27. Avirgous?!

64 1 1
                                        

Hanya ada dua kemungkinan dari sebuah pertemuan, yaitu kebetulan atau takdir.

-Clara Avza Edward-

◍◍◍

Mall dengan tinggi 7 lantai dan luas diperkirakan 200.000 m² itu nampak jelas terlihat ramai. Warna grey yang mendominasi terlihat sangat cocok dan apik dipandang. Sementara itu ke tiga gadis yang baru saja memasuki pintu utama mall nampak berjalan menaiki eskalator.

"Kelas Lo di undang semua?"  Perbincangan itu dimulai Vita semadi mereka berdiri di eskalator.

Nayla mengangguk "Hu um, mereka pada heboh di grup masalah kado" ucapnya menunjukan ponsel di genggamannya.

"Kita juga bingung kalau itu" Clara menyahut.

"Tapi gue rasa Afran gak terlalu perduli sama hadiah orang-orang, kayaknya  dia cuma sekedar ngerayain pesta meriah buat seru-seruan" Ucap Vita, ia berfikir sejenak sebelum mengatakan hal-hal barusan.

"Sejak kapan lo tau soal Afran?" Tanya Nayla, menyelidik penuh curiga.

"Gue nebak aja" Ucap Vita terdengar watados.

"Ah masa..." Nayla sengaja memanjangkan nadanya untuk meledek temannya ini.

"Terserah lo" Putus Vita kesal.

"Haha bercanda kali Ta" Nayla hanya terkekeh setelahnya.

Mereka memasuki toko fashion style, dan melihat-lihat disana. Clara yang sedang melihat lihat pakaian nampak sibuk sendiri dengan pilihannya "Cla kita ke toilet dulu ya, ini si Nay minta ditemenin" Belum lama mereka masuk berkisar 2 menit, Nayla justru ingin ke WC, menyebalkan sekali jika harus sendirian. "Jangan lama-lama" Pinta Clara menyeru.

"Yoi"  Ucap keduanya seraya berjalan keluar.

Clara kembali fokus ke pakaian-pakaian itu "Ini kali ya..emm kalau gue jadi Afran, apa yang gue suka?" Gadis itu bergumam lirih, menebak-nebak apa yang kira-kira seorang Afran sukai.

Dug.

Barus saja berbalik bahunya membantu sesuatu "Duh" Clara mengaduh seraya mengusap punggungnya, akan tetapi setelah itu ia terkejut saat mendapati sang pelaku dengan hoodie hitam yang ikut menutupi kepalanya "Eh Zen?"

Srttt.

Degh.

Clara terdorong, punggungnya membentur dinding akibat perbuatan cowok dengan penutup luka di pipinya. Jantung Clara berpacu sangat cepat, dia bahkan kesulitan bernafas karena tidak ada ruang dalam kukungan Zean, darah Clara berdesir, jarak sedekat ini membuat wangi mint milik Zean jelas tercium olehnya, Clara lemas, memang terkesan berlebih, tapi dia benar-benar tidak kuat, terlebih tatapan lekat cowok itu semakin menghipnotis dirinya.

Tab! Tab!

Zean mundur selangkah setelah memastikan langkah segerombolan perempuan penganggu ketenangannya itu pergi. Sial sekali, kenapa hidupnya tidak pernah tenang, ingin rasanya Zean mengutuk semua perempuan pengusik itu untuk enyah dari muka bumi ini agar hidupnya damai, aman sentosa tanpa gangguan mereka.

"Huh!" Mata Clara terpejam, akhirnya dia bisa bernafas lega.

"Sorry" acuh Zean, bahkan untuk meminta maaf saja cowok itu terlihat angkuh.

"Sesak tauk" Protes Clara di sela-sela mengambil nafasnya, asal kalian tau bukan cuma Paru-parunya yang sesak, jantungnya juga sangat sesak akibat terlalu cepat berdetak, belum lagi wajahnya yang entah terlihat Semerah apa sekarang.

NYCTOPHILIACTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang