya telulur melihat layar ponsel, wallpaper itu memperlihatkan wajah seorang gadis yang mirip dengan bundanya.

"Nisa Anattha" gumam Zean menyadari siapa perempuan yang ada di layar ponsel Varel.

Mendengar gumaman itu Varel menoleh, ia lantas cepat-cepat menyembunyikan ponselnya. Sial, ia lupa saat ini sedang bersama Zean. Menyadari perubahan ekspresi Varel, Zean tersunjing "lo suka?" tanyanya.

Varel berdecih "Gak" balasnya menahan kesal, dia tau sahabtnya itu tengah menggodanya terlihat dari seringai yang terukir di bibir itu.

"Kalo gitu, buat gue" ucap Zean yang tentunya mendapat tatapan tajam dari Varel. Zean terkekeh, puas melihat ekspresi Varel yang terpancing emosi "Becanda" lanjutnya.

Cowok itu menghembuskan nafas pelan, ia menatap langit-langit di angkasa lepas "Dia mirip Bunda" ujar Varel Sendu.

Zean terdiam, seolah ikut merasakan apa yang Varel rasakan, sulit tubuh dewasa tanpa seorang wanita tangguh yang menemaninya hidupnya, Bundanya pergi setelah melahirkan sang adik, Varel hanya bisa pasrah dengan takdir tuhan.

"Bunda lo pasi bangga" ucap Zean seketika membuat Varel tersenyum tipis, hal paling langka yang pernah Varel tunjukan. Ternyata bukan Zean seorang yang merasa kehilangan, meski ia selalu di tinggal orang tuanya ke luar negeri, nyatanya itu tak lebih menyakitkan seperti yang Varel alami, kehilangan seorang ibu untuk selama-lamanya.

Varel kembali tegar "Tadi, lo dicari Clara" ucapnya beralih topik untuk merubas suasana.

"Hm, berisik banget tuh cewek" komentar Zean, ia merasa tertekan bila bertemu gadis sialan itu.

"Tapi dia beda dari cewek lain, matanya sama-sekali gak ada tatapan kagum ke gue, dia.. Kece" ucap Varel sedikit kagum dengan gadis yang ia masksud, sepertinya cewek itu sama-sekali tidak tertarik dengannya.

Zean berdecih kesal  mendengar itu "Ck, dia itu buta, bawel, berisik, rese, bego, kece dari mananya" ketus Zean tidak terima, gadis menyebalkan itu dikatai kece, ayolah, pasti Varel salah tanggap.

"Musuhan banget lo, awas jatuh cinta" celetuk Varel.

"Gak akan!" tolak Zean mutlak.

"Menelan ludah sendiri itu lebih mudah" ujar Varel, peribahasa yang diucapkannya memiliki makna ganda.

NYCTOPHILIACTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang